Banyak sekali tempat wisata asyik di Bogor. Bila sebelumnya saya pernah menceritakan jalan-jalan murah ke tempat pembuatan kain sutra, kini kami menyasar Situ Gede, sebuah danau yang terletak tepat di belakang Kelurahan Situ Gede.
Kesempatan kedua
Lokasinya mudah ditemukan. Patokannya: Terminal Bubulak. Dari situ ikuti saja petunjuk arah ke Situ Gede. Jalanan dari terminal menuju ke sana cukup mulus dan lebar, kecuali setelah perempatan. Bila kita mengambil jalur kiri, jalan agak sempit sehingga pengendara mobil yang belum lihai akan kesulitan saat berpapasan dengan pengendara lain. Bila kita mengambil jalan lurus [menuju Cifor], jalanan relatif lapang dengan rimbun pepohonan namun akan menemukan beberapa ratus meter jalan berlubang sebelum tiba di tempat.
Ini momen kedua kami ke Situ Gede. Februari silam kami ke sana berempat. Kali ini ada dua keluarga lain yang bergabung. Anak-anak dipastikan akan sangat menikmati wahana air di sana. Sedangkan orangtua bisa ngadem di bawah pohon-pohon di hutan sambil mengudap. Bila kunjungan pertama kami datang tanpa rencana, kedatangan kedua ini kami lebih siap, dengan membawa tikar plus camilan.
Biaya-biaya
Setelah tiba di lokasi sekitar pukul 10 pagi (agak kesiangan sebenarnya), saatnya memarkir kendaraan. Tempat parkir untuk mobil disediakan tepat di pinggir jalan di depan deretan warung makan. Motor juga bisa diparkir di sini atau mengambil tempat parkir di sisi danau, agak masuk dekat hutan penelitian dramaga. Situ Gede mungkin bisa disebut wisata mandiri karena pengelolaannya dikerjakan oleh warga setempat. Tak ada tiket masuk, hanya bayar karcis parkis saja.
Pengelolaan mandiri oleh warga setempat ada plus-minusnya. Kelebihannya, tak banyak kutipan alias lebih murah. Namun sisi negatifnya kawasan seolah tak dirawat semestinya sehingga sampah berserakan di mana-mana. Patut disayangkan mengingat Situ Gede sudah masuk dalam daftar objek wisata resmi Kota Bogor, namun pengelolaannya masih minim.
Begitu sampai, kami segera meluncur ke hutan penelitian dramaga. Hutan ini berfungsi ganda; di bagian depan terdapat penangkaran rusa, sedangkan bagian belakang langsung terhubung ke Situ Gede. Hutan ini juga tak jarang digunakan sebagai tempat untuk foto pranikah atau shooting sinetron.
Setelah menemukan spot yang pas, kami pun menggelar lapak dan membuka perbekalan. Setelah berbincang sejenak dan mumpung matahari belum terik, para ayah pun memandu anak-anak pindah ke sisi lain danau untuk naik perahu bebek. Jalannya mengitari setengah danau, tapi tak apa hitung-hitung olah kaki, ya enggak?
Tarif naik perahu bebek adalah Rp15.000 selama 20 menit. Satu bebek bisa dinaiki satu keluarga (pasutri plus 2 anak). Adapun perahu kayuh bisa ditempati lebih banyak orang lagi dengan tarif 30.000 rupiah selama 30 menit kalau tak salah. Kami memilih bebek sesuai dengan kemauan anak-anak. Para ayah gempor mengayuh pedal sendirian sementara anak-anak saling berceloteh dan bahkan mendorong agar saling mengejar.
Setelah puas mengayuh bebek dan menikmati es krim dari penjual yang mangkal di lokasi, kami pun beranjak untuk mencari masjid terdekat. Saat keluar area untuk mencari masjid, tampak pemandangan menyedihkan. Biasalah, sampah! Semakin melebar ke tengah dan menyebabkan pendangkalan.
Tips sebelum berkunjung
Sekadar tips bagi Sobat yang tertarik mengunjungi tempat ini, hendaknya Anda menyiapkan air minum yang banyak plus bekal makanan siang bila memungkinkan. Bisa sih beli di sini, namun bagi kami yang minumnya kayak onta, beli air di sini agak boros hehe. Tapi ini pilihan loh. Kami kebetulan tak membawa bekal makan siang karena agenda ke sini memang mendadak. Cuma camilan dan air minum secukupnya.
Awalnya salah satu dari kami akan keluar area untuk membeli makan lalu menyantapnya di kawasan hutan yang sejuk itu. Adapun shalat bisa dikerjakan di masjid tak jauh dari pintu masuk penangkaran rusa. Opsi lain, kami tinggal mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat Zuhur di tengah-tengah hutan. Sedaaap, pikir kami.
Cuaca mendadak mendung, kami pun mengurungkan rencana tersebut. Kami memutuskan pulang sekitar pukul 12.30 dan bertemu kembali di kedai sop ayam di seberang RS Hermina Taman Yasmin. Kedai tersebut ternyata penuh. Maklumlah hari Minggu. Akhirnya dua keluarga merapat ke sop ayam, sedangkan satu keluarga lagi meluncur ke warung makan lain. Meskipun beda makan siangnya, liburannya tetap dong ke Situ Gede, hehe.
