Lebaran Makin Seru dengan Smartfren di Saku

IMG_20160821_140234_HDR_1471780924068-01.jpegLIBURAN saat Lebaran adalah momen istimewa bagi kami sekeluarga. Betapa tidak, ini adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpi saya waktu kecil, yakni berlibur ke rumah nenek. Tapi tentu bukan bagi saya, melainkan bagi Rumi dan Bumi anak kami. Sejak kecil saya selalu membayangkan bisa berkunjung ke rumah nenek saat liburan sekolah. Berangkat rame-rame ke rumah nenek dengan oleh-oleh lalu menginap beberapa hari di sana. Sayang sekali, rumah nenek terletak tepat di sebelah rumah sehingga tak perlu liburan untuk bisa mengunjunginya.

Bayangan saya, rumah nenek ada di tempat yang cukup jauh sehingga butuh waktu yang lumayan untuk sampai di sana. Nah, kesempatan itu datang saat saya sudah dewasa. Rumi dan Bumilah yang kini menikmati frasa ‘berlibur ke rumah nenek’. Maka liburan saat lebaran adalah momen lengkap untuk mengalami banyak keseruan. Lebaran kami tahun ini memang sangat seru karena beberapa alasan sebagai terlihat pada empat huruf dalam kata S-E-R-U.

lebaran seru (2).png

Smart

Pertama, S adalah Smart. Tahun ini sama seperti lebaran tahun lalu. Kami mudik berkendara roda empat bersama dua keluarga. Empat orang dewasa dan empat anak-anak sehingga total ada delapan penumpang. Mudik darat seperti ini ada plus dan minusnya. Plusnya, kami bisa berhenti di mana pun sesuai kebutuhan–berbeda dengan menumpang moda transportasi umum yang terikat sistem skedul. Untuk muatan barang relatif sih, tak bisa terlalu banyak mengingat penumpang sudah cukup memenuhi kabin.

Minusnya, badan capek akibat menyetir alih-alih bisa tidur bebas kayak di kereta atau pesawat. Selain itu, bila dihadang macet, maka hanya bisa pasrah dan lelah. Mirip seperti mudik kemarin. Tanpa ada firasat kemacetan, perjalanan pun lancar hingga terjebak dalam kemacetan superparah di Cipali hingga Brexit alias Brebes Exit. Puluhan jam terkatung-katung di jalan tanpa dukungan amunisi yang cukup.

Walhasil, anak-anak bete dan para dewasa pun mulai didera kepenatan yang sama. Maju kena, mundur kena. Untunglah kami ditemani kawan yang bikin macet panjang itu jadi tetap smart. Siapa lagi kalau bukan Smartfren! Ada beberapa alasan mengapa saya bilang Smartfren bikin libur lebaran kami menjadi smart.

Pertama, smart selama perjalanan.

Jarak yang jauh (Bogor – Lamongan) ditambah kemacetan superpanjang bukan masalah lagi karena dukungan koneksi cepat dari Smartfren.  Anak-anak yang semula kesal karena perjalanan monoton di sisi tol menjadi girang sebab bisa membuka Youtube dan menyaksikan video pilihan mereka, mulai dari Thomas and Friends hingga lagu anak-anak.

smartlg

Adapun Rumi dan Bumi lebih asyik mengeksplorasi Google lewat fitur OK Google atau voice search. Ada keasyikan tersendiri saat suara mereka dikenali dan direspons oleh Google dengan deretan hasil pencarian. “Harus ada ilmunya dong!” sergah Rumi kepada Bumi tiap kali menjalankan fitur ini. Dengan dukungan jaringan yang kencang, video-video pilihan mereka langsung diputar tanpa buffering. Coba kalau harus buffering segala, mungkin mereka bakalan rungsing tak keruan.

Bagi kami para dewasa, koneksi cepat LTE Smartfren kami manfaatkan untuk memantau kondisi trafik selama mudik lewat Twitter maupun kabar terkini seputar jalan raya melalui situs-situs berita. Kebayang dong sebalnya kalau Internet lemot dan koneksi belepotan. Sudah macet, jaringan seret! Aplikasi Waze kami setel sepanjang jalan dan itu tentu butuh Smartfren yang andal.

Jujur saja, saya dan istri sama-sama menggunakan operator seluler yang namanya mirip ukuran baju itu. Tahu kan? Sayang sekali, di jalan tol malah tak bisa diandalkan. Entah kenapa tidak stabil. Selama di kampung pun, operator ini gelagapan menyajikan sinyal sehingga Smartfren tetap jadi idola.

