Weekly Photo Challenge: Reflections

refle

Setiap kali mengantar pesanan wingko jolla-jolly kepada reseller kami, saya selalu melewati jalan kompleks yang baru. Lebih tepatnya cluster perumahan yang baru. Udara Bogor memang masih terjaga di lingkungan ini. Biasanya pukul setengah enam pagi saya meluncur menembus kabut tipis dengan selimut udara pagi yang menyejukkan. Embun masih betah berlama-lama di atas rerumputan. Udara bersih dan harum kabut sungguh melegakan dada.

Suatu pagi saya tergoda mengabadikan gambar ini. Sebuah mesin berat perata jalan teronggok di pojok jalan baru yakni bekas ladang yang baru saja dibuka. Ada matahari tipis yang menggantung di ufuk semesta. Kamera ponsel saya yang sederhana tertarik mengintipnya.

Gambar ini membuat saya merenung tentang modernitas dan tradisi. Tentang lingkungan dan kemajuan. Kini bukan rahasia lagi bila para pengembang perumahan telah menggempur bahkan hingga pelosok kampung untuk membangun perumahan. Sawah dan ladang kian berkurang akibat derasnya permintaan (gairah meraih untung dari bisnis) perumahan. Di satu sisi, manusia butuh tempat berteduh bernama rumah. Di sisi lain, kebutuhan tersebut terpaksa menggusur atau memusnahkan lahan-lahan produktif yang secara otomatis mengusir elemen semesta lain dari habitat alaminya.

Click here to see the English version: reflection – house and the environment

14 Comments

  1. traktor seperti ini juga sudah menghabiskan sisa-sisa sawah di sekitarku, padahal setiap pagi setiap melihat sawah itu rasanya tambah semangat
    sedih jadinya sawah juga mau dijadikan lahan perumahan

    Like

  2. keren deh fotonya, mas Rudi.. 😀
    apa kabar Bogor?

    disekitar rumahku di jakarta timur satu petak sawah jg dikorbanin lagi untuk pemukiman baru, sayang banget krn ternyata blm banyak penghuninya.. 😦

    Like

Tinggalkan jejak