Cara Ampuh Menghindari Pencurian Sandal di Masjid

Jujur rasanya malu bila berbicara tentang kasus kehilangan apa pun yang terjadi masjid. Sebagai rumah ibadah, tempat sujud dan munajat, seyogianya pengunjung yang hadir akan dimanjakan dengan kelembutan dan kedamaian. Masjid harusnya menjadi pos rehat yang menenteramkan semua orang yang memasuki atau menyinggahinya. Namun sayang, di beberapa masjid, paling tidak yang pernah saya kunjungi, kasus kehilangan rasanya terus menghantui.

Sewaktu menghadiri tausiah KH Zainudin MZ di Masjid Baiturrahman Semarang belasan tahun yang lalu, seorang teman saya kehilangan sandal barunya, sandal kulit, dan ia terpaksa pulang dengan menapaki jalanan tanpa alas kaki. Di masjid kompleks juga demikian. Jika tak waspada menyimpan tas berisi barang berharga, ia bisa raib begitu saja. Ada pengunjung yang pernah kehilangan tas berisi laptop, atau ponsel pintar. Di masjid air mancur Bogor juga didera kekhawatiran yang sama. Tas atau barang berharga sering hilang bila tak disimpan dengan hati-hati walaupun sudah dilengkapi CCTV. Dan tentu saja benda yang kerap hilang adalah sandal karena posisinya yang tidak selalu bisa disimpan di dalam masjid.

vhuba.blogspot.com
vhuba.blogspot.com

Beberapa masjid menyediakan tempat penitipan sandal atau barang yang dikelola dengan baik. Di daerah Bogor Baru saya bahkan menjumpai masjid yang menyiapkan loker khusus untuk menyimpan properti pengunjung. Saya tinggal masuk lalu memilih loker yang tersedia dan menyimpan barang saya di dalamnya. Saya kunci dan in sya Allah aman. Namun kebanyakan masjid tidak memiliki fasilitas penitipan atau penyimpanan barang. Bahkan jika ada tempat menyimpan sandal pun, karena tak ada penjaga, sandal tetap raib digondol orang tak bertanggung jawab.

Cara ampuh amankan sandal/sepatu
Saya kerap berseloroh kepada istri saya, “Ada dua hal yang ga bakal hilang walau kita ceroboh menaruhnya di masjid: Al-Qur’an dan buku.” Saya pernah mengujinya dan relatif selalu aman. Mengapa? Mungkin karena tidak banyak orang yang suka membaca, baik buku atau kitab suci ini. Atau yang lebih gamblang, tak ada keuntungan ekonomi instan yang bisa didapat dari menilep dua benda tersebut.

Nah, cara berikut ini terbilang aman untuk mencegah sandal/sepatu kita agar tidak hilang di masjid. Saya terinspirasi dari seorang pengunjung masjid yang lain. Caranya sangat sederhana dan telah saya buktikan serta terbukti aman beberapa kali. Harap diingat ini hanya untuk mengamankan sandal/sepatu, bukan barang lain.

Kalau kebetulan kita bawa tas dan kantong kresek, kita bisa masukkan sandal/sepatu ke dalam kresek lalu dimasukkan dalam tas. Namun kita tak selalu membawa tas dan kresek kan? Kalau pun pas bawa, bayangkan bila sepatu/sandal kita sedang kotor. Sungguh tak nyaman memasukkannya dalam tas.

Lalu bagaimana caranya? Gampang dan murah, juga praktis. Setiap sebelum masuk masjid, pisahkan sandal/sepatu bagian kiri dari yang kanan. Letakkan berjauhan untuk menyulitkan pencuri yang iseng. Kecuali kalau pencurinya memang sudah tahu teknik ini dan niat banget memantau Anda sejak sebelum masuk. Ingat betul-betul di mana saja Anda meletakkan sepasang sandal/sepatu itu untuk memudahkan pencarian ketika keluar.

Biasanya saya memisahkannya di ujung selatan dan utara bila masjidnya tak terlalu besar. Bila masjidnya relatif besar, saya memisahkannya pada jarak yang terjangkau, hanya saja saya putar rotasinya 90 atau -90 derajat misalnya dari pasangan sandal/sepatu. Atau bisa pula diletakkan di ujung selatan dan di tengah. Bila ada tempat penyimpanan sandal tanpa penjaga, saya akan meletakkan satu bagian di luar bersama sandal lain dan satu bagian lagi di rak penyimpanan di dalam. Atau bila ada lebih dari dua rak penyimpanan, saya memisahkannya di dua rak yang berbeda. Intinya adalah memisahkan pasangan sandal/sepatu, di mana pun spot yang Anda pilih.

