Ditelan Sunyi

ditelan sunyi
solitude
asing bunyi
magnitude
kosong
kosong
celah. merekah
sombong
sombong
pecah. bernanah
hari ini
hari esok
melukai diri
terseok-seok
membuncah perih
kata-katamu
sakit
langkah tertatih
biru-biru rindu
pahit
matahari
matahari
matahari
ditelan gelap
diliput kabut
disaput malam
tanda dari rembulan
dihampakan bibir beracun
penantian rumput
pada embun
basah palsu
kesah ilmu
hanya di sini
di dalam hati
nyanyian terdengar
tanpa musik
selain tiktok jam
tanpa kata
selain makna yang jauh
samar-samar
menegaskan dusta
dan nyala pamrih
yang berbahaya
yang berbahaya

12 Comments

  1. Kesunyian bisa membawa kita ke berbagai arah.
    Pada sepertiga malam terakhir, kesunyian bisa mendekatkan diri kita kepada Ilahi Rabbi, bermunajat dengan penuh harap
    Salam hangat dari Surabaya

    Like

    1. Benar sekali, Pakde. Dalam sunyi kita kerap bisa berpikir macam-macam. Tapi hendaknya pikiran dijernihkan agar mengarah pada Sang Kuasa. Bermunajat dan meminta apa saja yang kita kehendaki, tak ada yang tak mungkin sebab Dia memberi yang kita butuhkan. Tentu saja penuh harap dan yakin akan terkabul. Setelah itu, dunia seisinya akan kita raih, bahkan lebih dari itu.
      Alhamdulillah, terima kasih. Salam dingin dari Bogor 😀

      Like

  2. Sunyi
    Cahaya redup
    pikiran kosong
    Suara-suara langkah
    membuat resah
    bayangan hitam menghampiri
    rasa takut dan ingin pergi
    tapi langkah terhenti
    Karena ternyata
    dalam sunyi
    ada suami yang menemani

    hihi, jadi inget puisi ini juga mas…sudah berpikir aneh kalau sedang sunyi.

    Like

  3. Wah puisinya dalem banget mas…. Btw saya lebih suka kesunyian daripada keramaian mas, meski kadang kesunyian memandu pada pemikiran yang aneh2 😀

    Like

Tinggalkan jejak