Mendulang Rezeki dari Bisnis Kopi Bersama Rarali

Duh, ga kebayang deh kalo harus balik dan tinggal di Lamongan!” gumam saya setiap kali ibu meminta kami agar pindah dari Bogor. Bukan hanya cuacanya yang ekstrem dibanding Bogor, hal utama yang saya khawatirkan tentu saja cara memperoleh pendapatan. Saya khawatir bukan berarti meragukan kekuasaan Tuhan untuk menurunkan rezeki di mana saja. Yang saya rasakan adalah respons logis setelah belasan tahun merantau di kota besar lalu menyepi di kota kecil dengan kesempatan kerja dan peluang usaha yang sangat terbatas. Kalau bukan karena dorongan untuk tinggal berdekatan dengan ibu, godaan untuk tidak betah sangat mudah diladeni.

Ternyata memang benar. Menetap di kota kelahiran sungguh sangat menantang, kalau tak mau dibilang menyedihkan. Bekerja kantoran jelas tidak mungkin mengingat usia yang tak lagi muda. Kalaupun ada yang cocok, gaji yang ditawarkan rata-rata kecil dan cenderung kurang meskipun konsep ‘kurang’ bisa sangat relatif. Sebagai ilustrasi, pemasukan saya sebagai bloger rata-rata per bulan sebanding atau bahkan cenderung lebih besar ketimbang gaji mengajar di sebuah lembaga swasta yang mensyaratkan kehadiran setiap hari kecuali Minggu. Jika kesempatan itu saya ambil, praktis tak akan banyak waktu untuk menulis akibat kelelahan sehabis bekerja.

Akhirnya bisnislah yang saya lirik. Sebenarnya blogging sendiri bisa dianggap sebagai bisnis karena memang produktif menghasilkan pundi-pundi rezeki. Namun saya butuh bentuk usaha lain yang lebih ajek pemasukannya dan karakter ekonominya bisa diukur dengan prinsip-prinsip bisnis pada umumnya. Entah berupa produk atau jasa, usaha seperti ini dapat digarap dengan lebih terstruktur, mulai dari formulasi produk/jasa, target pasar, penentuan harga/layanan, peluang dibanding kompetitor, hingga teknik promosi yang jitu.

Manis Murni Bisnis Kopi

Dalam buku berjudul The Millionaire Mind Thomas J. Stanley mengungkapkan bahwa salah satu elemen penting dalam kesuksesan bisnis adalah kecermatan memilih bidang usaha yang akan digeluti. Sejumlah miliarder yang menjadi responden dalam penelitian Dr. Stanley menyatakan, “Jika Anda cinta, betul-betul mencintai apa yang Anda kerjakan, maka besar kemungkinan Anda akan sukses.”

Para motivator sering bepesan, “Do what you love and love what you do.” Saya pikir prinsip ini juga tepat diterapkan pada bisnis. Menekuni bidang yang disukai sebagai ladang bisnis setidaknya akan menguatkan hati ketika bisnis tak kunjung melesat tinggi. Didasari rasa suka, bidang yang dipilih akan serius saya geluti entah untung atau rugi.

1 – Karena hobi

Nah, produk yang segera terbayang untuk disulap menjadi peluang bisnis adalah kopi. Alasan utama meminang kopi adalah lantaran hobi atau preferensi yang sudah berlangsung sejak 6 tahun lalu. Sebagai penikmat kopi jenis apa pun, memasarkan kopi akan jauh lebih menjiwai dan menawarkan kenikmatkan tersendiri karena bisa relate dengan pengalaman pribadi.  

2 – Potensi ekonomi

Meskipun tergolong produk dengan pasar ceruk atau segmented, penikmat kopi cukup banyak sehingga potensi pasarnya cukup besar. Saat ini kopi sedang menemukan momentumnya sebab digandrungi oleh kalangan muda dan tua di banyak kota. Bukan hanya individu yang doyan menyeduh sendiri kopi di rumah, namun menjamurnya kafe-kafe di kota besar dan kecil adalah indikator meningkatnya afinitas atau ketertarikan publik terhadap kopi yang kian moncer sebagai bagian dari gaya hidup.

Di Lamongan kota, misalnya, ada ratusan warung kopi (warkop) yang masing-masing punya pengunjung fanatik. Belum lagi warkop-warkop tradisional di kecamatan dan perkampungan yang juga tak pernah sepi pelanggan. Tren kemunculan co-working space atau tempat bekerja sementara ala kantor di kota-kota besar juga kerap dibarengi tumbuhnya coffeeshop yang bisa menjadi pasar menjanjikan untuk digarap.