Sejauh ini cara ini terbilang aman dan efektif. Setidak-tidak untuk mengulur waktu calon pencuri untuk mencari pasangan sandal/sepatu kita. Kecuali bila ia memang niat dan kesengsem sama sepatu/sandal kita, itu lain soal. Kita bisa pergoki saat kita melihatnya celingak-celinguk, “Mas lagi nyari pasangan sandal ini ya? Itu Mas saya taruh di sana. Kalau pos satpam ada di belakang masjid sini. Mau bogem mentah atau mateng?”

Selamat mencoba (bagi Anda yang belum mengetahuinya)! ^-^

80 Comments

  1. masih musim ya curi sandal sepatu… dimana-mana pula, kirain di tempat saya aja…

    pas jumat kebetulan cuti, jadi sholat jumat di masjid dekat rumah, biasanya di mesjid dekat kantor… bertahun-tahun jumatan di sana aman-aman saja… nah, pas lagi cuti itu malah kebetulan sandalnya hilang… mudah-mudahan gak kapok jumatan di mesjid rumah… kali aja gara-gara sandal ilang, meski cuti suami maksain jumatan di kantor hahaha

    idenya yang terakhir boleh juga tuh mas…nanti saya suruh suami saya buat nyimpen sandal satu di pintu utara, satu lagi di pintu selatan… :)))

    Like

    1. Waktu saya ceritakan ide ini kepada istri, ia tergelak karena idenya terdengar lucu tapi ternyata sangat efektif kok. Silakan coba, Mbak. Orang-orang yang gemar mengambil sandal orang itu dosanya bukan hanya lantaran mencuri sandal tapi yang lebih berat adalah gara-gara perbuatannya orang jadi malas atau takut mendekati masjid akibat takut kehilangan. kan berabe tuh 😉

      Like

  2. Susahnya klo pas lagi buru2 pulang mas…. waduh yg kanan kesna yg kiri kemana…
    Kalau saya biasanya pakai sandal yg jelek saja ke masjid… insyaallah gak ada yg ambil, lihat sj sdh ilfeel…. hihi

    Like

    1. Menurut perhitungan saya, seburu-buru apa pun rasanya sandal kita akan tetap bisa ditemukan, Mbak. Skenario bawa sandal jelek tidak selalu bisa diterapkan karena kita kan ga selalu berangkat dari rumah. Bayangkan bila kita dalam perjalanan sepulang kerja atau habis ketemuan teman blogger pada kopdar gitu kan malu kalau pakai sandal/sepatu jelek, hehe.

      Kasus sandal jepit jelek pernah menimpa saya. Pulang-pulang saya malah dapat tukeran sandal jepit yang baru, haha. Yang ambil baik hati ya 😀

      Like

    1. Tidak sering sih, cuma ya pernah dan sangat menjengkelkan. Bawa plastik dan tas bisa efektif, kadang tidak kalau musim penghujan dan jamaah sedang banyak. Apalagi bila sepatu/sandalnya kotor kena lumpur hehe …

      Like

  3. Nice idea 😀 saya pernah kehilangan barang di masjid, tapi bukan sepatu/sendal/tas, melainkan buku anak-anak, semacam kamus bergambar yang tipis. Salah saya sih, itu buku saya taruh begitu saja di motor matic sebelum sholat maghrib. Sebenarnya posisinya nggak mudah terlihat, tapi ntah ya mungkin memang ada yang niat cari-cari, apa aja yang bisa disambar ya disambar #sigh

    Like

    1. saya juga pernah kehilangan barang lain selain sandal, Mbak. Waktu itu saya mencantelkan dua bungkus kepala muda yang sudah dikerok di motor. Saya tinggal shalat isya di masjid kompleks. Ternyata pas selesai, eh, kelapa itu sudah diamankan oleh orang yang mupeng kelapa, hehe 😉

      Dalam kasus Mbak, mungkin memang bukunya bagus atau dia penjual buku bekas yang kehabisan modal, xixixix….

      Like

      1. Hehehe kadang saya merasa yg ambil barang2 itu kdg sbnrnya ga terlalu kepepet atau butuh barang itu, cuma krn mumpung ada barang “nganggur” sayang klo ga diambil. Untungnya si ga smua org begitu. Kemarin ada tukang yg benerin pompa air d depan. Pas sholat jumat semua perkakas dibiarkan b d teras alhamdulillah aman2 saja.

        Like

        1. kalau kasusnya memang demikian, sungguh parah ya Mbak. Memprihatinkan karena mereka begitu mudah tergoda untuk memiliki barang orang bukan karena desakan ekonomi misalnya. Di dekat rumah saya juga ada seorang penjual molen dan onde-onde mini. Bukanya sore hingga malam. Setiap shalat fardhu, ia meinggalkan barang dagangannya dan sejauh ini belum ada kabar macam-macam 🙂

          Like

    1. Betul, tindakan mereka justru mencemarkan nama baik masjid sebagai rumah ibadah ya Mbak. Orang jadi enggan ke masjid sebab takut kehilangan propertinya, terutama sepatu/sandal.

