Tahun Pembelajaran, Tahun Harapan

ayah

Beginilah hidup.  Waktu bergulir seperti air mengalir, dengan atau tanpa kehendak kita. Setiap pengalaman bergerak dari satu momen ke momen lain, meninggalkan kenangan yang layak kita simpan atau campakkan. Meski sesekali aral melintang, kehidupan harus terus berdenyut melalui berbagai peluang dan tantangan. Tahun-tahun berganti, seperti daun-daun gugur dan tumbuh kembali. Seperti 2017, yang baru saja kuncup setelah 2016 belum lama tertutup.

Tentu saja yang tertutup hanyalah sebuah bilangan, bukan hakikat cerita yang pernah berkelindan. Setiap kisah dan makna tetap terukir di lapis-lapis memori yang kita pilih. Setiap saat semuanya bisa kita panggil kembali sebagai catatan kecil yang memberi semangat bagi pencapaian sesederhana apa pun sepanjang tahun yang telah berjalan. Dan inilah beberapa coretan yang bisa saya himpun dalam dunia blogging selama setahun silam.

Tawaran job review

Antara percaya dan tidak ketika sebuah surat elektronik (surel/email) mendarat di kotak pesan saya. Awal Januari tepatnya. Seseorang dari toko daring penyedia furnitur menghubungi saya dan menawarkan kerja sama promosi melalui blog ini. Tentu saja kaget mengingat blog ini kala itu masih berdomain gratisan dengan pv yang rendah (sekarang pun ga beda kayaknya, haha).

Surel dalam bahasa Inggris itu segera diakhiri dengan kesepakatan harga dan detail tugas yang harus saya tunaikan. Setelah mengeceknya di LinkedIn, pengirim surel ternyata seorang pemimpin di toko daring tersebut. Tokonya memang unik karena semua furnitur dikerjakan sendiri oleh para kreator dengan desain yang ciamik. Sayang sekali kerja sama tidak berlanjut. Saat saya menanyakan tenggat atau deadline pengerjaan, dia tidak pernah membalas pertanyaan hingga kini.

Saya anggap belum rezeki. Sedih tentu saja karena honornya lumayan banget, hehe. Tapi sisi baiknya, blog ini sempat diliriknya, lalu ditawari pekerjaan berupa review. Dari pengalaman ini saya menarik kesimpulan bahwa blog ini bisa menghasilkan atau bisa diberdayakan untuk mendulang keuntungan. Pelajaran penting nih! Ya sudah, relakan….

Menang kontes review film

Rasa sedih lalu terobati saat tak percaya nama saya menduduki urutan kedua dalam kontes menulis ulasan film Ketiga Mas Gagah Pergi. Ini pengalaman pertama ikut kontes mengulas film sehingga ekspektasi biasa saja. Bukan karena hadiahnya, namun lebih pada jenis lomba yang masih baru bagi saya. Lumayan juga kan buat menambah trafik bagi penyuka film.

Bulan Februari itu tulisan berjudul Pesona Metamorfosa Mas Gagah berada satu tingkat di bawah Raja Lubis yang sudah akrab dengan ulasan film di blognya. Wow, sungguh senang tiada terkira. Lalu sepaket buku pun datang sebagai imbalan. Asyik bangeeet. Tambah koleksi buku, tambah ilmu. Jadi makin dekat deh dengan impian membangun rumah baca tahun ini.

Baca juga: Lima Resolusi di Tahun Ayam Api

Kamera gratis

Kegembiraan bertambah ketika di pertengahan Juni saya menerima paket misterius suatu sore sesaat sebelum takjil di bulan Ramadhan. Bingung juga siapa yang mengirim karena tak ada konfirmasi apa pun tentang pengiriman sesuatu ke rumah. Esoknya saya bongkar kotak kayu itu–ternyata isinya satu buah kamera digital keren dari Canon. Barulah teringat pada bulan April saya pernah mengirimkan entri berjudul Menimbang Dunia Tambang: Ancaman atau Harapan? dan ini sebagai hadiah juara pertama. Alhamdulillah….

Bukan gratis ya sebenarnya karena mesti beli buku dan merensinya. Sempat kesal karena panitia memundurkan lombanya hingga sebulan kalau tak salah. Pengumuman pemenang juga makin tak jelas setelah itu. Setelah dicolek admin penerbit melalui Twitter, lega rasanya walau tetap tak sreg dengan penundaan yang kurang profesional itu. Selain kamera, ada kiriman paket buku keren, sertifikat dan kaos kece yang oke punya, hehe.

Voucher belanja, akhirnya

Sudah pernah saya ceritakan bahwa saya punya kondisi medis yang sangat merepotkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kisahnya saya tulis cukup lengkap dalam Privé Uri-cran Bikin Anyang-anyangan Tuntas, Ciptakan Peluang Tanpa Batas. Tulisan tersebut saya ikutkan dalam sebuah lomba yang akhirnya diganjar pemenang harapan berupa voucher MAP sebenar 250.000. Walau mengincar hadiah utama, namun berkat voucher tersebut anak-anak jadi kenyang makan pizza, hehe.

