Blogger Tiga Aspirasi, I’ll Go For It!

Ada doa harian yang sangat mengesankan bagi saya. Doa ini refleks terucap setiap pagi saat fajar merekah. Bunyi lengkapnya sebagai berikut:

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.” [HR. Ibnu Maja].

Doa itu menarik sebab bukan rezeki yang diminta lebih dahulu, melainkan ilmu yang bermanfaat. Nah, sejak kontes Go For It diluncurkan oleh Emak Gaoel, saya merasa langsung terkoneksi dengan doa di atas. Muatan dalam doa ini seolah telah menjadi aspirasi atau tujuan utama ngeblog.

Ilmu yang Bermanfaat

Setiap tulisan atau celotehan, secerewet apa pun itu, saya usahakan berada dalam koridor manfaat. Lalu bagaimana mengukur kemanfaatan tulisan yang saya terbitkan? Pertama melalui komentar pembaca. Misalnya, ada pembaca blog ini yang mencari TK untuk anaknya dan akhirnya sang ibu memilih sekolah yang sama dengan anak saya untuk putranya. Ada juga yang memberi testimoni lewat Facebook atau pada kolom komentar (kadang terjadi diskusi)–serta melalui jaringan BBM atau Whats App. Sesedikit apa pun jumlahnya, hati saya membuncah–ada manfaat yang pembaca rasakan meski tak sampai mengantarkan saya menjadi selebblogger. #tsaaah *mendadakngaca* 😀

Indikator manfaat lainnya adalah melalui serangkaian kata kunci yang masuk ke blog ini. Saat saya nilai klop antara kata kunci dan isi postingan, maka terbitlah kebahagiaan luar biasa walau tak ada komunikasi antara pencari kata kunci dan saya selaku sohibul blog. Sebaliknya, sedih bila yang mereka cari tak sanggup mereka temukan di sini. Namun justru dari situ muncullah ide untuk menulis postingan lain terkait. Kinda symbiotic!

Untuk mempertahankan manfaat, saya harus menyajikan kualitas. Dan kualitas menuntut kreativitas , produktivitas, dan integritas. Kreativitas bisa dari cara pandang mengupas, bahasa penyampaian, materi gambar dan sebagainya. Produktivitas berarti kekerapan memposting tulisan agar pelanggan pembaca tidak hanya menyaksikan blog penuh sarang laba-laba. Hal kedua ini masih berat saya kerjakan dan terus saya usahakan. Integritaslah yang paling sulit sebab menyangkut kesesuaian isi blog dan eksekusinya. Integritas juga berkaitan dengan poin kedua.

Rezeki yang Baik

Dalam ngeblog saya mengadopsi prinsip yang sama: berusaha menggali rezeki yang baik. Baik berarti halal dan baik materinya maupun cara mendapatkannya–pun dari sumber yang mengeluarkannya. Walaupun baru sekali menerima job review, namun saya menolak tegas pesanan berbau judi, minuman keras, pornografi, dan korporasi berbau riba.

IMG_20151024_225513_HDR copy

Adapun dalam lomba, saya lebih ketat. Saya tak akan ikut bila penyelenggara tersangkut kasus penting atau bencana kemanusiaan. Sebut saja kasus Lapindo dan pembakaran hutan belakangan ini. Pernah ada kontes bagus dengan hadiah menggiurkan, terpaksa saya urungkan lantaran ada syarat harus mendaftar di lini media online sebuah korporasi besar yang banyak tersangkut masalah publik. Pernah pula ada kontes yang dihelat oleh perusahaan global sementara dari pantauan saya mereka mendukung agresi militer pada Palestina. Walaupun belum tentu jadi pemenang, namun saya wajib berhati-hati sebab apa yang saya tulis–menang atau kalah–akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

Walau belum banyak hasil dari blogging, namun suntikannya saya harapkan bisa membantu menggembungkan tabungan haji yang saya buka bersama istri awal tahun ini. Perlahan tapi pasti, insyaAllah #mohon doa ya 🙂

Amal yang Diterima

Bagaimana merumuskan amalan yang diterima dalam konteks ngeblog? Ada dua syarat agar sebuah amal diterima, yakni ikhlas karena Allah dan mengikuti sunah Nabi. Setiap postingan sebisa mungkin (walau sulit) saya tulis dengan ikhlas. Saya mulai dengan dorongan memberi manfaat dan menebar kebaikan,pencerahan atau kemudahan/solusi pada orang lain yang berujung pada keridaan Allah.