      Like

  4. Wah, makasiihh.. tips nya boleh dicoba nih, Mas. Soalnya suami beberapa kali kehilangan sandal juga di masjid.
    Kasus yang terakhir nih bikin nyesek. Dia kehilangan sandal di masjid A, dan waktu dia kembali ke masjid itu lagi, eh ternyata sandalnya ada di sekitaran masjid itu, dalam kondisi yang udah rusak 😦
    Trus, sandalnya hampir hilang lagi, eh ternyata mau dipakai orang dalam mesjid itu sendiri. Waktu ditanya, “Maaf Pak, itu sandal saya.” Si bapak cuma bilang, “Oh iya, toh? Nggak tau saya.” ???
    *maaf malah curhat 🙂

    Like

    1. Nah, kan. Kasus kehilangan alas kaki di masjid ini memang sudah lazim, artinya kerap terjadi. Sebabnya beragam ya Mbak. Termasuk yang terakhir itu kita husnuzan aja ya kalau si Bapak salah lihat hehe.

      Moga-moga cara sederhana ini bisa dicoba oleh suami Mbak 😀

      Like

  5. Haha tipsnya boleh juga Mas, tapi kalo si empunya sendal orangnya pelupa, malah bingung sendiri, “Ini sandal saya yang satunya mana ya, jangan2 ada yang iseng nih” Padahal dia dewe yang misahin hehehe

    Like

    1. Untuk meminimalkan risiko kelupaan, coba tulis di hape atau secarik kertas di mana posisi pasangan sepatu/sandalnya, Mbak. Tapi yang bahaya kalau ternyata lupanya dah akut. jangan-jangan lupa kalau udah nulis catatan di hape, haha 😀

      Like

  6. oh gitu ya mas, suami saya belum pernah merasakan kehilangan sandal di mesjid, tapi anehnya beberapa kali , karena setelah solat jumat dia masih berdoa lama, sehingga yang lain sudah keluar, tapi saat keluar mesjid , dia tak menemukan sandalnya tapi yang tersisa entah sandal siapa dan kondisinay lebih bagus daripada miliknya. jaadi dia pulang dengan sandal yang lebih bagus.

    Like

    1. Persis kejadian yang pernah saya alami, Mbak. Waktu solat Jumat pas pulang malah ditinggalin sandal yang bagusan, hehe. Sandal jepit sih, tapi beneran masih baru. Semoga kiat sederhana ini bisa sedikit membantu.

      Like

  7. hahahaha cara yang ampuh juga ini ya mas, hehehe kalau aku sih ke mesjid ku usahakan jangan bawa sandal yang terlalu bagus lah mas biar aman dan terkendali.

    Like

    1. Iya sejauh ini terbukti aman dan sudah dikonfirmasi oleh seorang teman yang juga telah sukses mempraktikannya. Sandal yang ga terlalu bagus belum jaminan juga ga bakal disamber ma pencoleng, Mas-Mbak. Ada kalanya orang yang datang memang ingin punya sandal aja, baik jelek ga peduli 😉

      Like

    1. Sama atuh sama saya. saya juga minimal 41 atau 42, atau bahkan 43 ukuran alas kaki saya. Tapi ya namanya orang niat nyolong mah ga peduli ukuran. Yang penting bisa dijual atau dikoleksi di rumah. Mungkin doski punya konter sandal/sepatu bekas biar bisa kulakan tanpa modal.
      Ayo sebarkan cara ini Mbak agar alas kaki kita aman di masjid. Sudah terbukti!

      Like

    1. Seperti saya tuturkan di atas, Mas. Saya meniru cara ini setelah melihat salah satu pengunjung masjid yang melakukannya. Tadi malam seorang teman mengonfirmasi bahwa cara ini memang ampuh sejauh ini bagi dia untuk mengamankan sepatu/sandalnya. Patut dicoba!

      Like

  8. Hahaaa..whuhahaa.. ide yang sangat cemerlang tuuh..
    Patut dicoba..

    Dan biasanya kalo aku pas tarawih, naronya kan sepasang, giliran pulang tarawih, hal yang mumet sandal sebelah kiri di mana..yang kanan di mana.. *butuh 10 menit mencarinya :v

    Like

    1. Berarti memang sudah teruji ya, Mas. Kali lain bisa dipertimbangkan dipasangi sensor jarak jauh Mas. jadi kalau terlalu jauh kepancalnya bisa bunyi tuitt tuitt.tuittt…hahah 😉

      Like

  9. ternyata masih musim toh pencurian sandal di masjid mas, padahal presiden udah ganti ya #eh? hihihihi. Caranya oke jg nih mas, kasih tau suamiku ah, dia pernah hilang sepatu di mesjid, beserta kaos kakinya segala -___-“

    Like

    1. Cara ini terbilang efektif dan murah kok, Rin. Sejumlah teman telah mengonfirmasi keampuhannya. Sok Akang Matahari di-briefing biar sepatunya ga lenyap lagi.