Bulan Juli itu merupakan salah satu masa paling berat dalam hidup kami. Jadilah kemenangan kecil itu sedikit mengobati ‘hadiah’ lain dari Allah yang kami terima. Tenaga, pikiran, dan uang harus kami curahkan untuk anak bungsu kami saat dia dirawat di rumah sakit di ruang intensif pula. Mungkin akan saya ceritakan di post terpisah.

Zenfone 2 Laser, bukan pamer

Bulan Agustus hadiah lain singgah di rumah kami. Senangnya. Satu buah ponsel pintar Zenfone 2 Laser ZE550KL mendarat di Bogor. Ini merupakan penghargaan untuk tulisan berjudul Dari Kamera Turun ke Hati: Memotret untuk Wujudkan Target yang diadakan Mak Uniek dalam Giveaway Aku dan #KameraPonsel. Senang tentu saja meskipun hati masih sedih setelah mengeluarkan banyak dana untuk Bumi yang sakit di akhir bulan Juli. Tapi uang bisa dicari, dan penghargaan seperti ini sungguh membesarkan hati.

Seperti tampak dalam pantun yang saya unggah melalui Instagram berikut ini. Oiya, setelah saya baca ulang ternyata Asus Indonesia mengirimkan Zenfone 2 Laser ZE550KL sedangkan dalam pengumuman Mak Uniek saya harusnya mendapatkan seri di bawahnya yakni ZE500KL. Senang lagi… Jangan kasih tahu Mama Fifi ya hehe.

zenpo

Ganti domain, makin asyik bermain

Akhir Agustus entah kenapa tiba-tiba ingin berganti domain yang berbayar sehingga tak lagi menginduk pada WordPress. Dorongan utama sepertinya karena banyaknya kesempatan yang terlewat lantaran blog masih berplatform gratisan. TLD atau top level domain nyatanya memang banyak keunggulan seperti pernah saya bahas di blog ini.

Baca juga: Melejitkan Keunggulan Diri Dengan Top Level Domain .net/.com dari Dotcomforme

Setelah menggali informasi di Internet, akhirnya mantaplah saya memilih belalangcerewet.com sebagai rumah maya tempat berbagi cerita. Karena belum optimal mendulang rupiah, saya hanya membeli domain dari penyedia di Indonesia lalu meminta WordPress untuk melakukan mapping terhadap domain yang baru. Cukup terjangkau dan hanya dalam waktu sehari domain baru langsung aktif.

Senang tentu saja karena kegiatan bermain kata-kata semakin membuncah. Ada kesenangan tersendiri setelah melepaskan embel-embel wordpress dari alamat blog ini. Makasih ya WP! Setelah mengubah domain, saya tergerak untuk mengubah header blog. Ingin tampilan yang berbeda dibanding hanya tulisan sebelumnya. Setelah otak-atik sendiri, hasilnya bisa kawan-kawan nikmati di atas. Sederhana kan?

Liburan bersama Smartfren

Bukan, bukan, saya belum pernah berlibur dengan biaya dari Smartfren. Maunya sih gitu, tapi belum ada peluang hehe. Saya mengandalkan Smartfren sebagai pemasok jaringan Internet melalui modem mifi, terutama saat mudik ke rumah ibu di Jawa Timur. Rumah kami entah kenapa tak bagus menangkap sinyal Indosat dan XL di ponsel. Maka Smartfren menjadi andalan.

Saat Keluarga Biru mengadakan Giveaway Lebaran Seru pada bulan Agustus, saya pun mendaftarkan tulisan berjudul Lebaran Makin Seru dengan Smartfren di Saku yang dinobatkan sebagai pemenang kedua. Pemenang pertama sudah tak asing lagi. Mbak Yuni yang jago grafis itu tuh dengan entri bergaya penyajian poster ala film. Juara kedua pun saya sudah bahagia. Ada boneka horta untuk anak-anak, notebook eksklusif dari Smartfren, plus buku. Buku lagi, alhamdulillaah….

Tawaran kerja sama lagi

Keputusan beralih ke domain TLD rupanya memang tepat. Agustus ganti domain, September ada yang ngedipin, #eh. Sebuah email dari pemilik startup lokal menawarkan peluang kerja sama. Kali ini memang tanpa iming-iming rupiah, namun backlink yang cukup berguna. Saya pelajari lalu saya sanggupi. Hitung-hitung buat latihan mengerjakan job review bila suatu hari ada tawaran lagi. Selain itu, bisa memperkuat portofolio sebagai bloger kan?

Saya lihat ada beberapa teman yang menolak tawaran dari bisnis rintisan ini, namun saya tetap mengerjakannya meski tak dibayar. Sekali lagi, ini sebuah kesenangan sebab blog saya dilirik di antara puluhan bahkan ratusan ribu blog di jagat maya–setidak-tidaknya di tanah air. Lagian saya bloger belum berpengalaman, maka menulis ini saya jadikan untuk menambah jam terbang. Termasuk membantu membesarkan bisnis lokal di tanah sendiri. Akur?

