Sekilas 2017

sekilas 2017

Memasuki hari kedua Januari, rasanya cocok untuk menuliskan kilasan balik seputar peristiwa dan fragmen-fragmen di tempat yang baru. Dunia blogging semakin hebring, kehidupan pribadi bikin gemetar hati. Banyak kejadian menyenangkan, melampaui kesulitan demi kesulitan. Tahun 2017 telah lewat, tapi jelas layak dikenang sebagai media latihan bersabar dan ikhlas.

Angka cantik dan job yang melirik

Sepanjang tahun 2017 BBC yang saya kelola membukukan 111 post—sebuah angka yang unik. Secara umum statistik blog bergerak menggembirakan, relatif lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya walaupun tentu masih butuh perbaikan dan peningkatan. Dari 111 unggahan tersebut, 17 di antaranya adalah tulisan berbayar baik berupa content placement maupun sponsored post. Tulisan berbayar kadang berasal dari tawaran agency melalui email, atau hasil melamar di grup, atau langsung dari pemilik brand.

Jujur saja, tugas menulis sendiri jauh lebih memuaskan ketimbang sekadar mengedit dan mengunggah tulisan jadi dari agency. Bukan soal nilai semata, tapi orisinalitas kalimat dan ekspresi yang autentik sungguh melegakan hati—apalagi jika punya pengalaman nyata mengenai hal yang kita tulis. Bulan Januari tahun lalu, misalnya, dibuka dengan tulisan berbayar dari elevenia. Wah, girang bukan main dong! Selain kompensasinya lumayan wow, temanya juga favorit banget: dunia buku!

Sejak saat itu, perlahan-lahan datang tawaran kerja sama dengan brand lain, mulai dari Traveloka, MatahariMall, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, dan sejumlah merek lokal lain dengan nilai beragam. Selama temanya menarik dan sesuai dengan value BBC, saya cenderung semangat menerima walau fee mungkin tidak selalu besar. Beberapa sponsored post bahkan diganjar dengan voucher belanjar alih-alih uang tunai. Asal menarik dan saya bisa, akan saya kerjakan. Siapa tahu bisa berlanjut ke kerja sama berikutnya di kesempatan lain. Yak kan?

Saya ingin setiap post yang diunggah di BBC tidak hanya bermanfaat untuk saya pribadi tetapi juga bagi BBC Mania—para pembaca setia blog ini. Walau nilai tawaran cukup menggiurkan, saya harus menolaknya karena tidak sesuai dengan keyakinan personal. Yang paling saya suka adalah sponsored post yang bisa dikemas dalam bentuk tips atau sekian kiat yang bisa langgeng di jagad maya.

Alih-alih hard selling yang kaku dan membosankan, serangkaian kiat cenderung disukai pembaca karena lebih nyaman dibaca karena runtut. Misalnya tulisan berjudul Tips Praktis Belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan selama menulis dan menyenangkan saat terima honor. Dolar Bo, hehe …. Akhirnya akun PayPal ada manfaatnya.

Tentang lomba: yang terang dan yang suram

Berbeda dengan episode tahun lalu yang menorehkan hadiah cukup banyak dan wah, tahun 2017 agaknya sedikit suram. Entahlah, sejak pindah ke kota asal gairah berlomba serasa menurun drastis dibanding sewaktu masih tinggal di Bogor padahal waktu jelas lebih banyak di tempat baru. Dulu sebelum pindah, sempat tebersit begini, “Wah tar bakal sering menang lomba blog nih karena dapet berkah tinggal berdekatan ibu.” Hehe, namanya kemenangan ya tetap harus diupayakan. Kalau tak optimal, mana mungkin bisa berjaya? Apalagi enggak ikut lomba, mana bisa menang? Hihi.

Ada sekitar 11 perlombaan yang saya ikuti, dua di antaranya membuahkan kemenangan yakni ulasan buku Laris Manis Bisnis Wisata Halal dan Excite Shop bertema pemanfaatan gadget. Sayang, yang kedua ini hadiahnya tak kunjung tiba, hiks. Sisanya harus ditebus dengan keikhlasan lantaran belum beruntung seperti lomba HOOQ dan wisata Kabupaten Semarang. Sebagian lomba lain masih menunggu pengumuman dan saya nantikan dengan penuh kesabaran, bahkan hingga berbulan-bulan sejak penutupan lomba misalnya Lactacyd Baby. Semoga Resolusi dari Hati dan kepulan asap harum secangkir Kapal Api bakal menemukan takdir terbaik mereka.

Di luar blogging contest, ada beberapa kuis atau lomba yang saya ikuti namun dihelat di Instagram atau laman media sosial lain. Tiga kabar menyenangkan salah satunya datang dari komunitas anak kembar Twiries yang menghibahkan paket kopi khas Bandung sebagai hadiah berkomentar atas video mereka di kanal Youtube. Kopi lain datang dari Lampung setelah saya memenangkan lomba pantun di akun jelajahindonesia di IG.

Masih di Instagram, saya senang bukan kepalang ketika Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia memilih namaku sebagai juara kedua lomba menulis puisi dalam rangka menyambut peluncuran buku kumpulan puisi karya Helvy berjudul Duka Sedalam Cinta. Hadiah berupa paket buku dan busana dari butik Asma ternyata harganya wow banget ya. Kaget juga pas lihat label harganya. Alhamdulillah, hadiah lebaran buat istri, hehe ….

Menjadi juri

Jika biasanya menjadi peserta dalam lomba blog, tahun kemarin saya mendapat kesempatan menjadi juri yang harus menilai seratusan entri lomba yang dihelat oleh sebuah brand besar yang sudah sangat terkenal. Mendapat kepercayaan melakukan penjurian tentu sangat luar biasa kendati keputusan pemenang tetap berada di tangan sponsor/penyelenggara.

