Asyiknya Belajar Bahasa Asing (Lagi)

KALI INI IZINKAN saya bercerita seputar pengalaman mempelajari beberapa bahasa asing yang ternyata sangat menyenangkan. Tanpa harus menguasai, meniru pelafalan atau idiom tertentu dalam suatu bahasa bikin hati semringah dan penuh semangat. Ternyata menurut penelitian, belajar bahasa asing dapat menghindarkan kita dari Alzheimer dan dementia selain memperkuat memori dan kemampuan decision making meningkat.

Saya tergerak menulis soal belajar bahasa asing setelah nongkrong bersama anak-anak dalam Car Free Day dua minggu lalu. Saat mereka asyik membaca buku sains populer, saya malah menikmati buku bahasa Mandarin yang saya comot dari mobil perpustakaan keliling. Ada semacam melodi memori dengan bahasa ini semasa masih tinggal di Bogor.

Beginilah cerita seputar beberapa bahasa asing yang pernah saya pelajari hingga kini.

1. Bahasa Arab

Ini bahasa asing pertama yang kukenal. Sebagai anak daerah yang tinggal di kampung dengan tradisi keislaman yang kuat, sudah sewajarnya kami didorong untuk belajar bahasa Al-Quran. Kendati semangat dan lama mempelajari bahasa ini, namun rupanya penguasaan masih jauh, terutama percakapan lisan. Sewaktu di pesantren, bahasa ini digali lagi namun lebih ke sisi gramatika atau tata bahasa. Walhasil, karena kurang dipakai jadi semakin pudar.

2. Bahasa Inggris

Perkenalan dengan bahasa internasional ini berawal dari buku pelajaran kakak yang waktu itu berada di bangku SMP sementara saya masih SD. Tidak terlalu paham arti dan cara bacanya, tapi mulai suka baca-baca. Baru sebatas itu.

Memasuki bangku SMP kelas 2, mungkin karena guru yang asyik, saya mulai keranjingan bahasa Inggris. Sangat suka dan menantikan jam pelajaran ini meskipun sumber daya masih sangat terbatas. Maklumlah saat itu belum ada Internet apalagi berbagai aplikasi Android seperti sekarang.

Hingga SMA bahasa ini pula yang kugandrungi dan kemudian kutempuh sebagai jurusan semasa kuliah dan akhirnya menjadi peranti utama untuk meraup rezeki hingga kini. Walau bukan expert, tapi penguasaan bahasa ini mempermudah banyak urusan.

3. Bahasa Jepang

Bahasa Doraemon ini sebenarnya menarik terutama karena memiliki aksara unik dan negaranya terkenal akan kemajuan ilmunya ke anter dunia. Sayang sekali hanya kupelajari sepintas saat kelas 3 SMA. Berharap melanjutkan namun tidak terlaksana. Kini memori penyesalan yang terasa.

4. Bahasa Perancis

Pada dua semester awal kuliah, kami mendapat pilihan wajib belajar bahasa asing. Sewajarnya saya mengharap akan melanjutkan bahasa Jepang semasa SMA. Sayang, hanya bahasa Perancis dan bahasa Jerman yang ditawarkan. Karena banyak kawan yang pilih Perancis, saya pun ikut. Hasilnya kurang walau prosesnya menyenangkan.

5. Bahasa Mandarin

Ketika bekerja sebagai editor bahasa Inggris di sebuah penerbit, entah kenapa aku diserahi mengawal penerbitan buku bahasa inggris untuk SMA. Sebagai anak baru, aku tak bisa menolak. Lalu demi menunjang pekerjaan itu, aku pun mengambil kursus intensif bahasa Mandarin dengan biaya sendiri.

Bahasa Jacky Chan ini rupanya sangat berkesan dan kini kupelajari lagi untuk menambah pengetahuan. Dua anak saya pun menyandang nama dari bahasa Mandarin sebagai token terhadap berkesannya bahasa ini. Siapa tahu kan nanti ada peluang dari pengusaha bahasa dari Tiongkok ini? Apalagi kini ada aplikasi mudah untuk mendukung pembelajaran bahasa ini.

Bagaimana dengan BBC Mania, adakah yang suka belajar bahasa asing?

15 Comments

  1. Wuih, kalo itu masih bisa semua – paling nggak lancar buat bincang-bincang sehari-hari, bakalan keren banget. Aku pernah kenal seorang guide di Prambanan yang fasih 4 bahasa asing: Inggris, Perancis, Spanyol, Italia. Ya, yang tiga terakhir itu boleh dibilang masih serumpun sehingga grammar-nya agak-agak mirip, bahkan beberapa kosakata pun sedikit sama. Cuma tetap saja keren karena beliau ini lulusan SMA dan nggak menempuh studi khusus bahasa asing.

    Well, aku sendiri sejauh ini secara resmi pernah belajar Inggris, Arab, dan Jerman semasa SMA. Lalu dua tahun belajar bahasa Prancis di sebuah pendidikan pariwisata. Terus sempat belajar bahasa Jepang secara otodidak karena naksir sama Aihara Kotoko, hahaha. Dan, kecuali Inggris, yang lain-lain banyak udah lupa. Yang paling sayang bahasa Prancis karena dulu sempat bisa komunikasi, bahkan bawa turis berbahasa ini.

    Like

    1. Enggak ada yang lancar Mas selain Inggris dan Mandarin yang bakal kuseriusin. Hebat itu yang jebolan SMA, mungkin dia hampir polyglot. Ayo pertajam lagi Perancisnya, Mas.

      Like

  2. Saya pernah belajar sampai tingkat dasar tiga (9 bulan) untuk bahasa Jepang. Cuma karena selesai belajar gak pernah dipakai akhirnya bablas gak ingat lagi.
    Beberapa waktu kemaren menggelora pengen belajar bahasa Inggris otodidak, tapi loyo lagi karena tiba-tiba saja hilang semangat. 😦

    Like

  3. Dari SMA, aku ambil kelas bahasa dan dapat 5 bahasa; Inggris, Jepang, Jerman, Jawa dan Bahasa Indonesia. Waktu itu pelajaran bahasa Jepang dan Jerman sangat menarik dan bahkan aku sampai tahu grammar dasar untuk kedua bahasa tersebut. Untuk vocab juga aku rasa lumayan dari pelajaran di sekolah.
    Sayangnya setelah lulus SMA, aku sama sekali tidak berlatih dan memperdalam kedua bahasa itu sehingga rasanya sekarang kemampuan untuk dua bahasa itu kembali ke 0.
    Sekarang aku mengambil jurusan Sastra Inggris dan di semester 3 ini kami mendapat makul wajib yaitu bahasa Perancis dan nanti di semester 4 kami akan mendapat bahasa Jepang.
    Aku suka belajar bahasa dan berharap suatu saat nanti bisa menguasai beberapa bahasa asing, tetapi dengan belajar beberapa bahasa asing sekaligus malah membuat bingung, terutama mengenai vocab, dan hasilnya tidak maksimal.

    Like

  4. Saya pernah kursus Bahasa Jepang di UI selama 1,5th. Sekarang udah enggak lagi.
    Tapi akhir2 ini malah pengen kembali ke ‘asal’. Pengen bisa basa krama dan tulisan Jawa hanacaraka.

    Like

Tinggalkan jejak