Saya ingat, saat kami kehabisan bahan bakar di Tegal dan mobil tak bisa ke mana-mana selain bertahan di masjid. Yang terpikir seketika adalah menghubungi rekan blogger yang tak jauh dari sana. Mas Eko Nurhuda saya kontak malam-malam, sungguh terlalu, hehe. Namun saya tak punya pilihan selain memintanya membelikan bahan bakar eceran di tempat tinggalnya lalu mengirimkannya ke Tegal. Saya tak memintanya membeli di SPBU karena persediannya rata-rata kosong saat itu.

Meskipun permintaan saya ini tak jadi terpenuhi namun komunikasi kami berjalan lancar berkat dukungan Smartfren pada ponsel saya. Persoalan saya tentang kemacetan dan langkanya bahan bakar pun diunggah di akun Twitter berita lokal yang menambah warna berita mudik hari itu. Dan yang paling penting, komunikasi kami dengan keluarga di kampung juga berjalan mulus tanpa halangan sehingga mereka tidak khawatir mengenai kondisi kami yang terkatung-katung di jalan.

Selain terus meng-update informasi seputar mudik, kami juga tetap terhibur sepanjang jalan lewat beragam hiburan yang bisa kami pilih di Internet. Untung ada Smartfren yang wuss wuss wuss…!!!

Kedua, smart selama di rumah.

Selama di kampung, kami harus tetap terkoneksi ke Internet karena alasan pekerjaan, juga terutama hobi saya yang gemar mengikuti lomba blog. Lagi-lagi Smartfren yang jadi pilihan. Sinyal operator dua huruf itu benar-benar kembang kempis sehingga kecewalah kami sebagai pelanggannya. Mudik selama dua minggu, saya sempat menggarap dua tulisan untuk lomba. Alhamdulillah, dua-duanya berjaya–diganjar voucher belanja dan sebuah smartphone.

Meskipun koneksi Smartfren cukup cepat, tak mungkin saya habiskan untuk lomba blog saja. Selain harus selektif jenis lombanya, waktu yang ada lebih banyak saya habiskan bersama keluarga, terutama ibu tercinta.

Saya juga jadi tampak smart setelah memperkenalkan modem MiFi kepada kakak dan adik yang belum menggunakannya. Saya izinkan mereka mencoba terkoneksi dengan modem yang kami bawa. Bagi kawan-kawan yang ragu untuk membeli MiFi Smartfren, setidaknya ada tiga alasan kenapa mesti meminangnya.

Jaringannya luas

Harus diakui memang jaringan 4G belum merata di seluruh daerah, namun Smartfren terus berinovasi dan memperluas cakupan jaringan di antero Indonesia. Seperti tampak pada gambar di bawah, jaringan memang banyak terkonsentrasi di Jawa, namun kini layanan 4G mulai merambah 188 kota dan kabupaten.

peta

Device-nya beragam, baik modem maupun smartphone.

Tidak hanya ponsel pintar besutan mereka sendiri, Smartfren juga menawarkan smartphone andal dari merek terkemuka seperti Samsung, Lenovo, dan Hisense. Harga yang ditawarkan pun sangat bervariasi–sesuaikan saja sama kebutuhan dan kemampuan kocek kita.

ponsel 2

Adapun kami lebih memilih modem wifi atau Mifi karena punya banyak kelebihan. Selain bisa dipakai untuk beberapa perangkat (ponsel dan laptop), modem Mifi juga menjadi sarana praktis untuk bisa menikmati akses 4G di ponsel karena ponsel kami ada yang belum support 4G. Berkat dukungan Mifi 4G, ponsel apa pun bisa memberikan koneksi yang kencang. Asyik kan? Apalagi sekarang ada promo isi paket 300 ribu bakal dikasih gratis modemnya. Enak enak enak…

m.png

Paketnya murah

Sudah bukan rahasia, kita eh kami kalau mau bli sesuatu, isu pertama yang jadi pertimbangan adalah soal harga. Nah, harga paket data untuk modem atau ponsel Smartfren ini terjangkau banget kok, sepadan dengan kecepatan yang dijanjikan. Mulai dari 60.000/bulan kita udah bisa menikmati koneksi 4G cepat dengan skema limitless. Artinya, meskipun paket data kita habis, kita masih bisa ber-Internet ria dengan kecepatan yang diturunkan. Ya sabarlah, namanya juga murah. Yang penting bisa jalan, enggak perlu isi lagi.

smart.png

Koneksinya kencang

Kalau ngomongin kecepatan koneksi, saya mau juju sesuai pengalaman. Selama di Bogor dan Lamongan, koneksi lancar jaya. Mengunggah atau mengunduh file-file berukuran besar tidak pernah ada masalah. Hanya saja kadang pernah mengalami drop karena ada masalah di Smartfren. tapi baru sekali. Secara umum sangat memuaskan.