      Itu yang ambil parah bingits yak, kaos kaki pula diembat. Jangan-jangan buat kaldu bakso, hahay 😉

      Like

  10. Kejadian terakhir yang saya alami malam Rabu kemarin saat sholat jamaah di masjid pondok pesantren, sebelum menjenguk Sabila. Usai sholat, sandal yang saya pakai tidak ada di tempatnya padahal saya yakin disitulah saya melepasnya, tak jauh dari sepeda motor yang saya parkir. Masih berpikir positif, saya coba telusuri setengah halaman masjid, barangkali tadi ada yang makai lalu lupa mengembalikan di posisi semula. Dua kali balik, hasilnya sama, sandal tidak ada. Sangat disayangkan jika di dalam pondok pesantren terjadi tindak pencurian. Tapi saya segera hilangkan pikiran negative ini, mungkin ini teguran Allah atas khilaf yang tidak saya sadari. Saat mencoba mencari untuk ketiga kali, saya coba tanya ke salah seorang santri yang baru saja memperbarui wudhu. Rupanya, sebelum wudhu tadi sang santri sempat meminta tolong temannya untuk menyimpankan sandal kulitnya di rak. di sinilah letak permasalahannya, sandal sang santri yang saya tanya memang mirip dengn sandal saya. Rupanya sang teman salah menyimpankan sandal sang santri karena sandal sang santri masih ada tapi sandal saya yang tidak ada. Berulang kali sang santri dan temannya meminta maaf.

    Barangkali yang perlu kita ingat, selain mengamankan barang-barang milik kita, jangan sekali-kali kita mengambil barang (sandal) orang lain hanya karena sandal kita diambil orang. Kalau demikian, kita dan dia tiadalah berbeda, hanya soal waktu saja ditambah kemungkinan kita lebih berdosa jika orang tersebut tidak sengaja, sedangkan kita sengaja.

    Like

    1. Iya, Mas. Di pesantren setahu saya malah meminjam tanpa izin saja sudah dilarang, apalagi mencuri. Sejauh pengalaman saya, saya berusaha tidak membalas kehilangan sandal dengan mengambil sandal lain yang bagus. Biasanya saya nunggu sampai pengunjung habis dan tersisa sandal jepit yang jelek. Saya pakai yang itu setelah pengunjung pulang agar saya tidak kepanasan menuju pulang. Jangan sampai kita membalas dengan mengambil sandal lain karena dendam ya, Itu sama saja dengan pencurinya.

      Like

  11. Persis sekali. Cara ini yang sudah bertahun-tahun saya terapkan. Banyak juga teman atau jamaah yang saya beri tahu rahasia ini, terutama kalo pas berpergian bersama dan numpang shalat di masjid dalam perjalanan. Makasih banyak ya, Mas, telah menuliskan hal ini. 🙂

    Like

  12. Tahun lalu, aku mengalami kejadian spt itu mas, di salah satu Mesjid besar di Bandung, pas bulan Ramadhan, ada acara buka bersama di sekolah anak. Kebetulan sekolahnya di komplek masjid besar tsb. Pas shalat Maghrib, sepatu aku taruh bukan di tempat penitipan sepatu. Aku milih yg deket saja, krn kalo penitipan sepatu, agak jauh di sisi utara Mesjid. Eh pas selesai, sepatu udah gak ada di tempat. Dan ternyata ada salah seorang wali murid yg kehilangan juga. Tempat naruhnya pun persis sebelahan denganku. Ya sudahlah, memang harus hati2, ada hikmahnya juga sih, mau gak mau jadi beli sepatu baru hahaa…

    Like

  13. seperti pesan Nabi kepada sahabatnya yg akan masuk masjid, ‘Ikat dulu untanya baru tawakkal”. Nah, untuk sandal dan sepatu ini trik Kang Rudi tepat. Simpan dulu sandal/sepatunya sebelah2, sepetal itu baru masuk masjid dan tawakkal. 🙂

    Like

  14. hehehe…… masih ada aja ya iseng ambil sendal di mesjid, padahala sekarang ini kalau saya lg dlm perjalanan tiap mesjid suka ada tempat penitipan sendal sepatunya, tapi ya ga sedikit juga sih yang blm ada hehehe, tapi ko aneh banget sama orang2 yang tangan panjang berani ya padahal di mesjid

    Like

Tinggalkan jejak