3 – Bantu petani

Indonesia punya kekayaan yang hampir sulit ditandingi oleh negara-negara lain. Bukan hanya ragam budaya yang mengagumkan, tetapi juga kekayaan alam yang potensial dikelola sebagai sumber pendapatan masing-masing daerah. Salah satu hasil bumi yang bernilai tinggi selain mineral adalah kopi. Kopi-kopi yang dihasilkan di sejumlah daerah Nusantara selalu punya cita rasa tersendiri meskipun berasal dari jenis kopi yang sama.

Terdorong alasan inilah saya lantas memutuskan menjual kopi Excelsa dari Wonosalam Jombang yang selama ini dikenal punya cita rasa unik yakni asam fruity karena dipengaruhi oleh tanaman buah yang tumbuh di tanah sekeliling. Dengan memasarkan kopi Excelsa saya berharap turut mendongkrak kemakmuran para petani yang belum punya akses pada pasar luar yang lebih luas dengan mengandalkan kecanggihan teknologi informasi.

4 – Cinta negeri

Pemerintah telah cukup aktif menggencarkan pertumbuhan ekonomi nasional baik dari sektor wisata maupun produk-produk khas melalui UKM dan berbasis komunitas. Saya merasa wajib mendukung program positif ini dengan cara memasarkan produk lokal—dalam hal ini berbentuk kopi—agar mampu mencapai pasar nasional dan bahkan global berkat bantuan Internet. Mengangkat komoditas daerah lewat geliat online shopping yang kian semarak saya maknai sebagai wujud cinta tanah air dalam pengertian yang sangat sederhana.

5 – Goal pribadi

Tak bisa dimungkiri, saya menjual kopi dengan dengan maksud memetik pundi-pundi rezeki. Selain menulis di blog, penjualan kopi bisa menyumbangkan potensi keuntungan ke dalam kas keluarga agar kebutuhan-kebutuhan primer kami tercukupi dan terutama kegiatan-kegiatan di Saung Literasi (SL) dapat terus terakomodasi. Sebagai gerakan nirlaba yang sudah kami mulai sejak tahun 2009 di Bogor, SL tentu butuh suntikan dana karena kami tak pernah menetapkan biaya kepada anak-anak yang aktif belajar.

Langkah menuju mimpi

Membuka bisnis di tahun 2019 adalah resolusi bisnis yang ingin saya wujudkan dengan penuh kesungguhan. Resolusi berarti kebulatan tekad untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini mengglobalkan merek Jola-Joli sebagai produsen kopi Excelsa yang bermutu tinggi. Semuanya memang berawal dari mimpi, dan saya yakin mimpi ini bisa perlahan-lahan diraih dengan terlebih dahulu membangun kebiasaan positif agar menjadi sistem yang produktif.

Kebiasaan baik ini ibarat langkah-langkah kecil untuk mengantarkan saya menuju mimpi demi mimpi. Meskipun terkesan sederhana atau sepele, namun keenam hal berikut ini butuh komitmen tinggi agar mampu saya padatkan menjadi kebiasaan yang akan berkontribusi sebagai modal intangible dalam bisnis kopi.

Bangun pagi sudah menjadi rutinitas setiap hari. Selain menjaga agar badan bugar, bangun lebih awal juga berpotensi membuka pintu rezeki. Rezeki memang sudah diatur, namun kita tetap wajib menjemputnya—bukan cuma menunggunya. Pagi hari pikiran masih jernih, maka aktivitas menulis jadi lebih lancar dan bertenaga. Tulisan jadi makin berbobot dengan suntikan bahan dari buku-buku yang saya baca. Baca buku biasanya saya lakukan saat jeda siang dan malam sebelum berangkat tidur.

Dua kebiasaan yang masih sulit konsisten adalah olahraga teratur dan perencanaan keuangan. Bersepeda yang selama ini jadi andalan sering terlewat akibat kesibukan. Untunglah sesekali si sulung minta diantar ke sekolah naik sepeda. Perencanaan keuangan kadang sudah dibuat, namun berat ditepati dan tiba-tiba pos tertentu menggembung pengeluarannya. Adapun tidur yang cukup sudah terpenuhi karena saya tak berani begadang seperti dulu. Untuk podcast, saat ini lebih banyak berisi pelajaran bahasa Mandarin yang dulu pernah saya pelajari sekilas.  

