6 Prinsip yang (Sok) Sip!

Barangkali tulisan ini tidak 100% cocok untuk diikutsertakan dalam acara 5th Anniversary Giveaway: Ce.I.eN.Te.A yang diselenggarakan oleh sobat blogger zoothera. Dalam pengumuman kontes tersebut disebutkan bahwa kontes dibagi ke dalam dua kategori, yakni resep cinta dan definisi atau makna cinta. Saya berpikir bahwa beberapa poin berikut mungkin bisa dipertimbangkan untuk masuk kategori pertama. Memang tidak secara tegas menampilkan resep cinta, namun spirit yang ingin disebar oleh zoothera sepertinya adalah semangat berbagi tip atau kiat menjaga keharmonisan rumah tangga. Dalam konteks seperti itulah saya akhirnya berani menghadirkan 6 poin berikut, yang lebih merupakan prinsip umum ketimbang resep yang praktis bagi pasutri. Tentu saja ini adalah kiat berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Masa lalu dan masa depan

Sejak awal kami menikah, kami sadar bahwa kami merupakan dua pribadi yang berbeda, berangkat dari masa lalu masing-masing yang kemudian dipertemukan pada masa kini di kantor yang sama (cinlok neh ceritanya..:). Dengan mengusung moto yang kami pinjam dari penyair Inggris abad Romantik yakni Percy Bysshe Shelley, kami bersepakat untuk tidak mengulik masa lalu masing-masing. ‘Weep not for the past, fear not for the future,’ begitu kata pujangga dari Kulon tersebut.

Bahwa kami tidak akan mengintip masa lalu hanya untuk disesali atau diratapi melainkan sebagai bahan untuk melecut diri menuju perbaikan. Dan kami juga tidak memandang perlu untuk mencemaskan masa depan sebab yang terpenting adalah masa kini—titik di mana kami sekarang berada. Tugas kami adalah memanfaatkan semua sumber daya yang kami miliki demi terciptanya peluang masa depan terbaik. Sebab masa depan tentu dipengaruhi oleh tindakan masa kini seperti yang terurai dalam law of attraction.

2. Motivasi dan tujuan berumah tangga

Bila sebuah masalah menghampiri kami, terutama yang melibatkan kami berdua, maka kami segera menyegarkan ingatan akan motivasi menikah yakni sebagai bentuk ibadah dan bahwa tujuan kami menikah adalah demi membangun keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat, mengingat banyaknya keretakan rumah tangga yang menjadi penyebab kenakalan remaja atau kriminalis muda (Saya tiba-tiba teringat film lawas berjudul catch me if you can yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks yang mengisahkan seorang anak korban broken home.) Pada awal pernikahan, kami bertekad bahwa dengan atau tanpa anak, kami berdua akan berjuang menjadi warga masyarakat sebaik mungkin.

3. Nobody’s perfect

Setiap salah satu dari kami melakukan kesalahan, memang sangat menjengkelkan. Namun hal itu tidak lantas menjadi duri yang merobek daging pernikahan kami. Kami sadar bahwa tak ada orang yang sempurna di dunia ini. Memang terdengar klise, namun kesadaran semacam itu mengantarkan kami pada penerimaan dan kesanggupan untuk memaklumi serta memafkan.

Ketidaksempurnaan pribadi menjadi pijakan bagi kami bahwa kami harus saling menyokong dan memudahkan dalam berbagai hal. Bahwa orang yang menjadi pasangan kami merupakan sosok yang telah dipilihkan Tuhan untuk melengkapi ketidaksempurnaan atau melengkapi kekosongan yang ada pada diri masing-masing kami.

4. Meleburkan ego

Tidak jarang kami berada pada sebuah situasi di mana egoisme masing-masing mengemuka sehingga gesekan emosi bisa sangat menyakitkan. Dalam kasus seperti ini, kami buru-buru menenangkan diri untuk bisa melihat masalah dengan jernih dan segera mengambil inisiatif untuk menggerus ego yang cenderung ingin menang. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa kita bukanlah pemenang sejati selama kita masih belum bisa mengalahkan ego kita sendiri. Tapi memang tidak mudah mengingat dan mempraktikkan hal beginian (beginian? Apaan sih…)

5. Ketika cinta meredupCinta manusia kepada manusia lain bukanlah cinta yang abadi, sebab ia naik-turun berdasarkan kondisi batin orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jangankan cinta sesama manusia, iman kepada Tuhan saja juga mengalami pasang dan surut bila tidak pintar-pintar merawat Cinta kepada Sang Khalik. Demikian pula halnya dengan pasangan suami-istri. Saya tidak yakin ada orang yang cintanya senantiasa on 100% kepada pasangannya setiap saat selama 24 jam dan sepanjang hidup mereka. Pastilah ada kerikil-kerikil atau batu sandungan yang menguji kemurnian dan kebesaran cinta mereka.

Ketika pasangan menua, atau ketika pasangan mengalami kecelakaan yang menyebabkan berubahnya penampilan fisik—maka sangat mungkin cinta kepada pasangan tersebut akan meredup. Tentu prediksi ini tidak generik. Namun tetap saja ada kemungkinan yang besar. Oleh sebab itulah manusia terus mengembangkan ilmu pengetahuan, termasuk motivasi dan psikologi cinta untuk menguatkan perasaan atau membangkitkan gairah cinta kepada pasangan yang mungkin tidak lagi menarik seiring bertambahnya usia atau karena hadirnya pihak ketiga (siapa sih???).

Maka Umar bin Khaththab pernah mencela seorang laki-laki yang berniat menceraikan istrinya disebabkan istrinya yang tiada cantik lagi akibat digerogoti usia. Pudar sudah cinta si lelaki terhadap istrinya. Umar lalu mempertanyakan apakah lelaki itu tidak merasa malu atas janji yang telah ia ikrarkan di hadapan Allah saat menikah dahulu.