Saya kebetulan pernah merasakan cepatnya generasi EVDO REV.B di ponsel, maka 4G LTE sekarang adalah penerusnya. Semacam titik temu kecepatan koneksi antara GSM dan CDMA. So far so good lah. Semoga enggak dianggap sotoy. Hehe 😛

evolusi.png

Kekinian 

Sekarang mah kata kekinian semakin marak. Nah, biar kita ikutan kekinian, cobain deh Smartfren 4G karena sudah banyak yang menggunakannya. Ada yang tidak puas, itu wajar saja. Silakan tanyakan petugas di gerai terdekat apakah kecamatan kita sudah ter-cover oleh jaringan 4G Smartfren. Pakai Smarfren jadi bisa makin eksis di medsos terutama membantu kita meraup rezeki lewat dunia maya. Dengan monetizing blog, jual-beli produk/jasa, atau mengikuti lomba yang tak pernah ada habisnya.

Tentu bangga kan menjadi bagian dari #SmartfrenCommunity yang tersebar di seluruh Nusantara. Bila tergabung dalam komunitas ini, kita bakal bisa bertukar pikiran dan solusi bila ada masalah seputar gadget Smartfren. Itu tadi alasannya kenapa liburan lebaran kami terasa smart. Hare gene ya #4GinAja-lah paket data kita biar lebih produktif

Enak

Saya yakin, bagi pemudik yang masih punya ibu, salah satu hal yang diincar adalah masakan khas ibunda. Betul atau betul? Setiap anak memang cenderung mengagumi racikan masakan ibu. Mungkin karena diramu dengan cinta kali ya hehe…

Nah, lebaran kami selalu penuh dengan kenikmatan. Pokoknya, enak adalah kata yang selalu hadir di tengah-tengah keluarga. Ibu pun demikian, memang selalu ingin memanjakan lidah anaknya yang sudah lama tak bersua. Makan di rumah, selain irit, juga sehat dan enak karena semuanya terjaga–bahkan kadang bahan-bahannya dipetik dari kebun atau sawah sendiri.

Seperti panen mangga di pinggir sawah berikut ini. Najwa, sepupu Rumi-Bumi, gembira menanti butir demi butir mangga yang diturunkan dari pohonnya. Mangga dari pohon sendiri rasanya berbeda loh. Tumbuh alami tanpa obat-obatan kimia. Disirami hujan dari langit dan akar-akarnya mencari makanan sendiri. Karena enggak manja, jadi rasanya nikmat. Gitu kali ya..hehe….

Selain mangga, tentu makanan khas Lamongan tak luput dari serangan. Soto dan tahu campur tersaji dari tangan ibu dengan resep turun-temurun. Nikmat oh sungguh sedap, seperti terlihat dalam foto-foto di atas. Foto-foto makanan saya akui memang tak banyak terekam dalam memori ponsel karena tidak terbiasa memotret dulu sebelum makan seperti lazimnya orang kota.

Rame

Lebaran sebagai momen berkumpulnya keluarga besar, tentu saja suasananya bakal rame. Kakak datang bersama dua putrinya, saya datang bersama dua jagoan, sedangkan adik punya satu putri dan tinggal serumah bersama ibu. Rumah jadi ramai, sudah pasti. Pertemuan yang mengasyikkan, saling bertukar cerita dan pengalaman.

Suasana semakin heboh begitu dihelat arisan keluarga yang tahun ini memasuki tahun ketiga. Setahun sekali sekitar 30 keluarga bergabung dalam satu acara–tentulah rame tapi menyenangkan. Rata-rata bekerja di tempat yang dekat. Paling jauh ke Surabaya. Maka kami dari Bogor dan sepupu dari Bekasi menjadi tamu istimewa karena dianggap berbeda.

arisan eating copy.jpg
Di mana ada pertemuan, di situ ada makanan 😀

Unik

Unik adalah satu kata yang mesti disematkan pada lebaran kami tahun ini. Pertama, perjalanan mudik selama kurang lebih 56 jam adalah pengalaman yang unik, kalau tidak mau dibilang langka. Kami mengalami tiga kali buka dan dua kali sahur di jalanan. Dua kali sahur berlangsung tanpa nasi sebab susah dicari. Macet panjang betul-betul petaka. Tak heran bila kabarnya sampai diangkat di situs berita Inggris Daily Mail.

