Cara Orang Meraup Rezeki di Tengah Pandemi

Pada masa-masa sulit seperti sekarang, ketika wabah menyerang sementara banyak pekerja dirumahkan, butuh kerja ekstrakeras agar tetap bisa meraup rezeki di tengah pandemi. Saya pribadi merasakan dampak wabah yang berlangsung cukup lama. Acara-acara daring dibatalkan entah sampai kapan. Job menulis yang sudah diberitahukan mendadak hilang tanpa pemberitahuan. Lebih menyedihkan lagi, pembayaran proyek atau campaign terpaksa dimundurkan tanpa kejelasan, setidaknya untuk beberapa pekerjaan.

Meraup rezeki saat pandemi

Namun satu hal yang pasti, mindset kita harus dibangun secara positif, bahwa kita bisa bangkit dari ujian ini. Bahwa pandemi ini menawarkan banyak peluang untuk dijajaki. Kita bebas memilih untuk mengutuk keadaan dan menyalahkan orang lain ataukah berdiri tegak untuk melakukan apa saja sesuai kemampuan. Dua fenomena ini saya temukan di lingkungan sekitar, baik dalam pergaulan nyata maupun di dunia maya.

Tak sedikit yang sibuk menyalahkan, tapi jauh lebih banyak yang memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan diri. Memperbaiki ekonomi dan keadaan pribadi. Rupanya banyak celah yang bisa diberdayakan. Ternyata banyak peluang yang mulai menampakkan diri. Beberapa contoh berikut menunjukkan cara orang meraup rezeki di tengah pandemi, sebuah taktik yang bisa ditiru oleh BBC Mania dan siapa saja.

1 – Jualan alat kesehatan

Selama masa era New Normal orang-orang diwajibkan mengikuti protokol ksehatan yang ketat, sama seperti saat masa karantina atau PSBB. Masker dan hand sanitizer menjadi dua benda yang harus dikenakan dan dibawa ke mana pun warga pergi. Meski tak merasakan gejala, bisa saja mereka membawa virus corona yang berpotensi menular kepada orang lain. Oleh karena itu, masker wajib dipakai dengan tetap memperhatikan jarak antarorang.

Hand sanitizer, bekal wajib saat New Normal

Saya sendiri ikut membantu menjualkan hand sanitizer milik adik yang ia peroleh dari gudang distributor resmi. Belinya ya sesuai pesanan dengan stok yang masuk akan tanpa aksi menimbun. Dijual sangat terjangkau, merek Nuvo, Rp7.000 untuk ukuran 50 ml dan Rp33.000 untuk ukuran 250 ml. Sementara masker banyak dijual di pasaran, bahkan tersedia cuma-cuma dari berbagai instansi. Teman-teman lain turut menawarkan faceshield atau penutup muka setelah masker sebagai langkah perlindungan ekstra. Harganya bervariasi mulai dari Rp15.000 tergantung ukuran dan model.

2 – Jualan suplemen

Selain perangkat eksternal seperti hand sanitizer, masker, dan faceshield, yang tak kalah laku adalah suplemen kesehatan. Aneka rempah dan jamu-jamuan dijajakan di mana-mana. Di seberang kantor Polsek tak jauh dari perumahan saya ada sebuah lapak kecil yang menjual ramuan temulawak dan sejenisnya untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Selain itu, beberapa teman di media sosial seperti Facebook dan Instagram tampak menawarkan ekstrak herbal yang bisa diseduh langsung dengan khasiat yang sama.

Madu Bawang Lanang, berkhasiat sebagai pengganti obat

Selama pandemi, saya pun ikut memanfaatkan peluang guna meraup rezeki dengan menjual suplemen, yakni madu murni dan propolis. Produk yang saya jual merupakan hasil kerja sama dengan seorang teman. Madu hadir dalam tiga kemasan: madu manis, madu klanceng, dan madu bawang lanang. Madu manis seharga Rp45.000 per 250 ml berasal dari pohon randu dan masih raw alias mentah tanpa pasteurisasi atau pengawet. Madu klanceng seharga Rp55.000 per 250 ml berasal dari lebah trigona yang tidak menyengat, tetapi mengigit. Madu klanceng dihasilkan oleh lebah ternak yang mencari makanan sendiri.

Madu randu, cocok untuk suplemen ampuh

Sementara madu bawang lanang atau dikenal dengan makblang terdiri dari madu klanceng yang difermentasi dengan solo garlic atau bawang putih tunggal. Khasiatnya banyak sekali, mulai dari pembangkit stamina pria, menguatkan fungsi jantung, menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi, dan masih banyak lagi. Dengan harga Rp70.000 per 300 ml, rupanya madu bawang lanang ini yang paling laris dan cepat habis. Orang membeli makblang biasanya untuk orangtua mereka, seperti saya juga yang menghadiahkan buat ibu yang kemarin mengalami gangguan empedu.

