Ketagihan Ikut Kelas Inspirasi: Oleh-oleh dari SDN Bluri (1)

Hal yang kukhawatirkan akhirnya terjadi juga. Dua aktivitas yang sama-sama kugemari ternyata datang pada hari yang sama. Mbak Nurul bloger asal Surabaya mengundangku untuk melakukan reportase di Sidoarjo tanggal 2 Februari, sementara Kelas Inspirasi (KI) Lamongan jilid 6 juga dihelat di hari itu juga.

Benar-benar pilihan yang sulit. Ikut ke Sidoarjo akan diganjar uang, ikut KI justru bakal keluar uang. Namun kesempatan ikut KI tak bisa saya sia-siakan. Ini KI yang sudah saya tunggu-tunggu setelah gagal ikut KI jilid 5 setahun sebelumnya lantaran sakit. Orang bijak bilang, janganlah menunda kebaikan sebab kita tak tahu kejutan apa yang Tuhan siapkan di depan.

Ke Sidoarjo dalam rangka kerja juga merupakan kebaikan, namun KI tentu menawarkan kebahagiaan tersendiri sebab tak semua orang punya peluang dan menjawab panggilan itu. Selain itu, saya terlebih dahulu mendaftar dan lolos sebagai relawan pengajar KI. Sebenarnya bisa sih mundur dengan terhormat seperti banyak kasus lain, namun kembali lagi pada privilese yang mungkin tak akan saya dapatkan pada aktivitas lain.

Kejutan yang menyenangkan

Ternyata betul. Kejutan demi kejutan menghampiri sewaktu saya ikut Kelas Inspirasi. Kejutan pertama adalah waktu tempuh ke lokasi. Karena tinggal di kota yang sama, saya sempat meremehkan jarak ke lokasi. Saya beberapa kali ke daerah Utara jadi merasa menguasai medan. Saya pun tak ikut menginap bersama relawan lain pada Jumat malam dengan rencana akan bergabung Sabtu pagi, langsung meluncur ke SDN Bluri tempat kami ditugaskan.

Rupanya dugaan saya meleset. Dari Lamongan kota lumayan juga ternyata jauhnya. Berkendara motor, saya butuh waktu sekitar 1,5 jam setelah berangkat dari rumah pukul 5.30. Di SPBU Sumberwudi saya sempat berhenti untuk mengisi BBM dan ke toilet–sekaligus mencari tahu lokasi yang tepat. Anehnya, penjaga toilet SPBU tak tahu desa yang saya maksud.

Akhirnya saya andalkan GMaps dan berhasil dipandu sampai tujuan. Tiba di sana kira-kira pukul 7 kurang sekian menit. Tanpa babibu, saya sapa semua relawan yang baru rampung sarapan dan bersiap melakukan briefing. Mungkin saking senangnya ikut KI, hari itu perut saya malas diisi sewaktu di rumah. Pas di lokasi malah lapar. Untunglah panitia menyisakan sebungkus nasi yang kemudian saya jual santap dengan malu-malu lahap. Kasihan ya aku dikasih nasi sisa, haha. Disisakan maksudnya disisihkan sebungkus dalam kondisi masih utuh, BBC Mania.

Kejutan kedua, saya ternyata yang paling ganteng tua di antara fasilitator, relawan pengajar, dan relawan dokumentator. Tapi itulah uniknya KI. Bukan usia atau kegantengan yang diperhatikan. Bukan pula jenis profesi atau harta berlimpah yang jadi patokan. Itu mah urusan Aa Barack sama Teh Syahrini, haha. Yang jauh lebih penting adalah semangat berbagi dengan tujuan membangkitkan mimpi anak-anak di SD setempat agar tidak rendah diri dengan kondisi mereka.

Bisa diduga, beragam profesi hadir hari itu. Mulai dari drafter di perusahaan kapal hingga pembantu seperti saya. Eit, bukan lebay loh. Saya memang pembantu kok, sebab tugasnya membantu penulis agar tulisannya enak dibaca dan mengena hatimu #eaa. Sebagian pembaca BBC mungkin sudah akrab bahwa saya bekerja sebagai editor lepas sekaligus bloger penuh waktu.

Berikut ini daftar relawan pada Rombel (Rombongan Belajar) 9 di SDN Bluri Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, Asia Tengggara, Asia, Dunia. Di deretan Fasilitator ada Kak Agus (yang baru saja menikah–selamat ya! makan-makan dong), Kak Siska, Kak Wafi, Kak Umu, Kak Latifa yang semuanya masih aktif sebagai penjaga warung mahasiswa.