Di Tegal kami kehabisan bahan bakar dan harus kecewa saat sudah mengantre berjam-jam di sebuah SPBU hingga tengah malam. Esok paginya selepas Subuh saya baru kembali ke SPBU yang sama untuk mengantre menggunakan botol air mineral 1,5 liter. Jumlah pembelian dibatasi satu orang satu botol per pembelian. Jadilah saya harus dua kali mengantre.

Untuk mencapai SPBU tersebut, saya harus menempuh jarak 3-4 km dari masjid tempat kami menginap dengan menumpang pengendara motor yang menjemput saudaranya yang juga tertahan di Brexit. Kembali dari SPBU ke masjid, saya harus berjalan separuh jarak sampai ketemu dengan pemudik motor dari Jakarta menuju Pemalang. Kaki lumayan gempor demi 1,5 liter BBM plus 1 liter di toko eceran.

Biasanya kami masih sempat berpuasa sehari atau dua hari sebelum takbir berkumandang. Tahun ini kami tiba di kampung disambut takbir keliling di mana-mana.

Keunikan kedua, kami bisa berjumpa dengan seorang teman lama. Kami berjanji ketemu di Semarang, tepatnya di Masjid Agung Jawa Tengah saat waktu Zuhur. Teman ini kini mengajar di sekolah Internasional di Bandung sehingga jarang bersua. Dia teman kuliah yang cukup dekat dan terus berkontak hingga kini. Sebelum pindah ke Bandung, dia beberapa tahun tinggal dan mengajar di Pondok Cabe, Tangsel yang tidak terlalu jauh dari Bogor.

Saya gembira saat tahu istrinya mengandung anak kedua. Awalnya mereka agak sulit mendapat momongan. Jika kini terasa mudah, hampir beruntun, tentulah menjadi kabar yang menggembirakan. #penginnambah, eh

Ketiga, anak-anak merasakan liburan yang unik karena diajak bepergian ke tempat eduwisata. Tahun sebelumnya kami palin banter main ke pantai sambil membawa bekal makan siang. Nah, tahun ini beralih ke arah utara yakni ke Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang terkenal dengan maskot kepiting raksasa itu.

Tiba di WBL, kami segera menuju loket pembelian tiket. Karena kami kepagian, kami akhirnya mengurungkan masuk ke WBL. Setelah melihat-lihat wahana yang tersedia, kami rasa anak-anak tidak akan terlalu bisa menikmatinya. Selain water park, kebanyakan wahana berupa uji adrenalin yang kurang ramah anak.

DSCN2158

Setelah dirundingkan, kami sepakat memutar haluan menuju Maharani Zoo & Goa (MZG). Rumi, Bumi, dan dua sepupunya senang bukan main saat tahu kami akan memasuki area berisi banyak binatang. Bila sahabat belum tahun, Maharani adalah wisata goa berisi batu-batu stalagtit dan stalagmit alami. Terakhir kami ke sini, hanya ada beberapa satwa kecil seperti burung dan ular. Kini jumlahnya semakin lengkap laksana kebun binatang dengan kehadiran gajah, singa, harimau, kanguru, kudanil, onta, hingga jerapah. Bahkan toilet pun ada, hehe.

DSCN2229.JPG
Ikuti arah.

Areanya lumayan luas dengan toilet yang bersih dan pojok tempat menyantap mi instan atau membeli minuman. Untuk makanan besar, kita bisa keluar karena di sebelah parkiran berderet rapi kedai-kedai makanan yang menjajakan makanan khas seperti nasi rawon dan lain-lain. Sedangkan di seberang kedai ini berjajar toko-toko penjual ikan laut sebagai oleh-oleh.

oleh.JPG

Untuk tiket, harganya 60.000/pengunjung baik anak amupun dewasa. Harusnya dibedain ya..hehe biar ngirit. Ini karcis saat akhir pekan. Adapaun harga weekdays atau hari biasa dikenakan tarif sebesar 40.000 rupiah.

