Menetes peluh di atas bantal
Bantal basah bukanlah fiktif
Janganlah mengeluh di media sosial
Itu berbahaya dan tidak produktif
Ada pupuk itulah rabuk
Tanah bergeser mencari sumber
Curhat di Facebook bikin mabuk
Berciak di Twitter bikin lieur
Tanah liat berkelok-kelok
Tak jemu-jemu mata melihat
Sungguh nikmat menulis di blog
Merekam ilmu menebar manfaat
pantun ttg socmed nih.. muantaab kang…terus berkarya, terua ngeblog kang… mampir juga ke blog saya yah: saywithwords.wordpress.com
LikeLike
Ya, terima kasih. Segera meluncur untuk BW ๐
LikeLike
pengingat saya juga pak ๐
LikeLike
Blogwalking..
Asik asikk pantunnya..
LikeLike
Terima kasih.
LikeLike
Waaah, saya diajari membuat pantun yang aktual dan segerrr kayak gitu, Kangmas ๐
LikeLike
Hehe, saya juga terus belajar karena memang sangat menyukai pantun. Saya asah dengan berkomunikasi dalam gaya pantun dengan seorang teman guru bahasa Indonesia, Kangmas ๐
LikeLike
Josss kangmas…
LikeLike
Suka sama pantunnya, kapan ya saya bisa bikin pantun seperti ini. Bikin pantun itu bagi saya syusyaaah sekali
LikeLike
Menulis pantun di blog juga saya niatkan untuk melatih penulisan pantun, Mbak. Belum sempurna, tapi saya gembira. Terima kasih.
LikeLike
curahan hari… ngblok teman mengisi waktu kososong
๐
LikeLike
Hee.
Bagus juga pantunnya… ๐
LikeLike
Terima kasih, Mas.
LikeLiked by 1 person
pandainya berpantun, pak belalang ini ya ๐
LikeLike
Berpantun untuk mengingatkan diri sendiri ๐
LikeLike
pantun yang indah. setuju sekali.
LikeLike
Mengingatkan diri sendiri, Mbak ๐
LikeLike