Beberapa waktu lalu saya tak sengaja membaca checklist pendirian usaha di sebuah situs pencarian kerja yang dikirim melalui email. Jika menilik satu per satu langkah yang ada pada gambar di bawah, rasanya rencana usaha yang akan saya rintis bakal terhambat pada langkah pertama, ketiga, dan kelima. Sungguh pelik jika mesti memikirkan ketiga hal itu padahal sudah tak sabar memulai binis.

Untung ada Ralali

Kekhawatiran pun pupus begitu tahu ada Rarali. Ralali.com dapat menjadi solusi praktis bagi bisnis dengan modal terbatas. Asalkan punya produk yang bisa ditawarkan kepada pasar, Rarali bisa jadi sarana marketing andal. Sebagai tempat belanja grosir online, siapa pun bakal dipermudah dalam memulai usaha entah untuk mencari aneka kebutuhan usaha dari supplier terpercaya ataupun menjadi supplier.

Kopi Excelsa dengan merek Jola-Joli yang sudah dikemas rapi akhirnya saya proyeksikan sebagai produk unggulan bagi pasar online lewat Ralali. Saya siap menyasar konsumen individu ataupun korporat untuk meminang kopi produk kami sebagai salah satu cara pendulang rezeki.

Sebagai marketplace yang menghubungkan para pebisnis, Ralali setidaknya menawarkan sejumlah keunggulan. Website Rarali sangat memikat dan mudah dioperasikan. Hal ini menjanjikan proses transaksi yang gampang dengan mengandalkan kecanggihan teknologi. Dengan demikian usaha akan cepat mendatangkan keuntungan.

Hal ini berdampak pada melesatnya bisnis berkat dukungan sistem seperti sejumlah workshopyang pernah dihelat Ralali agar usaha kita tumbuh dan berkembang, juga aneka promosi yang menghemat pengeluaran kita dalam pengadaan bahan baku.

Sebagai online marketplace, Ralali mampu menjangkau pasar yang sangat luas, membidikcalon pelanggan di seluruh Indonesia bahkan dunia nyaris tanpa henti karena bisa diakses selama 24 jam dalam seminggu. Semua fasilitas itu bisa dinikmati dengan cuma-cuma kecuali jika kita melakukan upgrade menjadi Super Seller.

Jika sudah mengunggah produk terbaik, pelanggan akan datang satu per satu. Perlahan-lahan mereka yang puas akan melakukan repeat order bahkan tanpa kita minta untuk melakukannya. Para konsumen dari kalangan korporat atau sesama pebisnis lambat laun berpotensi jadi mitra kita dalam usaha yang bisa digarap bersama suatu hari. Dengan begitu, Ralali benar-benar menjembatani para pelaku usaha untuk membangun networking yang produktif dalam ekosistem yang kuat.

Spirit Maju Ralali

Sebagai orang Jawa, saya menangkap makna emotif dari kata Ralali. Dalam percakapan sehari-hari, sejumlah penutur sering menggunakan ekspresi ralali sebagai kependekan ora lali atau tidak lupa. Dengan demikian, Ralali memberi sugesti kepada saya tentang hal-hal yang tak boleh dilupakan. Yang paling utama tentu saja saya tak boleh lupa memastikan mutu kopi agar para pelanggan senantiasa puas menjadi konsumen setia.

Ini sesuai dengan merek Jola-Joli yang merupakan akronim JOmbang-LAmongan oJO LaLI. Kopi Excelsa yang saya jual memang berasal dari dataran tinggi Jombang yang dipasarkan dari Lamongan, tempat kelahiran dan domisili saya saat ini. Saya tak boleh melupakan akar tradisi sebagai orang Jawa entah setinggi apa pun bisnis kopi ini akan melesat nanti. Yang tak kalah penting, pelanggan atau publik pencinta kopi tak boleh lupa pada Jola-Joli dan oleh karena itulah dibutuhkan upaya terus-menerus untuk menyapa mereka—salah satunya lewat Rarali.com yang pasarnya ekstensif.

Spirit Ralali menjadi pengingat agar saya bergerak maju dengan selalu menawarkan produk bermutu dan tidak melupakan asal usul. Sobat BBC Mania yang berniat mewujudkan resolusi bisnis secara lebih mudah di era digital seperti saat ini, segeralah bergabung di Rarali. Rarali bikin bisnis menjadi gampang karena kita bisa menyuplai berbagai kebutuhan usaha para pelanggan secara online. Cari website yang tepat untuk berburu kebutuhan usaha apa pun? Ya Rarali dong! Siapa tahu kalian bakal sukses seperti Jessica founder Dapurfit. Seperti saya, #IniSaatnya kalian tahu Ralali.com!