British Propolis membantu menjaga daya tahan tubuh.

Sedangkan British Propolis yang digawangi oleh Ippho Santosa harganya Rp250.000 dan terbukti ampuh untuk mengusir berbagai keluhan. Sebelum dan sat Ramadhan lalu saya sempat akan dilanda radang tenggorokan. Biasanya akan disusul dengan batuk parah yang sangat menyakitkan. Alhamdulillah dengan ikhtiar minum British Propolis sakit tenggorokan sedikit mereda dan akhirnya sembuh. Begitu juga dengan nyeri dada, dengan konsumsi British Propolis teratur sesak dan nyeri akhirnya hilang. Sebagaimana propolis lain, British Propolis memang penuh manfaat, salah satunya membantu menyuburkan rahim hingga ada yang mengandung.

3 – Jualan makanan

Cara orang meraup rezeki selama pandemi yang paling banyak dilakukan mungkin adalah jualan makanan. Ya siapa sih yang tidak butuh makan sedangkan ia termasuk kebutuhan pokok. Dari beras dan sembako lain, sajian pelengkap pun dijual. Ada yang membuat dan menawarkan aneka sambal, nasi bakar, pempek, bakso frozen, hingga rempeyek gurih. Seperti Mbak Nunik yang menjajakan rempeyek dan keripik menggiurkan di akun Twitter serta Instagramnya. Silakan japri jika berminat!

Adapun saya pribadi memilih menjual sambal pecel khas Blitar yang merupakan produk buatan teman relawan di Nasi Bungkus Community yang saya ikuti. Harganya Rp16.000 saja, sudah dapat sambal padat yang siap dicairkan denga air panas dan disiramkan ke nasi hangat. Tinggal sediakan rebusan sayur bayam dan taoge atau labu siam, makanan lezat nan sehat pun siap disantap! Selain sambal pecel, saya juga menjual abon tuna khas Situbondo. Kebayang kan enaknya? Bergizi pula buat anggota keluarga semua.

Sambal pecel khas Blitar, pedas dan nikmatnya cetar.

4 – Jualan buku

Jualan buku juga ditempuh orang sebagai cara meraup rezeki di tengah pandemi. Baik buku baru dari penerbit maupun buku bekas koleksi pribadi, penjualannya lumayan juga. Saya lihat beberapa toko langganan di marketplace mulai mengeluarkan koleksi mereka, agar bisa diuangkan. Harganya pun miring agar cepat laku. Saya sendiri turut menyeleksi buku-buku yang bisa dilego agar lebih produktif menjadi uang. Akibat banjir April lalu, rak terbawah sedikit terendam air sehingga buku-buku pada deretan itu tak lagi punya tempat. Akhirnya dipilih mana yang bisa dijual agar space lebih lega.

5 – Jualan jasa

Jualan jasa pun semakin gencar ditawarkan, mulai dari content writing di website/blog, desain grafis dan editing video, serta penulisan kreatif lainnya. Karena relatif minim modal, berjualan jasa terbilang banyak peminatnya. Asalkan punya skill atau keterampilan yang mumpuni daam suatu bidang, bisnis jasa bisa dijalankan. Jasa perencana keuangan juga dilirik karena orang butuh memahami bagaimana mengelola keuangan selama pandemi dan memilih jenis investasi yang tepat.

6 – Jualan pelatihan

Senada dengan poin sebelumnya, pelatihan dalam bentuk webinar atau live di akun medsos juga semakin ramai. Kendati banyak yang disajikan secara gratis, tapi ada juga yang berbayar. Karena ilmunya berguna, maka tak sedikit orang yang berkenan membeli atau mengikuti pelatihan itu dengan imbalan ilmu yang sepadan. Berkat kecanggihan Internet, kini pelatihan bisa dihelat di mana saja dengan nyaman dan lancar.

Begitulah cara-cara orang meraup rezeki selama pandemi. Wabah yang melanda kita memang bikin susah, tapi jelas membawa berkah. Digital payment meningkat karena orang jarang keluar. Kondisi saat ini memang menantang tetapi yakinlah ia membawa peluang. Lihatlah sekeliling untuk menangkap kesempatan yang bisa diubah menjadi keuntungan ekonomi. Barangkali ada barang atau produk yang bisa dipasarkan demi menunjang ekonomi keluarga dan lingkungan sekitar.

Bagaimana dengan Anda, BBC Mania? Apakah ikut berjualan selama pandemi?

2 Comments

  1. Aku masih tetap jualan jasa tulisan mas. Tapi sesekali juga masih cari usaha sampingan. Ngarepnya Pandemi ndang berakhir. Miris banget financial hari ke hari. Hiks

    Like

Tinggalkan jejak