DSCN2220
Salah satu koleksi bebatuan dalam goa

Puas keliling goa, jangan lewatkan melihat-lihat Galeri Satwa karena di dalamnya terdapat banyak hewan buas dan langka yang sudah diawetkan. Mulai dari serigala, tapir, beruang, hingga tulang dinosaurus. Khusus dinosaurus, tentu tulangnya boongan ya.

Pokoknya lebaran kali ini seru banget buat kami. Ada smartfren yang bikin smart, banyak makanan enak, kumpul keluarga besar sehingga rame banget, dan mengenal banyak satwa bagi anak-anak sebagai pengalaman yang unik. Bagaimana dengan liburan lebaran teman-teman?

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Lebaran Seru

GA LEBARAN SERU

26 Comments

  1. Anak saya selama mudik kemaren jg sibuk bertanya pada google dengan suaranya, berapa jauh lg perjalanan kami. Mudik itu walau pegal tetap SERU.
    Sukses di GA-nya mas.

    Like

  2. Waaaah tahu campur yaaaaa 😀
    Selama mudik ke Jaktim saya juga bawa smart, wus wus kenceng alhamdulillah 😀

    Like

  3. Ya ampun mangganya enak banget tuh kelihatannya. Seru ya mas bisa kumpul dan wisata edukasi gitu sama keluarga, semoga di tahun2 berikutnya tetep SERU! Sebenarnya pengin juga sih ke wbl DAN FOTO DI DEPAN KEPITING ITU, TAPI BELUM PERNAH KE SANA HEHEHE
    GOOD LUCK MAS, MOGA MENANG

    Like

    1. Mangga dipetik dari pohon di sawah, Mbak. Tanpa obat atau pengawet, jadi suegerrr banget hehe. Ayo Mbak agendakan ke WBL bisa wisata pantai dan puluhan wahana menarik. Plus ke kebun binatang buat Kenzo. Saya doain ada rezeki bisa ke sana.

      Like

  4. Ah.. Mangga itu menggoda selera saat siang begini. 🙂

    Wah.. Mudiknya sampek kehabisan bensin ya mas?
    Jika saya yang ngalami pasti akan menganggapnya pengalaman yang menarik. Hehehe

    Semoga sukses untuk lombanya, mas. Salam hangat dari Bondowoso..

    Like

  5. ish… lebarannya bener2 seru ini sih 🙂 kebalik sama saya, dulu waktu saya kecil, kalo lebaran seneng banget bisa ke rumah mbah di kampung. sekarang, anak2 saya tdk merasakan mudik karena mbah2nya rumahnya berdekatan 🙂

    Like

    1. Iya, Mbak Santi. Mudik jauh itu berasa penatnya tapi tetap asyik. Sebenarnya enak juga ya kalau mbahnya tinggal berdekatan. Kapan pun kangen, bisa langsung dikunjungi. Tapi jadi kurang berasa hawa mudiknya hehe.

      Like

  6. Wah bener-bener seru liburannya ya mas, pokoke berkesan banget lebaran tahun ini yang terasa panjang karena bersamaan dengan libur sekolah. Smartfren emang teman setia di perjalanan dan bikin anak gak jenuh ato bosen…
    Semoga menang ya…

    Like

    1. Iya, Mbak. Tambah macet jadi sedikit berwarna meskipun bete. Ya untungnya bawa smartfren di kantong jadi macet panjang bisa dilupakan sejenak dengan mengakses banyak hiburan.

      Like

  7. Momen lebaran yang dinanti2, biasanya tiap tahun lebaran menambah jumlah keluarga besar yah mas, hihi. anak2 kerabat lahir, bertambah lagi, terus sampai makin ramai pada ngumpul semua. saya makai mifinya juga mas, soalnya belum punya perangkat 4G, hihi. tapi memang 2009 sudah pengguna si pintar itu. dan puas, lek download berasa ngopy filenya, hihi. dan mangganyaaaaa, entah dari sekian makan enak, kok lidah saya ngeces ke mangganya yah mas, haha *ngidam, eh 😀

    Like

    1. Iya, Mas Richo. Rame banyak kerabat dan keluarga besar. Alhamdulillah sekarang Smartfren bisa diandalkan setelah migrasi ke 4G. Jarang error sih, beda ma dulu waktu masih Revdo A. Mangga bisa langsung dinikmati di lapak buah terdekat hehehe.

      Like

Tinggalkan jejak