46 Comments

  1. Wah, produsen kopi bubuk kah di Lamongan? Jadi mengingatkan aku pd masyarakat di kampung kec. Dampit, Kab. Malang, asalku, yg punya banyak kebun kopi. Andai aku jg punya kebun kopi Mas, bisa join nih hahhaa…

    Like

    1. Produksinya di Jombang, Mbak. Kerja sama sama petani untuk saya pasarkan secara online dan offline. Betul, Dampit juga punya kopi, yang aku sudah mupeng sejak lama. Kapan-kapan moga bisa main ke sana sama keluarga. Boleh join dengan mendoakan saya, Mbak Hehe.

      Like

    1. Terima kasih, Mbak atas doanya. Memang ga mudah beralih ke tempat baru dengan latar belakang sosial dan ekonomi berbeda. Sangat menantang apalagi di awal-awal. Mesti bersabar banget. Semoga ya bisa eksis 🙂

      Like

    1. Aaamin, makasih ya Joe. Intinya aku jalanin yang bisa dikerjain. Yang penting ga berhenti atau pasif. Soal rezeki, tinggal bersabar aja sesuai ikhtiar insyaallah.

      Like

    1. Terima kasih, Mbak. Yang penting Jola-Joli bisa terus eksis dan dikenal publik penggemar kopi. Bener banget, di Ralali bisa cari apa aja, mempermudah pengusaha rintisan buat ngembangin bisnis.

      Like

  2. Membaca tulisan mas Belalang aka mas Rudi selalu bikin takjub dan termotivasi. Semoga sukses dg bisnisnya ya mas… Namanya rezeki itu jangan ditunggu tp hrs diupayakan… Dan bukan hanya kota besar saja yg berpeluang besar mendulang pundi2 rezeki…. Yakinlah dg ikhtiar yg kuat dimanapun berada rezeki itu pasti berpihak pada kita. TFS

    Like

    1. Alhamdulillah kalau ada manfaatnya, Mbak Yuni. Jadi penguatan buat saya pribadi juga biar konsisten menjaga mimpi.
      Betul banget, Mbak. Tugas kita cuma berusaha, soal sukses urusan lain. Kalau sudah berusaha, minimal ada peluang sukses daripada ga gagal karena ga pernah mencoba. Di Lamongan yang kecil memang serbaterbatas, Mbak. Jual kopi ini yang saya rasa mudah, apalagi dibantu Ralali.

      Like

  3. Waaah nice artikel mas, salut bangeet sama kebiasaan positif untuk mewujudkan mimpi mas, saya juga bikin to do list tiap pagi. kebiasaan positif yg belum terpenuhi adalah tdur cukup hehehe

    suksess ya mas mengembangkan bisnis jola-jolinya, semogaa ralali bsa membantu untuk membentangkan sayap lebih lebar jd makin banyak yg bisa dapat keuntungannya. aamiin. .

    Like

    1. Lucky masih muda, wajar waktunya masih tersedot untuk belajar dan mengembangkan diri. Makasih ya doanya, Lucky. Rarali emang memudahkan jalanin bisnis tanpa modal gede dan semuanya terkendali.

      Like

  4. Semoga bisnis kopinya semakin lancar ya, Mas Isnaini. Terima kasih untuk artikelnya. Sukses juga untuk lombanya. Salam hangat.

    Like

    1. Bang Nodi, terima kasih sudah main dan mendoakan. Saya doakan Anda juga dipermudah untuk meraih mimpi dan cita-cita ya, termasuk usaha yang mau dikelola. Ralali aja Bang, sukses!

      Like

  5. wahhh pemikiran yang sama mas.. sebelum pindah ke Sumenep hahah. Apalagi sudah tidak menetap di daerah selama 10 tahun lebih.. kayak mbabat alas aja ya rasanya.. Tapi kita harus menikmati apa yang ada.. yang terbaik. Sukses bisnis kopinya ya…

    Like

  6. Saat ini kopi adalah komoditi yang banyak digandrungi. Seiring dengan semakin menjamurnya kedai kopi, dan kedai kopi menjadi sebuah life style baru di kalangan muda. Sukses untuk usahanya…

    Like

  7. Bisnis kopinya keren mas. Semoga laris manis yaaa. Oh ya, Ralali berarti menyediakan segala kebutuhan utk membangun bisnis ya. Keren 😎

    Like

  8. Bisnis kopi ini lagi naik daun ya mas. Bisa dilihat dari banyaknya kedai kopi yang buka. Bisa meningkatkan taraf kehidupan petani kopi. Keren banget. Sukses ya sama bisnisnya!

    Like

Tinggalkan jejak