Tips Sukses jadi KOL TikTok: Pahami Engagement Rate dan Rate Card

Tak ada yang menduga bahwa media sosial (medsos) bakal eksis sebagai tren yang membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia modern. Semula dimaksudkan untuk berjejaring, medsos akhirnya bisa menjadi media promosi produk, belajar skill baru, dan bahkan corong politik. Tak heran jika profesi KOL kemudian moncer karena potensinya dalam meraup keuntungan. Berbekal sebuah konten yang diunggah di medsos, pesan-pesan penting bisa disebarkan kepada publik secara cepat, praktis, dan efektif.

Saya sendiri termasuk orang yang menggunakan medsos setiap hari karena memang banyak manfaatnya. Selain mendapatkan teman atau kenalan baru, medsos memberikan hiburan tersendiri yang tidak didapatkan dalam pergaulan di dunia nyata. Lebih-lebih medsos berbasis video seperti Instagram dan TikTok, banyak sekali hal posiif yang bisa saya petik. Mulai dari kabar terkini, ilmu baru, hingga video yang menghibur—semuanya ada.

Fenomena Mursid lejat dan bergiji!

Ketika ngomongin KOL atau influencer TikTok yang sukses, saya selalu teringat pada Mursid. Lelaki hitam manis asal Cirebon ini memutuskan menjadi content creator sejak 2020. Siapa sangka, berkat ketekunannya mengunggah konten unik di akun TikToknya, ia kini menjadi miliarder padahal sebelumnya dia hanya pemulung dengan rumah yang sangat menyedihkan.

Sebanyak 4,6 followers kini menjadi penonton setia atas konten yang ia unggah—yang kebanyakan berisi kegiatan memasak ala Mursid. Konten memasaknya menarik perhatian setidaknya karena dua hal. Pertama, karena bahannya mudah didapat di sekitar sehingga follower-nya bisa dengan gampang meniru di rumah.

Suatu hari, misalnya, Mursid memunguti bekicot yang menempel di nisan kuburan. Hal lumrah yang sering dilihat para follower di desa-desa. Konten itu pun dibanjiri komen hingga 25 ribu dan jutaan views. Bukan cuma bumbu yang mudah diperoleh, tapi gaya bicaranya yang ceplas-ceplos membuat video semakin hidup. Termasuk saat dia memenuhi permintaan salah satu follower-nya agar ia memberikan tutorial bikin es cincau langsung dari daunnya.

VT Mursid saat bikin es cincau

Inilah faktor kedua yang saya maksud, yaitu bahasa yang luwes tanpa canggung. Tak jarang Mursid menciptakan kata atau idiom baru yang tidak mainstream sebagaimana kalangan chef atau koki di televisi. “Kongsrang kangsreng” adalah kata untuk menggambarkan pengadukan di atas wajan, lalu “lejat” dan ‘bergiji’ serta “enaaaak..” juga menjadi ciri khasnya yang akhirnya ditiru banyak orang di video lain. Gaya medoknya malah menjadi ciri khas yang memperkuat konten, bukan sebaliknya.

Mengapa video TikTok digemari

TikTok sudah memiliki 1 miliar pengguna aktif yang mengakses paltform setiap bulannya.

VT alias Video TikTok memang masih digandrungi hingga kini. Menurut situs searchlogistics.com, data per Januari 2024 menunjukkan setidaknya ada 150 pengguna yang aktif mengakses aplikasi asal Tiongkok tersebut. Berada di peringkat kedua adalah Indonesia dengan 126 juta dan Brazil di urutan ketiga dengan 99 juta pengguna. Angka ini diprediksi terus meningkat hingga 2027. Kebayang kan potensi cuan dan bisnis masa depan dari TikTok?

Setiap hari akun baru bermunculan, dengan berbagai niche dan tujuan. Entah untuk maksud serius seperti politik, bisnis, akademis, atau sekadar having fun. Lalu apa yang menyebabkan TikTok begitu dicintai sehingga terus berjaya dan bahkan mengancam dominasi Instagram yang sudah eksis lebih dahulu sebagai aplikasi berbasis video?

Imperfection

Dalam artikel berjudul The Future is TikTok di portal Harvard Political Review, Maria Keselj menuturkan bahwa ketidaksempurnaan dan autentisitas adalah dua hal yang dicari dalam setiap VT dan oleh karena itulah video baru terus diproduksi dan disukai para pengguna dari berbagai kalangan. Ya, TikTok memberi ruang pada orang untuk tampil apa adanya, tanpa rekayasa dengan menjadi diri sendiri yang mungkin tak bisa didapatkan di aplikasi lain.

