Oleh-oleh Fenomenal dari Bandung yang Terkenal

Kunjungan ke Bandung kali ini memang istimewa. Bukan hanya ketemu ratusan bloger dari berbagai daerah, tetapi juga aneka hadiah yang saya bawa pulang. Kalau soal cerita dan kesan, rasanya tak akan habis dibagikan apalagi dikenang. Kalau bisa, hadiah berupa memori indah dan persahabatan selama dua hari dua malam di Kota Kembang tak ingin dilupakan, bahkan ingin kembali diulang. Termasuk oleh saya yang boleh dibilang jarang pelesiran.

Maka jangan heran jika hati deg-degan begitu bus yang saya tumpangi merapat ke pool Pahala Kencana di Jalan Martadinata atau Jalan Riau. Jarum jam hampir menunjuk angka 9. Pagi pertama di Bandung lumayan terang meskipun matahari tampak malu-malu. Saat meninggalkan kursi hendak turun dari bus, kulihat Mustofa atau Mtv tengah terlelap di balik kemudi mobil mungilnya. Kalau BBC Mania rutin mengikuti tulisan saya di blog ini, Mtv sering saya singgung salah satunya dalam blog post lomba TCASH beberapa waktu lalu.

Kupat tahu penawar rindu

Kami dulu sama-sama satu kampus, namun berbeda jurusan saat kuliah di Semarang. Desember lalu dia berkunjung ke Lamongan tanpa diundang yang tak pelak memberi kami kejutan. Di luar dugaan juga sih akhirnya saya meluncur ke Bandung 2 bulan kemudian. Terima kasih, Blogger Crony Community! Mtv boleh dibilang sahabat tuman karib yang sudah mirip antara pembantu dan majikan. Nah, silakan tebak sesuai tingkat kepantasan, hihihi ….

Tanpa babibu, kuminta Mtv mencari tempat sarapan sebab saya sudah kelaparan. Sejak memasuki Jatinangor, mata saya sudah terpaku pada nasi kuning yang berjejer di pinggir jalan. “Nasi kuning aja!” pesanku menjawab pertanyaannya. Sayang sekali, dua kedai yang kami kunjungi tak lagi punya stok nasi kuning alias ludes terjual. Demi menghemat waktu karena acara hari itu cukup padat, saya pun memutuskan menyantap kupat tahu khas Bandung yang berada di sebelah gerobak nasi kuning. Kalau tak salah ada di Jl. Pahlawan tepat di depan kampus LP3i.

“Bungkusin,” bunyi pesan Doel di WA saat menanggapi foto menu sarapan saya yang rupanya ia cari-cari. Lumayan kenyang dan enak meskipun rasanya tak bisa dibilang spektakuler. Buat pembuka hari di tanah Sunda, oke banget! Tandas sepiring, Mtv membawa saya ke rumahnya agar saya bisa numpang mandi sebelum bertolak ke Trans Studio Bandung (TSB). Bukan cuma mandi, di sana saya dijamu temulawak pahit tahu dan tempe bacem lezaat dan teh hangat manis. Alhamdulillaah ….

nasi kucing dan bakso aci ganteng

Selepas Zuhur sampai menjelang magrib kami begembira menikmati berbagai wahana keren di TSB. Betul-betul hari yang sempurna, apalagi ketika makan malam Mtv dan Paegi mengusulkan agar kami menyantap bakso aci yang sedang kekinian di Bandung, tepatnya di daerah Dipatiukur. Demi memenuhi standar makan orang Indonesia, kami pun mangkal di angkringan atau kedai nasi kuning khas Jogja sambil menanti pesanan bakso aci untuk disantap di sana. Sate usus, sate telur puyuh dan gorengan pun dipanggang di atas tungku—sementara susu jahe sudah berkepul dengan aroma menyehatkan.

Bakso aci datang, menemani nasi kucing dan teman-temannya. Ngalor ngidul ngobrol, tak terasa waktu semakin malam. Bandung sedang diguyur hujan tipis yang bikin suasana romantis. Mtv memacu kemudi dan mengantar saya ke Idea’s Hotel tempat seluruh rombongan bloger non-Jabodetabek menginap.

Hari kedua pun tiba. Di Crowne Plaza Bandung saya mendapat banyak hadiah seperti saya ceritakan di postingan terdahulu. Selain tiga paket hadiah selama acara BloggerDay 2019 berlangsung, saya juga membawa pulang bingkisan berupa kaos keren dari koppi sebagai apresiasi karena mempromosikan gerai kopi lokal lewat Twitter beberapa waktu sebelumnya. Tak disangka dapat kaos keren. Senangnya ….

Rangkaian acara hari kedua tuntas, seluruh peserta lalu berpamitan. Rombongan Jabdetabek menumpang bus Big Bird yang sudah tersedia. Saya sendiri masih bertahan dan menginap semalam lagi karena bus ke Lamongan baru berangkat esok harinya. Mtv dan Paegi kemudian membawa saya ke Masjid Kota Bandung yang kekinian itu. Setelah itu, Warteg ala Sunda milik Bu Imas memanjakan lidah kami. Sambalnya nampol, dan tentu saja daun pokpohan membangkitkan memori saya tentang Bogor. Mtv memesan pepes ikan mas, saya menyantap ayam bakar, sedangkan Paegi memesan daging gepuk.