Uang bikin riang

Uang bikin orang senang, itu biasa, walaupun kesenangan tidak selalu lahir dari kepemilikan uang. Dari sekian lomba blog, jarang sekali saya mendapat hadiah berupa uang tunai. Pernah sekali sih dapat dari GA jalan-jalan Mbak Isnuansa, tapi setelah itu sering berupa barang. Sebenarnya barang juga bisa jadi duit, tapi harus dijual dahulu hehe…

Setelah September berlalu tanpa kemenangan, lupa juga sih ikut apa aja, akhirnya ada lagi tulisan yang nyantol sebagai juara meskipun hanya pemenang harapan. Dalam lomba KitaIndonesia bertema teknologi informasi saya diwakili tulisan bertajuk Indonesia Maju dengan Aplikasi Berbasis Value, yang beruntung menggondol uang tunai. Jumlahnya? Wah, pokoknya bikin semringah…. Tak ada ekspektasi besar mengingat banyak sekali bloger yang mengincarnya. Syukur deh Oktober jadi riang hehe.

Dilema, oh, dilema

Saat Mbak Arin menghelat lomba blog bertema dilema, saya langsung tertarik. Betapa tidak, hidup kita ini kan berkutat dalam serangkaian dilema yang tak saling berkaitan. Banyak pilihan yang harus kita sisihkan demi pilihan terbaik untuk dijalani dengan penuh pengharapan.

Cerita berjudul Jangan Hentikan Langkah Ketika Dilema Melanda keluar sebagai juara kedua di luar dugaan saya. Awalnya saya berharap mendapat juara harapan dengan hadiah buku Rudy yakni tentang Pak Habibi. Ternyata malah merangkak di urutan kedua dengan imbalan uang plus buku trilogi karangan Proklamator Moh. Hatta. Alhamdulilah, lumayan buat menyegarkan rekening biar sedikit basah, hehe.

Voucher lagi, belajar lagi

Beberapa lomba lain memang keok dan meremukkan hati. Lalu kabar gembira datang dari Dotcomforme. Lomba ini merupakan kontes semi-SEO pertama yang pernah saya ikuti. Di sinilah saya mulai belajar tentang SEO dan riset kata kunci, baik dari Internet maupun buku. Belum banyak memang tapi cukup menggembirakan bila diganjar hadiah hiburan berupa voucher belanja.

Tetap disyukuri sebab Desember masih menyisakan satu kenangan. Pengumuman baru saja dilaksanakan minggu lalu dan harus saya jemput langsung di kantornya di Jakarta. Kalau rezeki tak akan ke mana. Ya kan?

Baca juga: Kalau Enggak “Ke Mana-mana”, Mana Mungkin Dapat Rezeki

Harapan dan pembelajaran

Tahun baru ini saya songsong dengan penuh harapan. Semoga banyak peluang yang bisa saya manfaatkan demi masa depan. Rencana pindah ke kampung halaman otomatis akan menuntut saya menggunakan blog secara lebih optimal. Akan banyak lomba dan job yang saya idamkan. Namun demi bisa sukses dalam dua hal itu, terutama blog monetizing, saya harus belajar lebih banyak dan lebih mendalam.

Belajar apa? Apa saja. Belajar ilmu SEO, teknik menulis yang lebih baik dan efektif, belajar membangun interaksi dan engagement dengan pembaca, dan ilmu-ilmu desain agar mempercantik blog sehingga nikmat dikunjungi. Harapannya, tahun ini bisa menggelar lomba atau semacamnya.

Apresiasi Mak CarRa (Carolina Ratri) atas tulisan saya berjudul 10 Hal Krusial di Hari Bloger Nasional merupakan hal penting yang perlu saya respons secara positif dengan menghadirkan pembaruan dan perbaikan konten blog. Itu artinya belajar dan belajar lagi pada hal yang belum bisa dan mempertajam yang sudah dipelajari.

Post ini saya tulis terinspirasi dari Mas Eko Nurhuda yang menulis di sini. So be it, tahun 2017, banyak berharap, banyak belajar, banyak berusaha. Bagaimana dengan sobat semua? Ada harapan khusus tahun ini? Apa pun itu, semoga dimudahkan. Semoga dilancarkan.

 

10 Comments

  1. Mantaaabbsss ngelomba terus saiki. Sip lah memang harus gitu jangan kaya aku belom2 udah jiper n baper duluan
    Semoga tahun ni makin cethar membhahanaaa ya kangmas

    Like

  2. Yey.. ikutan senang membaca postingan ini dan segala pencapaiannya mas. Semoga tahun ini lebih bersinar dan membawa berkah ya..

    Ditunggu selalu tulisan2 kecenya.. 🙂

    Like

  3. Aku ikut semangat dan bahagia membaca tulisanmu yang (setidaknya) jujur menurutku, mas 🙂 Dan setelah dimaknai, memang Allah menurunkan rejeki (entah lewat job review, dan terlebih lewat kompetisi yang iklimnya kompetitif) sesuai dengan apa yg dibutuhkan. Semoga impian membangun rumah bacanya, juga rencana balik ke kampung halaman segera terwujud. Semangat 2017!

    Like

Tinggalkan jejak