Jika video-video pendek di Instagram kerap diatur agar indah sedemikian rupa, baik dari komposisi benda, tone warna, dan narasi serbapuitis, maka TikTok sebaliknya. Di aplikasi ini orang bebas merekam video dari angle mana saja tanpa berpura-pura menjadi profesional, tak juga malu jika disebut amatir. Video kadang dibuat begitu spontan, pun dengan caption-nya. Pengguna lain menjadi relate untuk merasakan imperfection yang sama. Bahwa tidak apa-apa menjadi biasa, bahwa kita happy justru begini adanya.

Autentisitas atau kejujuran seperti itulah yang membuat TikTok jadi idola, ditambah dengan kebijakan sponsorship yang luwes, maka kalangan grassroots bisa tetap menikmati dan terus berkarya di aplikasi ini. Tanpa peralatan mahal atau persyaratan rumit, pengguna TikTok bisa menunjukkan kekayaan daerah atau kemampuan dirinya melalui video pendek.

Potensi cuan

Dalam tingkat tertentu, peluang untuk mendapatkan cuan secara gampang juga menjadikan TikTok dekat di hati pengguna Internet di seluruh dunia. Berbeda dengan Facebook atau Instagram, TikTok membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja untuk meraup uang selagi mau berusaha. Bentuknya bisa berupa affiliate ke toko tertentu, jualan produk di TikTok Shop, atau endorsement yang dikemas menurut kreativitas masing-masing.

Tips Sukses sebagai KOL TikTok

Mursid akhirnya diketahui membangun rumah baru dengan nilai miliran rupiah. Dia juga membeli beberapa mobil dan motor berkat kesuksesannya sebagai affiliate marketer di TikTok. Tak heran jika banyak TikToker lain ingin meniru jejaknya dalam memanen cuan di aplikasi tersebut. Namun, bagaimana cara bersaing untuk merebut hati pengguna lain agar mau menjadi followers setia kita?

Tips sukses jadi KOL TikTok (cottonbro studio/Pexels.com)

1 | Konten bermanfaat

Untuk bisa sukses di TikTok, buatlah video yang memberikan manfaat atau menawarkan solusi kepada penonton. Bermanfaat di sini sangat luas maknanya. Tidak harus berupa petuah motivasi atau inspirasi berat seperti ulasan buku. Bisa saja dengan video tebak-tebakan yang menghibur, solusi masalah pertukangan sederhana, atau tutorial memasak seperti Mursid.

2 | Gunakan kreativitas

Namun, jangan asal meniru. Harus ada modifikasi sesuai gaya kita. Misalkan sesuai dengan khazanah lokal, atau kita bawakan dengan cara yang lebih unik atau tak terpikirkan oleh orang lain sebelumnya. Intinya, tampilkan video pendek secara kreatif sehingga membuat pengguna terperangah dan sayang kalau tidak menjadi follower kita.

3 | Dasari dengan kejujuran

Ingat tentang analisis Harvard Political Review? Autentisitas alias keaslian diri menjadi kunci sukses TikToker. Maksudnya, kita harus paham sejauh mana hal-hal kita sampaikan agar tidak pernah mengandung kepalsuan informasi atau rekayasa yang mengelabui penonton sehingga mereka merasa dirugikan oleh konten kita.

4 | Belajar

Untuk sukses, belajar tak bisa ditawar lagi. Terus tonton video yang sering FYP, tentang cara presentasi atau narasi yang memikat pengguna TikTok lainnya. Jangan berpuas diri kalau ingin maju hanya karena kita merasa sudah mencapai titik aman. Jangan terjebak di comfort zone, keluarlah dari kungkungan kenyamanan untuk mencari tantangan baru. Dengan belajar, kita akan mendapatkan ide atau pencerahan.

5 | Konsisten

Tak ada hal besar yang bisa kita capai tanpa konsistensi. Dengan ajek melakukan sesuatu—tentunya diimbangi dengan inovasi—kita akan mampu mencapai kemajuan. Ingatlah bahwa prestasi besar itu adalah akumulasi dari habit positif setiap hari. Yang kita bangun dengan perjuangan dan rasa lelah, sampai akhirnya kita berada di titik yang kita inginkan.

Konsistensi juga berarti jangan menyerah kalau dihadapkan pada kegagalan. Jangan mundur hanya karena konten sepi, tidak segera membuahkan cuan atau malah dicibir orang. Semangat gas terus!