Ketika cahaya cinta terhadap pasangan telah meredup, bukan berarti ada alasan untuk membencinya lalu menceraikannya. Sebab ikatan suci itu dibangun di atas nama Allah dan landasan takwa sehingga pudarnya cinta tidak cukup memberi pembenaran untuk memutus tali pernikahan.

6. Bersyukur

Daripada sibuk merutuk dan mengeluhkan keadaan keluarga yang mungkin selalu terasa kurang dan kurang dibandingkan keluarga lain, kami memilih untuk melihat keluarga atau orang-orang lain yang jauh lebih menyedihkan hidupnya. Kami merasa beruntung dipersatukan dalam ikatan cinta tanpa paksaan (itu mah Siti Nurbaya—walaupun nama depan istri saya memang Siti, hehe..) dan dikaruniai seorang anak yang bagi banyak orang begitu dirindukan. Kami berterima kasih kepada Allah atas nikmat berupa jumlah teman yang banyak sehingga bisa membantu kapan saja saat diperlukan. Bukankah tidak sedikit orang yang merasa sendiri dan sepi hatinya walaupun diliputi kemewahan dan keberlimpahan harta?

Kami punya banyak waktu di rumah bersama anak kami sedangkan banyak pasangan lain harus menyerahkan pengasuhan anaknya kepada seorang pembantu. Ada banyak hal yang menjadi pintu bagi kami untuk bersyukur, dan itu menghalau kami untuk menciptakan konflik internal atau eksternal. Kesibukan untuk mensyukuri nikmat Tuhan menjadi senjata ampuh sekaligu pelipur lara bagi kami atas ‘penderitaan’ apa pun yang terasa menyedihkan.

Well, rasanya cukup ocehan saya yang tak berguna ini. Entah apakah postingan seperti ini yang dikehendaki oleh zoothera. Yang jelas, pada usia pernikahan zoothera yang kelima, saya urun doa saja (urun duit rugi dong…mintalah ama Gayus ato Nazaruddin:) agar Allah senantiasa menyatukan zoothera dan suaminya dalam cinta yang saling menguatkan, mengasyikkan dan mengantarkan pada rida Allah. Untuk zoothera dan suami, percayalah bahwa keindahan bisa bersemi kapan saja, dan keajaiban bisa menghampiri kalian pada waktu yang tiada terencana. Insya Allah–We’ll find the way…(Nyok nyanyi ala Bang Maher Zain!

23 Comments

  1. Ahhhhhh seperti biasa sukaaa dengan tuturan ala Walank.. 6 prinsip ini masuk kriteria banget kaleeee… hehehehehe
    Linknya udah diapdet di list peserta GA Ce I eN Te A kategori 1 yooooo.. tararengkiyu 🙂

    Like

  2. Niatnya sih cuma ikut meramaikan hajatan Mbakyu Zoothera yang akan memasuki tahun pernikahan ke-6. Semakin banyak orang yang mendoakan Mpok Zoothera dan suami kan semakin kuat getaran doanya untuk didengar dan dikabulkan…Peserta GA-nya merambat naik terus ya, aku juga udah liat-liat kok. Pokoknya semangat terus, okay?

    Like

      1. Iya Zooth Maksudku kau akan merayakan ultah yang ke-5 dan sehari setelahnya kan udah masuk tahun ke-6 pernikahan. Betul tak? Ultah pernikahan ke-6 memang akan jatuh 12 Januari 2013..Salam dan semoga kompak selalu!!

        Like

  3. wuih … mrinding bacanya … ini mah ocehan yg wouke tenan! dahsyat kata “tokoh pujaanmu” bilang! Walau baru punya anak 1 (yg mungkin masih kalah pengalaman sama yg mau punya anak 2 ^…^), tp pemikiran si walank ini josh gandosh. Pemikirannya tamnpak dewasa, melebihi usia yg sebenarnya, terasa real …

    Like

    1. @Halamanmoeka: Merinding mas? Lebih merinding kalo Anda ngeliat langsung wajah saya..hahaha. Anda memang top markotop soal pembiakan anak Pak, hehe. Bukan lebih dewasa lagi, lha wong emang saya ini udah tua dari sononya je..Pantaran saya udah pada ga ada, xixixi :p

      Like

  4. Nearly every one of what you explain is supprisingly appropriate and that makes me personally ponder exactly why I hadn’t viewed this with this particular light previously. Your piece truly does turn the light on personally personally as much as this certain subject moves. Nonetheless at this time there is actually a definite position I’m not too comfy along with so whilst I attempt to reconcile that with all the main thought of the issue, let us observe what all the rest of the subscribers ought to say. Nicely done.

    Like

  5. This is the straight 6 Prinsip yang (Sok) Sip! | BELALANG CEREWET diary for anyone who wants to move out out almost this subject. You observe so overmuch its most exhausting to present with you (not that I real would want…HaHa). You definitely put a new rotate on a content thats been shorthand active for period. Metropolis meaninglessness, but major!

    Like

  6. Wow, wonderful blog layout! How long have you been blogging for? you made blogging look easy. The overall look of your web site is fantastic, as well as the content!. Thanks For Your article about 6 Prinsip yang (Sok) Sip! | BELALANG CEREWET .

    Like

  7. I have been surfing online more than 3 hours today, yet I never found any interesting article like yours 6 Prinsip yang (Sok) Sip! | BELALANG CEREWET. It’s pretty worth enough for me. Personally, if all website owners and bloggers made good content as you did, the internet will be much more useful than ever before.

    Like

Tinggalkan jejak