Mengiri (Bagian 1)

IMG0620A
Mengiri bukan antonim dari menganan. Mengiri juga bukan ikan laut bersisik halus yang dagingnya putih dan biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat kerupuk atau siomay. Itu mah tenggiri. 😉 Mengiri terbentuk dari awalan me- dan kata sifat iri. Mengiri berarti memiliki sifat iri.

Dalam kamus bahasa Indonesia, iri mengandung makna yang cenderung negatif dan bahkan ekstrem. Bila melihat arti dalam kamus ini, maka sifat iri haram hukumnya. Tidak layak menempel pada diri manusia. Sedangkan dalam kamus Oxford, iri terdaftar pada dua lema, yakni jealous dan envious.

Jealous: feeling angry or unhappy because you wish you had something that somebody else has.


Iri seperti definisi di ataslah yang tidak boleh kita pelihara, sebab ada perasaan marah (angry) dan tidak senang (unhappy) atas pencapaian atau pemilikan sesuatu oleh orang lain. Perasaan iri seperti ini, bila tidak dikendalikan, bisa membesar menjadi dengki atau hasud, yang sudah jelas hukumnya dalam agama. Disebutkan dengan jelas bahwa hasud atau dengki akan menggerogoti kebaikan seperti api yang melahap kayu kering. Benar-benar berbahaya.

Kita simak lema yang lain sebagai berikut.

envious: wanting to be in the same situation as somebody else; wanting something that somebody else has

Sedangkan perasaan iri di atas adalah wajar. Yakni perasaan ingin memiliki sesuatu atau ingin berada pada posisi tententu sebagaimana yang dimiliki orang lain. Saya rasa ini sah-sah saja sebab perasaan semacam ini bisa melecut diri kita untuk berkembang dan bergerak maju. Bahasa simpelnya, iri di sini menjadi semacam pancingan atau tolok ukur diri kita.

Mari bandingkan dengan arti iri dalam KBBI, yang ditafsirkaan dengan:

merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dsb); cemburu; sirik; dengki

Pemaknaan ini mirip atau senada dengan jealous dalam bahasa Inggris, yakni perasaan iri disusupi ketidaksenangan. Perasaan tidak senang, sekali lagi, jika tidak dikontrol, bisa menelurkan intrik-intrik atau upaya jahat untuk menjatuhkan orang yang mendapat berkah itu.

Maka dalam konteks ini, definisi iri yang terdaftar dalam kamus bahasa Indonesia sebenarnya kontradiktif dengan penggunaan riil kata tersebut dalam kalimat.

Sebagai contoh:
(1) “Aku iri deh sama Gigin. Dia dari keluarga pas-pasan, tapi kini usahanya sukses berkat kerja keras. Masak aku dari keluarga berada ga bisa kayak dia?”
(2) “Sial, aku kalah lagi. Balap sepeda ini makin memuakkan. Aku harus berbuat sesuatu. Jimmie ga boleh menang lagi. Enak saja dia merebut hati penggemarku. Gak ada cara lain. Aku harus ….”

Dua kalimat di atas tentu mempunyai mood yang berbeda. Kalimat pertama masih bisa kita maklumi, sementara kalimat kedua harus kita waspadai. Namun bahasa Indonesia mengakomodasi kedua kalimat ini dalam pengertian yang berbeda, berbeda dari makna awal dalam kamus. Iri di sini bisa bersifat positif maupun negatif. Satu kalimat membangkitkan energi dan melecut semangat sementara kalimat yang lain justru menyemburkan kengerian dan kesumat.

Bersambung ke Mengiri (2).

26 Comments

  1. Tapi memang lebih baik iri dalam kebaikan dari pada iri yang pada akhirnya membawa dendam.
    Kemarin baru aja aku belajar dengan adik-adikku mengenai awalan. Jawanya ngiri ya mas. Lanjutkan ditunggu part 2-nya.

    Like

  2. Mengiri itu hanya boleh ditujukan kepada dua orang
    1. Orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain.
    2. Orang kaya yang menyedekahkan hartanya di jalan Allah

    Salam hangat dari Surabaya

    Like

  3. Saya selalu punya jelous maupun envy. Tak bisa menyingkirkan kecuali berdamai dan berusa sekuat tenaga menjadikannya energi ke arah perubahan yang lebih baik

    Like

    1. Kok sama dengan saya, Uni. Baik jealousy maupun envy saling berdesakan minta diperhatikan. Saya kira itu wajar karena kita memang bukan malaikat yang memiliki elemen baik saja. Tugas kita adalah mengendalikan agar envy tidak tumbuh menjadi jelaousy, sebab kita tak mungkin menghilangkannya sama sekali. Kalau terhadap Arenga saya envious atau jealous ya? Hehe. Salam sukses terus untuk bisnis Uni Evi…. 🙂

      Like

    1. Betul, Mbak. Kalau tak ada iri, rasanya bukan manusia ya, hehe. Hanya saja memang jangan sampai dibiarkan menjadi dengki yang membahayakan. Mendingan irit aja kayak Miss hagemaru daripada terlalu banyak iri ya hehe 😉

      Like

  4. meski merasa janggal dengan kalimat mengiri karena kelaziman dikeseharian nggak pernah menggunakan kata ini, namun maknanya sangat penting. Kencerungan tabiat negatif ini jika menempel pada diri kita, tentu akan menguras energi jika iri itu ditujuan pada perkara-perkara tidak baik. Dan iri bisa memacu dan memotivasi diri lebih baik jika iri dalam atas kebaikan yang dilakukan orang lain.

    Like

    1. Saya juga merasa aneh saat mendapati bahwa bentuk yang baku adalah mengiri, Kang. Tapi yang lebih penting bukan bentuk katanya ya, melainkan isi atau arti yang dikandungnya. Selagi itu bisa melecut kita untuk berbuat baik, rasanya sifat iri boleh saja asalkan tidak membahayakan kepentingan orang lain, Namun bila sudah melewati ambang iri yang berlebihan, harus kita stop agar tidak berkembang menjadi dengki yang menyiksa diri kita.

      Like

Tinggalkan jejak