6 | Pahami pasar

Yang tak kalah penting adalah kemampuan memahami pasar yang dinamis. Kita harus bisa memosisikan diri di mana kita di antara kerumunan dan persaingan yang semakin ketat di aplikasi berbasis video pendek. Kita harus mampu menimbang atau menakar seberapa jauh skill yang kita miliki bisa mendongkrak akun agar sesuai dengan harapan advertiser, sponsor, atau agency. Bahasa gampangnya: kita paham harga jual kita sesuai dengan skill set yang kita tawarkan.

Namun, menentukan harga tidak selalu mudah. kalau kita pasang tarif tinggi, khawatir brand akan lari. Tetapi kalau kita pasang rate terlalu rendah, bisa-bisa kita malah undervalue dan mungkin malah boncos karena video yang kita produksi lebih tinggi nilainya. Di sinilah pentingnya mengetahui engagement rate (ER), baik TikTok maupun Instagram sesuai platform yang kita tawarkan.

Harus disadari bahwa angka ER mengalami perubahan setiap hari, fluktuatif di luar kendali kita. Performa kita sebagai seorang KOL atau influencer harus jelas sebagai bekal untuk membantu kita dalam mengambil langkah ke depan, yakni meningkatkan produksi konten, peningkatan kreativitas yang akan mendongkrak engangement kita di masa depan sehingga berdampak positif pada income.

Kita tentu tak mungkin mematok harga ala Raffi Ahmad atau Deddy Corbuzier. Profil dengan Engagement Rate yang tinggi, apalagi punya follower yang banyak, jelas memengaruhi rate card kita sebagai KOL. Satu hal yang perlu diketahui bahwa ini bukanlah metriks utama yang dipakai brand untuk menjalin kerja sama dengan KOL. Masih ada analisis mendalam terkait performa yang stabil pada akun sosial media kita agar bisa bersaing dengan influencer lain.

Gunakan KOL.ID

Dunia bergerak cepat, sama cepatnya dengan kebutuhan serta persaingan yang kian sengit. Kita tak boleh membuang waktu sekadar untuk merumuskan formula yang ideal tentang nilai rate card yang tepat sesuai akun yang kita kelola. Jika serampangan, brand bisa menganggap kita overconfident yang berujung pada melayangnya proyek kerja sama. Jangan sampai juga rate card terlalu rendah sehingga kita hanya dapat lelah.

Solusinya, manfaatkan KOL.ID yang memiliki big data dengan dukungan sistem analisis yang mumpuni dan rigid. KOL.ID memungkinkan siapa pun yang ingin menjadi KOL untuk bisa fokus memproduksi konten tanpa memusingkan urusan penentuan rate card. Sudah ada formulasi tarif dengan desain yang simpel tetapi menarik sehingga KOL cukup menunjukkan rate card dari KOL.ID kepada brand atau agency.

Dengan begitu, waktu kita produktif dan bisa digunakan untuk mengembangkan akun serta konten yang akan diunggah. Fokus kita adalah membangun koneksi dengan follower demi meningkatkan Engagement Rate.

Keamanan terjaga, hati pun tenang dengan KOL.ID

Alasan pertama KOL.ID layak dipilih adalah karena menjadi platform marketing terpadu sebagai solusi yang mencakup seluruh kebutuhan marketing para influencer baik di Instagram, Tiktok, dan Youtube yang terhubung dalam satu platform KOL.ID.

Alasan kedua, situs ini aman karena setiap hendak memasuki dashboard maka kita akan dikirimkan kode OTP sebagai proteksi atas akun kita di sana. Alasan berikutnya, kita bisa melihat engagement rate secara gratis di sana, termasuk milik para pesohor atau artis yang selama ini kita kagumi.

Rate card Deddy Corbuzier

Kita lihat misalnya ER Instagram milik Deddy Corbuzier sekaligus rate card-nya. Ini sebagai panduan dan gambaran bahwa ER bisa membuahkan rate card sebesar itu. Jadi kita bisa melecut diri sendiri untuk mendapatkan keuntungan serupa sesuai niche atau skill yang kita kuasai dalam memproduksi konten di akun TikTok atau platform lainnya.

Sekarang BBC-Mania enggak bingung lagi kan kalau ingin sukses sebagai KOL seperti influencer kenamaan atau yang kaya seperti Mursid? Tingkatkan skill, kreatiflah dalam membuat video, dan pahami engagement rate menggunakan KOL.ID, situs lengkap yang solutif buat mendorong agar KOL maju dan sukses dengan memanfaatkan aplikasi di gawai.

1 Comment

Tinggalkan jejak