Saya pernah mengadakan giveaway beberapa kali di blog ini dan proses penilaian selalu berat. Tak terkecuali penjurian atas tulisan para kontestan lomba brand tersebut. Nama-nama yang ikut sudah tak asing lagi sebagai langganan juara di berbagai kontes sebelumnya. Bahkan sebagian besar adalah bloger yang saya kenal, baik secara personal maupun hanya dari blognya.

Namun faktor kedekatan pribadi tak mengusik penilaian. Hanya karena di A adalah teman saya, maka tulisannya harus saya menangkan. Atau lantaran si C sudah sering memenangi perlombaan, lantas saya menghindari namanya sebagai pemenang. Proses alot memang terjadi pada diri sendiri meskipun hasil penilaian saya masih akan dibaca kembali oleh pihak brand. Namun secara umum saya cukup puas dan sudah tak gamang lagi seandainya menerima tanggung jawab serupa tahun ini. Siapa takut?

Panen kopi

Sebagai pencinta kopi, tak bisa saya mungkiri betapa bergairah hari-hari kami sekeluarga ketika datang paket berisi kopi silih berganti. Bukan hanya aku yang suka kopi; istri dan asi sulung pun doyan ngopi walau dengan intensitas berbeda. Menyesap kopi menawarkan kebahagiaan tersendiri apalagi kini kami tinggal jauh dari Bogor yang kali pertama membuat kami jatuh cinta pada biji ajaib ini.

Ketika meninggalkan Bogor untuk menetap di Lamongan–yang terkenal dengan Masjid Namira fenomenal itu–kopi tak lupa kami bawa serta. Ada kopi Cap Teko yang merupakan merek lokal dengan citarasa unik. Ketika kopi ini habis, kami melirik kopi populer andalan banyak orang, Kapal Api. Ketika Kapal Api baru akan tandas, datanglah paket berisi kopi Ratu Luwak–dua kotak sekaligus! Asyiiik ….

Saat Ratu Luwak menjelang habis, Mang Japra dari tanah Pasundan singgah ke rumah. Sensasinya berbeda dari kopi yang tumbuh di tanah lain. Harum biji kopi Mang Japra masih banyak tersedia ketika adik mengirimkan paket lebaran salah satunya berisi kopi Top, lumayanlah sebagai variasi walau tak spektakuler!

Stok kopi bertambah ketika Mas Eko (bungeko.com) menawari saya kopi khas Jambi bernama AAA. Kopi tulen dengan rasa yang kuat. Saya suka kok, seperti yang saya tulis di link itu. Satu merek lagi menambah daftar stok kami yakni kopi khas Pekalongan berlabel owa coffee yang saya beli dari Hutan Sokokembang Petungkriyono dalam perhelatan APNE 2017.

k1

Jadilah saya punya empat jenis kopi dalam persediaan di rumah–seperti terlihat pada foto di atas. Bulan November lalu, saat kopi owa habis, datanglah kopi merek lain yang saya beli di sebuah marketplace. Kopi khas Kediri ini ternyata maknyus juga loh. Untung ada sisa voucher buat menebusnya hehe. Akhir Desember lalu kopi Mang Japra sudah tak bersisa. Itu artinya saat untuk mengisi tempatnya. Ada kopi Ayam Merak yang sedang dalam perjalanan menuju rumah kami saat ini. Konon ini kopi andalan juga yang sempat langka setelah dibeli oleh perusahaan besar dan ternama di tanah air.

Event bloger terjauh

sipingit

Akhirnya tiba juga kesempatan untuk bisa berpartisipasi dalam sebuah ajang kopdar para bloger. Kali ini berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah. Ini kopdar terjauh karena harus menginap dan biasanya kopdar selama ini hanya berlangsung singkat dan sporadis. Perhelatan bertajuk APNE 2017 atau The Amazing Petung National Explore 2017 merupakan inisiatif pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan tujuan memromosikan batik dan wisata alam yakni hutan di kancah global, dan tentu saja nasional.

Selama 3 hari peserta dari kalangan bloger, jurnalis, fotografer dan pilot drone mengikuti rangkaian acara demi acara guna mengulik keindahan hutan Petungkriyono yang ternyata kaya akan wisata. Bagi saya ini event yang mengesankan karena jadi bisa berjumpa banyak bloger andal juga fotografer ciamik. Mereka rata-rata sering menjuarai lomba dan teruji di bidangnya.

Semoga tahun ini menyimpan banyak kejutan menyenangkan. Bukan hanya berupa peluang materiil belaka, tetapi pengalaman yang menguatkan jiwa serta fragmen-fragmen yang memperkaya hidup. Selamat tahun baru, BBC Mania! Sukses selalu untuk semua yang Anda cita-citakan.

15 Comments

  1. Wah, tahun lalu sempat jadi juri? Lomba apa? Jangan-jangan aku ikutan lombanya, hahaha. Btw, semoga 2018 memberikan yang lebih baik dari 2017 ya, Mas. Amin.

    Like

  2. Moga semakin cemerlang ya mas.. moga kopinya berkabar baik ya^^
    Post blog dari agency aku jg merasa seperti itu, lebih sreg yg punya sendiri ☺

    Like

  3. Wawww makin kece aja blognya nih mas rudi, kopdar terjauh di pekalongan ? Sama. Itu tempat terjauh yg saya kunjungi selama ini. Smoga kapan² bisa kopdar lagi ya mas….

    Like

Tinggalkan jejak