Libur Penuh Rasa Syukur: Hadiah Hape dan Ketemu Teman SMP

Rencana liburan ke Malang akhirnya urung kami lakukan. Bayangan menemani duo Xi menikmati dinosaurus tiruan pupus sudah. Alih-alih berlibur ke luar kota, kami malah menginap di rumah sakit. Bunda Xi mengalami perdarahan hari Selasa sore yang segera saya bawa ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Soegiri. Bidan jaga langsung memasang infus dan memeriksa kandungan.

Diduga telah terjadi abortus imminent yakni nyaris aborsi yang mungkin masih bisa dipertahankan. Untuk lebih jelasnya kami harus menunggu dokter obgyn yang akan memeriksa dengan USG. Sayang sekali Selasa dan Rabu, 24-25 Desember adalah masa cuti bersama sehingga istri menginap di rumah sakit tanpa pantauan dokter spesialis.

Rabu sore sampai malam rupanya terjadi perdarahan hebat akibat kontraksi kandungan yang menyebabkan keluarnya gumpalan darah disertai rasa sakit yang luar biasa. Puncaknya, jaringan yang diduga janin pun keluar Kamis pagi yang segera saya laporkan kepada perawat yang bertugas. Walau istri merasa semua sudah keluar, suster tetap berhati-hati bahwa mungkin saja kehamilan masih bisa dipertahankan.

Sepanjang Kamis pagi sampai sore, dokter obgyn rupanya sibuk melayani pasien di poli kandungan, termasuk melakukan operasi Caesar pada 7 pasien. Akhirnya sekitar jam 12 malam dokter obgyn datang menemui istri saat saya tertidur di musholla RS karena kecapaian. Dokter menyatakan adanya abortus complete alias keguguran sehingga istri harus menjalani kuretase.

Harus ikhlas

Bunda Xi tentu saja terpukul, merasa tak bisa amanah dalam menjaga calon bayi. Sedih membayangkan hilangnya anak ketiga yang bisa saja perempuan. Ya kami pada dasarnya menerima apa saja jenis kelamin yang akan diberikan, tapi kalau boleh meminta ya pengin anak cewek.

Pilihannya kini bukan merelakan lahirnya bayi cowok atau cewek, melainkan merelakan kepergian calon bayi yang sudah berupa jaringan terbentuk. Akan saya kuburkan di depan rumah begitu kami pulang. Berarti inilah yang terbaik sesuai doa yang kami panjatkan.

Siang ini jam 11 Bunda Xi akan menjalani kuretase di rumah sakit yang sama. Mohon doa ya BBC Mania, semoga proses operasi lancar dan Bunda segera pulih. Adalah rezeki juga kami berada di rumah sakit pada saat semua orang tengah berlibur. Alhamdulillah, seolah teringat peristiwa 4 tahun lalu saat Bunda diopname di Bogor dan kami bersyukur empat kali.

Menutup tulisan ini, kabar baik datang hari Selasa siang. Paket berisi hape atau smartphone dari IM3 Ooredoo akhirnya mendarat di rumah. Baru dibuka, ada orang yang berminat membelinya. Lumayan buat menutup biaya operasi. Toh, kami sedang tak butuh hape meskipun asyik juga kalau ganti yang baru seperti Samsung A30 yang bening kameranya.

Kabar baik kedua, saat makan di pujasera RS, saya tak sengaja bertemu kawan sekelas saat SMP dulu. Kamis menjelang siang saya menyapanya. Dia dan istrinya tengah mengantar anak kedua mereka untuk terapi wicara. Anak kedua berumur 6 tahun tapi belum lancar berjalan apalagi bicara. Dua kali dalam sepekan anak harus diterapi di RSUD kota agar meraih perkembangan.

Ketemu teman SMP

Sudah setahun diterapi di RSUD Dr. Soetomo, kini jalan sudah lumayan. Tinggal bicara yang perlu diintensifkan. Istrinya tentu capai luar biasa mengurus anak berkebutuhan khusus seperti itu. Belum lagi mengurus anak pertama yang usianya 9 tahun. Kawan ini bercerita, konon kondisi anak tersebut disebabkan virus dari bekas operasi kuretase sebelumnya.

Saya menyemangatinya walau jelas enggak mudah. Kami saling mendoakan karena itulah yang bisa kami lakukan. Libur penuh rasa syukur walau gagal ke luar kota. Hape baru segera berpindah tangan, doa-doa terus kami panjatkan. Alhamdulillaah, alhamdulillaah, alhamdulillaah, alhamdulillaah….

15 Comments

  1. Ya Allah…semoga lekas sehat.kembali Bunda Xi..semoga kelak ananda yang pergi menjadi tabungan surga bagi mas Rudy dan istri.

    Like

Tinggalkan jejak