Waspadai Penipuan Berkedok Penemuan Cek

Berhati-hatilah jika kita menemukan cek di jalan. Ini mungkin nasihat aneh, sebab harusnya gembira dong kalau kita nemu duit banyak dalam bentuk selembar cek. Apalagi yang nilainya miliaran.

Itu pula yang terjadi pada saya Agustus tahun lalu. Suatu pagi selepas mengantarkan wingko, saya melihat sepucuk amplop berwarna cokelat tergeletak di pedestrian tepat di depan sebuah toko mainan. Saya segera memungutnya lalu pulang.

Entah mengapa saya menangkap kesan bahwa amplop itu sengaja diletakkan di sana, bukan terjatuh atau ketinggalan. Yang janggal adalah amplop tersebut bertuliskan “DOKUMEN PENTING” seolah ingin dilihat dan ditemukan orang yang lewat. Lebih curiga lagi karena di dalam amplop tersebut terdapat tiga lembar dokumen yang penting.

image

Pertama, SIUP atau surat izin usaha perdagangan, beralamat di Kalimantan. Dua, Surat Keterangan Tanah, juga di Kalimantan. Dan terakhir, selembar cek yang dikeluarkan oleh sebuah bank swasta. Nilainya bikin mata melotot: 4,5 M! Bisa buat beli apa tuh, haha.

Ini penipuan

Tapi saya tidak senang atau kaget. Teman saya pernah menemukan dokumen serupa. Dan dia hampir ditipu. Ini modus penipuan, Bro! Hati-hatilah jangan sampai teperdaya. Dalam dokumen tersebut tertera nomor ponsel pemilik usaha. Jika kita menelepon atau menghubunginya, dia akan acting seolah sangat gembira.

Lalu dia akan berterima kasih dan menjanjikan imbalan besar untuk kita. Dan entah bagaimana, kita lantas digiring untuk mentransfer uang kepada dia. Gendam atau hipnotisme? Entahlah, yang jelas jangan coba menghubungi bila tak mau ditipu.

Itu yang pernah terjadi pada teman saya, juga di Bogor. Untung dia tidak sampai kirim uang. Setelah browsing, di Jawa Barat ternyata ada beberapa orang yang sudah terkena modus penipuan dengan kedok penemuan cek ini. Dokumen itu sengaja disebar dan menunggu umpan dimakan korban. Sila cari si Google kasus serupa.

Beberapa kejanggalan

Ada yang ganjil pada tiga dokumen dalam amplop itu. Maka layak dikategorikan sebagai sindikat penipuan. Pertama, kok bisa dua dokumen sepenting itu disatukan dengan cek? Logikanya, dokumen pendirian usaha disimpan rapi di kantor. Tidak dibawa ke mana-mana,  dengan risiko tercecer dan hilang di jalan.

Kejanggalan kedua, jenis cetakan dua dokumen itu terbilang murahan. Yakni dicetak di printer, bukan sablon. Bila dilihat lebih teliti, gambar atau logo garuda pada watermark ternyata tidak halus. Ini artinya, watermark dicetak bersamaan dengan isi surat. Idealnya, logo atau gambar pemerintahan dicetak dulu dengan rapi menggunakan sablon atau mesin cetak berkualitas tinggi. Sehingga tidak mbleber alias bergerigi. Kesimpulannya, dokumen tersebut dikerjakan secara amatir dan tidak dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.

Kejanggalan ketiga, kertas cek terkesan murahan dan tidak berkelas. Kalau dilihat sepintas, memang tampak mirip. Selain itu, lebar kertas relatif lebih kecil dibandingkan cek pada umumnya. Dan, cap dari bank terkait terlihat tidak meyakinkan dengan posisi yang tidak proporsional sehingga buruk secara estetika. Saya menduga, lembar cek ini juga dicetak dengan mesin printer seperti dua dokumen lainnya.

Kejanggalan keempat, seperti yang ditambahkan seorang sahabat lewat komentar di Facebook, adalah seputar masa kedaluwarsa. Cek normalnya disertai masa berlaku selama 7 hari sehingga pencairan dana sebesar itu harus terlebih dahulu memesan uang di bank bersangkutan. Sedangkan di cek yang saya temukan tidak dibubuhi masa kedaluwarsa yang berarti ini cek palsu.

Kok saya ambil?

Sudah yakin itu modus penipuan, lalu kenapa saya tetap mengambilnya? Memang terkesan heroik, tapi saya sengaja memungutnya dengan tujuan mencegah orang lain mengambilnya. Misalnya pedagang yang menuju pasar atau tukang sapu yang biasa beroperasi di jalan besar itu. Mungkin mereka langsung dilanda euforia sehingga spontan mengontak pemilik dokumen tanpa tahu bahwa itu modus penipuan.

Walau hampir setiap orang kini memegang ponsel pintar, namun tidak semua akan mengecek di Google tentang modus penipuan yang harus kita waspadai ini. Ya, keburu senang mau dapat imbalan, malah kena tipu bukan kepalang. Waspadailah modus penipuan melalui penemuan cek di jalan.

15 Comments

      1. pernah pas lagi antri belanja di grosiran pasar, saya ketemu orang yang senang banget nemu kertas dilaminating bertuliskan hadiah dari teh dalam gelas. Tapi katanya sih nemu di jalan, bukan dari tehnya. Sama saya dikasih tahu itu penipuan, beliau keukeuh aja mau kontak nomer yang ada di kertas dan malah menatap saya dengan penuh curiga. Mungkin dikiranya saya sirik haha.. yowis lah. Sakarepmu kalau kata pakde ^_^

        Like

        1. Hehe, iya Teh. Soalnya memang kertas mirip sama aslinya. Jangankan yang nemu di jalan, yang ada dalam kemasan aja bisa menipu kok. Yang penting sudah mengingatkan. Hehehe…

          Like

    1. Banyak alasannya, Mbak. Intinya, kalau penemu hubungi si pemilik, nanti akan dijanjikan imbalan, biasanya 100 juta. Dan hanya boleh ditransfer lewat ATM. Di situ mereka beraksi. Alasannya macam macam. Ada korban yang pernah kena itu digiring ke ATM lalu suruh milih fitur bahasa Inggris. Terus ga tau gimana saking senengnya trus malah transfer ke penipu. Diyakinkan sedemikian rupa agar transfer ke mereka.

      Like

    1. Iya, Kang. Saya tadi dapat info tambahan dari seorang teman, jumlah sebesar itu tanpa masa kedaluwarsa cek juga mencurigakan karena bank tidak bisa menyediakan uang sebesar itu tanpa terlebih dahulu memesan ke bank bersangkutan. Sama-sama, semoga mencegah penipuan.

      Liked by 1 person

Tinggalkan jejak