Lalu apakah tidak boleh menulis postingan pesanan dan dibayar? Tentu boleh dong. Itu dinilai sebagai pekerjaan. Bila dikerjakan dengan ikhlas untuk menghidupi keluarga, tentu akan bernilai ibadah. Dan syarat kedua adalah agar jangan sampai postingan kita bertentangan dengan ajaran Nabi. Isi, bentuk, dan tujuan tulisan bisa kita siapkan dan ukur sendiri agar tidak melanggar pesan cinta beliau. Dengan demikian kita tak akan menulis postingan yang provokatif, membuka aib, atau menebar gosip.

Itulah tiga hal yang menjadi aspirasi, yang saya ingin terus kejar dan dalam ngeblog. Memang bersifat jangka panjang dan tidak akan pernah selesai; maka butuh terus belajar dan mengendalikan diri.

Aplikasi untuk Ngeblog

Screenshot_2015-10-24-22-40-25

Jujur saya lebih nyaman menulis di komputer/laptop. Postingan ini pun seluruhnya saya tulis di laptop. Namun kadang saya menggunakan WordPress for Android. Selain untuk menulis draf, saya memanfaatkannya untuk membalas komentar di mana saja dengan cepat dan praktis. Untuk aplikasi foto, walau sudah mengunduh PicsArt, namun belum banyak memanfaatkannya. Malah buat mainan anak-anak :P.

Words: 700

63 Comments

  1. Kreatifitas, produktifitas dan integritas. Catatan terpenting bagi saya. Meski sampean bilang ketiganya sulit untk dterapkan, paling tidak saya tahu dlu, mas.
    Selanjutnya akan saya coba secara pelan-pelan. 🙂
    Sukses ya, mas dan Salam hangat dari Bondowoso.

    Like

  2. Tiga aspirasi ini patut ditiru nih. Tulisanku di blog banyakan cerita curhat, sedang terus belajar menulis yang (kalau bisa) bermanfaat bagi pembaca *semoga 🙂

    Like

  3. Salah satu doa favoritku juga. Sebelum masuk kelas aku juga suka baca itu..jd ga cuma murid yg dapet ilmu bu guru pun semakin banyak.ilmu dibagi semakin bertambah ilmunya insyaallah.
    Goodluck ya masbro 🙂

    Like

  4. Untuk mempertahankan manfaat, saya harus menyajikan kualitas. Dan kualitas menuntut kreativitas , produktivitas, dan integritas. <<– Kalimat ini sangat setuju. Harus kreatif, produktif dan punya integritas.

    Like

  5. Semangat & semoga terkabul doa nya mas 🙂 dan ngomong2 masalah aplikasi wordpress di Android kayanya sy harus nyoba juga ni biar bisa pantau blog terus walau ga lagi depan PC, tapi kalau buat nulis si memang lebih nyaman di pc

    Like

  6. saya tidak sempat ikutan kontes mak winda… doa yang paling pertama ilmu, bener juga sih kang, karena dengan ilmu yang baik yang bermanfaat Inza Allah dibarengi dengan mendapatkan rejeki yang barokah, kesehatan yang bagus dan sebagianya.

    Like

    1. WordPress memang asyik dan nyaman ya Mbak. Hem, untuk kalimat kedua saya anggap sebagai opini positif sekaligus doa. Semoga blog Mbak juga makin moncer ya. Terima kasih dan terus berbagi untuk kemajuan petani 🙂

      Like

  7. benar benar ada nilainya membaca tulisan ini pak. jadi haru rasanya. kita ngeblog juga pasti bernilai ibadah kepada Allah

    Like

Tinggalkan jejak