Malam berlalu cepat. Malam itu saya menginap di asrama sekolah tempatnya mengajar. Kira-kira jam 6 pagi Mtv mengantar saya ke pasar tradisional Cicadas yang memanjang hingga jalanan Cikutra. Kami berburu oleh-oleh yang tak boleh dilewatkan. Apalagi kalau bukan jengkol, daun pokpohan, leuncah, dan oncom kacang merah yang tak bisa saya jumpai di Lamongan.

Ini buah tangan yang istimewa karena merupakan pesanan istri tercinta. Jengkol yang saya pilih ternyata tua dan enak sekali dimasak jadi semur untuk menemani nasi uduk. Adapun pokpohan, cukup dikudap sebagai lalap bersama sambal terasi. Oncom dimasak lebih awal menjadi tumis pedas dicampur daun kemangi. Sedaaap….

Makin sedap lagi karena pagi ketiga di Bandung saya berhasil mendapatkan sepiring nasi kuning di jalanan Cikutra. Dengan 8 ribu rupiah saja sudah kenyang banget.

Saya boleh saja gagal beli oleh-oleh seperti kaos atau camilan seperti keripik, namun kuartet penggugah selera yaitu jengkol, oncom, leuncah, dan pokpohan adalah anugerah yang tak bisa diremehkan dalam strata peroleh-olehan. Belum lagi Bolu Susu Lembang yang kuenya lembut dan nikmat. Sepakat?

57 Comments

  1. Oleh2 Bandung memang beragam ya, dari kuliner hingga baju kaos pun banyak pilihannya buat dijadikan oleh2..

    Like

  2. mas, kupat tahu itu mirip tahu tek kah? aku kemarin belum sempat nyicip kupat tahu pas di bandung

    Like

    1. Ya boleh dibilang mirip ya, makanan tahu yang disiram sambal kacang sebenarnya mirip-mirip di beberapa daerah tapi beda nama. Biasanya sih ada beda bumbu apa gitu yang bikin unik. Tapi enak sih 🙂

      Like

  3. Angkringan yang dekat ITB enak,nggak tau sekarang masih ada atau enggak.

    Ternyata leunca, jengkol, pokpohan, dan oncom itu oleh-oleh istimewa ya mas? Kalo gitu nanti saya mudik ngasih oleh2 itu ke teman ah, hihi

    Like

    1. Wah, banyak juga ya Mbak. Kapan-kapan kalau ke Bandung lagi cobain ah. Ya jengkol dkk memang istimewa bagi kami sekeluarga karena tak bisa ditemukan di tempat baru hehe. Boleh tuh dioleh-olehin ke teman, asal suka 🙂

      Like

  4. Mau dooong bakso Aci Gantengnyaaaaa. Tau gitu aku nitip jengkol sekalian ya kemarin. Gresik susah jengkol, padahal kalo lagi di ciputat udah kayak orang kesetanan tiap pagi beli nasi uduk plus semur jengkol 😦 ah, postingan yang cuma bikin aku ngiler.. heuheuheu..

    Like

  5. Wuaaa bahagianyaaaa hadir di acara blogger day bandung. Di antara semua makanan itu, angkringan adalah yang paling tak terlupakan dan ngangenin.

    Like

    1. Iya, Mbak. Hadiahnya berlimpah, sampai bingung bawanya. Kapan-kapan ke Lamongan Mbak kalau pas masak jengkol, hehe …. Kalau jengkol lebih lembut,mirip kentang tapi beda sih. Pokoknya enak, bagi yang suka 🙂

      Like

  6. Wah ternyata di Bandung ada kupat tahu juga yaa…wah akhir tahun kemarin pas ke Bandung nggak nyoba nyicipin kupat tahu Bandung. Kira-kira sama nggak ya rasanya dengan yang di Jawa Timur?

    Like

  7. Nasi kuning adalah menu favorit saat subuh-subuh turun dari kereta di Kiara Condong, sehabis perjalanan rutin Jogja-Bandung pada masa itu. Ditambah segelas teh tawar hangat. Hmmm…
    Tapi kuartet penggugah selera itu belum pernah saya cobain, gak begitu suka bau jengkol. 😀

    Like

  8. Waduh kupat tahunya bikin laper mas 😆😆 oh ya, kuartet tu emang 1 paket dijual kek gitu atau apa sih. Terus dimasak apa nanti .. Maaf masih gagal paham. Hihi

    Like

    1. KUpat tahunya enak loh, hehe. Bukan, kuartet itu istilah saya aja karena ada empat jenis. Belinya sih terpisah, di tempat yang berbeda. Jengkol, pokpohan, dan leuncah di satu lapak lalu oncom di lapak sebelahnya. Yang ga boleh gagal paham adalah enak banget kalau oncom ditumis bareng leuncah–pedes gurih!

      Like

  9. Jadi troubek ke BloggerDay 2019 lagi.. itu yang di Ideas buat blogger non-Bandung Pak hehe Dan bener, Bolu Susu Lembang jadi oleh-oleh paling tak terlupakan dan pengen lagi 🙂

    Like

Tinggalkan jejak