Pada tim pengajar ada Kak Imam dari Tegal, Jawa Tengah, yang bekerja sebagai QC di pabrik pembuatan kabel yang akan menghubungkan hatimu ke hatinya #eaaa. Lalu Kak Leni dari Ponorogo yang sehari-hari sibuk sebagai drafter di perusahaan kapal di Surabaya. Kalau kondisi memungkinkan Leni hampir mau bawa kapal tanker loh, hihi. Kak Fitria yang berasal dari Pasuruan adalah seorang sekretaris. Cocok deh orangnya ramah, gemar menolong, dan rajin menabung. Sayang saya belum pernah ditraktir, hehe.

Berikutnya ada Zakky yang hari itu mengenakan seragam khas PT KAI putih dan biru dongker. Kontan saja anak-anak menyukainya. Bisa diduga, Kak Zakky sehari-hari bekerja di bidang kuliner. Tentu saja bukan, dia sebenarnya superhero yang menyamar jadi wartawan. Ya silakan putuskan sendiri apa profesinya. Kayaknya sih engineer yang akan merombak hatimu, hasyeeek. Terakhir ada saya sebagai gong saja, penggembira syalalalala.

Karena kekurangan pengajar, maka Kak Rois asal Semarang Kendal yang sebetulnya mendaftar sebagai fotografer berkenan menjadi relawan pengajar. Hal ini demi pembagian kelas yang proporsional mengingat sejumlah relawan pengajar terus menyusut hingga Hari Inspirasi (HI) karena berbagai alasan. Duh baik hati banget ya Kak Rois ini, mau-maunya mengemban dua tugas sekaligus padahal enggak dibayar loh. Cocok banget sama Kak Fitria yang suka menolong. Boleh dibilang Kak Rois inilah yang bikin ger-geran di rombel, baik selama HI maupun sewaktu berinteraksi di grup WhatsApp.

Dari sisi dokumentasi, ada Kak Amy yang berasal dari Bojonegoro. Orangnya ceria seperti Kak Udin yang juga dari Bojonegoro. Kak Udin adalah satu-satunya videografer karena relawan sebelumnya semua berhalangan. Salut! Ditunggu videonya, Kak 😀 Lalu di deretan fotografer ada Kak Asti dari Tuban, yang ternyata tengah merintis bisnis dekorasi panggung untuk aneka acara. Sok atuh yang mau hajatan dan pengajian kontak Kak Asti. Lalu ada Kak Rizky yang kegilaannya hanya bisa ditandingi Kak Leni. Jangan-jangan mereka berjodoh, #ihir.

Itulah sekelumit pengalaman menarik selama ikut Kelas Inspirasi Lamongan (KIL) 6 di SDN Bluri Kecamatan Solokuro. Bersambung pada tulisan kedua tentang detail sewaktu acara berlangsung. Mulai dari insiden anak menangis hingga grup WA anak-anak yang alay banget. Selamat berakhir pekan, BBC Mania!

21 Comments

  1. SEORANG KAWAN BLOGER ASAL SURABAYA MENGUNDANGKU UNTUK MELAKUKAN REPORTASE DI SIDOARJO TANGGAL 2 FEBRUARI —> kenapa ngga nyebut nama dan linkback blognya sekalian siiiik 😀 Kan aku bisa panjat sosial di blog cethar eniiih, hahahahahahah

    Like

  2. Wah… Pilihannya sulit. Tapi, kakak memutuskan pilihan yang pastinya membawa kebahagiaan untuk kakak yang ternyata juga memberi kebahagiaan untuk semua orang di Kelas Inspirasi.

    Pengalaman baru yang bisa jadi cerita.

    Sukses terus ya Kak! 🙂

    Like

    1. Ya begitulah, hidup memang menantang. Pilihan yang ada enggak selalu sesuai keinginan. Yang penting hepi, hehe.
      Makasih juga sudah main ke sini. Ikutan KI juga yuk!

      Like

  3. Wah, keren banget lho bisa ngisi Kelas Inspirasi, mas! Insyaallah nggak pernah rugi berbuat kebaikan

    Tulisan bagian 2-nya mana nih mas, jadi penasaran… 😀

    Btw klo mau ikut gabung KI, caranya gimana ya mas?

    Like

    1. Alhamdulillah, beruntung bisa bergabung bersama teman-teman inspirator dari banyak kota lain. Semoga segera bisa mengunggah lanjutan cerita ini ya.
      Kalau ingin ikut KI, silakan Himala cari KI di kota yang ingin diikuti. Saya, misalnya, follow semua kun Ig Kelas Inspirasi yang bisa saya temukan di Instagram.
      Syarat umumnya cuma punya pekerjaan dan minimal sudah bekerja selama 2 tahun. Selain itu, tentu saja berkenan mengambil cuti pada Hari Inspirasi untuk mengajar di SD terkait.

      Like

Leave a reply to Rudi G. Aswan Cancel reply