akhirnya semua basah
kecuali kenangan yang gagap mengeja cahaya
dalam kabut
masa lalu menggigil. membuka rahim alam
sebelum dedaun pinus, atau cemara
mengasingkan diri ke dalam rasa sakit yang tak pernah padam.
akhirnya hanya ada resah
mengunci segala kata segenap suara
pada diam matahari
pada demam memori
keabadian telah sah
tumbuh begitu asing
seperti rasa lelah
melukai usia berkeping-keping
hingga maut dan laut
tak menyisakan rindu
walau sejumput
akhirnya inilah kisah
kebodohan terus ditulis
pada selembar semesta
dan jarak tak mungkin dikikis
dengan selaksa doa
atau sebaris wahyu yang merana
biarlah kenangan tersesat
dalam rimba yang kita ciptakan
agar harum cahaya sanggup melesat
ke relung nurani yang telah karatan
agar hening terus berpijar
mengawetkan bening pada daun-daun
sayup-sayup kabut mencair
meneteskan air mata paling rahasia
dan basah kuyup kita dalam embun sihir
sebelum bumi mengelupas—
dan melahirkan kita dalam percikan dosa.
akhirnya semua basah
akhirnya semua rebah
kecuali hati yang gagal menangkap firman
akhirnya merekah
akhirnya membuncah
setitik manusia yang kosong.
yang kosong.
yang kosong.
keren bangetsssssss……
berapa lama kaka bikin ini, ka?
LikeLike
Terima kasih atas kunjungan Yisha. Tadi pagi abis jalan-jalan keliling kompleks muncullah ide nulis larik-larik yang entah bisa disebut puisi atau enggak neh. Masih belajar kok, Yisha. Semangat akhir pekan! 😀
LikeLike
kalau basah dikeringkan saja dulu pak 🙂
LikeLike
Udah berusaha, tapi susah keringnya, Mbak. Minta bantuan Pascal boleh? 😀
LikeLike
No Comment…ikut nge-like aja…hehe
Yang penting ini-lah: Salam kreasi…hehe
LikeLike
Salam balik 🙂
LikeLike
saya suka…. 🙂
LikeLike
Terima kasih.
LikeLike