Kesempatan ketiga
Di luar dugaan, ada satu keluarga lagi yang tergiur mendengar cerita asyiknya berlibur ke Situ Gede. Maka dua bulan dari kunjungan kedua kami, kami meluncur ke danau itu lagi. Jadilah tiga keluarga bergabung. Satu keluarga yang sebelumnya ikut kini absen digantikan keluarga yang baru.
Kali ini persiapan lebih matang. Masing-masing berbagi tugas membawa menu makan siang. Ada yang membawa mangut lele dan capcay. Keluarga yang baru bergabung membawa cilok, risoles, pempek, dan es buah. Sedangkan kami mengusung salah satu menu andalan: balado jengkol, tahu bakso, tahu-tempe bacem dan air mineral.
Walau diserbu oleh 9 orang dewasa dan 6 anak-anak, makanan tidak tandas juga. Memang nikmat kunjungan kali ini. Cuaca sedang bersahabat, tidak terik juga tidak mendung. Sejuk. Selepas makan siang, kami bergantian shalat di masjid Nurul Yaqin tak jauh dari penangkaran rusa. Dari pinggir danau kami tinggal jalan lewat jalan setapak menuju masjid dan melewati kandang rusa. Anak-anak kegirangan melihat rusa walaupun sudah sering menjumpainya di Istana Bogor.
Sungguh liburan yang memuaskan. Piknik ini penting bagi kami karena banyak manfaatnya. Pikiran jadi rileks, lalu persahabatan bisa makin erat bila mengajak teman untuk turut. Makin banyak yang datang, makin bagus pula bagi penjual di lokasi. Dan yang paling penting, mengenalkan anak-anak agar tidak melulu berlibur ke mall. Liburan di alam pun tak kalah seru. Mereka bisa diajarkan tentang kepedulian akan lingkungan.
Kampung Budaya Sindangbarang
Ada objek wisata lain yang ingin kami singgahi. Kami tertarik mengunjungi Kampung Budaya di daerah Tamansari. Tentu menarik mengetahui lebih jauh budaya Sunda dari segi kesenian, bahasa, musik, dan rumah adat. Lebih asyik lagi ternyata kawasan seluas 8.600 meter2 ini juga menawarkan kesempatan camping. Kebayang deh anak-anak bakal senang sekali menginap di alam terbuka.
Liburan di Bogor memang enggak akan ada habisnya. Banyak tempat banyak cerita, banyak keseruan. Mari piknik, sebab piknik itu penting! 😀
duuh, asiknya yg makan es krim, tante bagi doong. jalanan menuju lokasi berlubang, persis seperti jalanan besar dekat rumah. tp itu dulu, sekarang sudah dibetulin, tinggal trotoar belum ada 😦
LikeLike
Ada dua opsi jalan, Mbak. Jalan yang lebar ujungnya bakal ketemu yang berlubang; jalan yang agak sempit aspalnya bagus. Tinggal pilih aja. Bahaya juga Mbak belum ada trotoar, padahal penting banget. Hayuk atuh Mbak ke Situ Gede, tar kita traktir es krim, hehe….
LikeLike
Bagus juga ya tepatnya
Cocok untuk acara keluarga karena ada fasilitas juga untuk anak-anak
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Jombang
LikeLike
Iya, De. Kondusif untuk orangtua dan anak-anak sekaligus. Salam dingin dari Bogor 🙂
LikeLike
saya suka lewat Situ Gede ini. Tapi spesial mampir dan berlibur, malah belum pernah, padahal kepengen. Udah 13 tahun di Bogor, belum pernah kemari? parah ya sayanya. Infonya makin membuat saya kepengan ke sana. Kali ini seperti yang disarankan, bawa perlengkapan dan bekal piknik 🙂
LikeLike
Ayo sempatkan mampir, Mbak Santy. Lumayan bisa untuk menyegarkan pikiran, murah meriah pula. Udah 13 tahun ya di Bogor? Saya baru 9 tahun, itu pun belum banyak yang dijelajah kok. Moga-moga kita bisa kopdar ya Mbak kapan-kapan 😀
LikeLike
rasanay dulus ering ke bubulak saat kuliah kok belum pernah ke sana ya???
LikeLike
Mungkin Mbak Tira sibuk belajar dan kuliah terus jadi pas ke Bubulak ga sempat tengok-tengok ke sisi lain, hehe. Hayuk ke Bogor, Mbak….
LikeLike
Gan itu timbunan sampah itu sampah alami (daun2 dkk) atau sampah manusia (plastik2 dkk)? Saya kalo wisata kadang miris liat banyak sampah dan banyak orang buang sampah sembarangan, jadi mengurangi keindahan 🙂
LikeLike
Sampahnya gabungan, Mas. Ada organik dan nonorganik juga. Namun yang dominan adalah sampah plastik dan kawan-kawan. Sedih, Mas. Selain mengurangi keindahan, juga lama-lama merusak fungsi objek wisata, plus bisa luber kalau hujan meluap 😦
LikeLike
Mantep mas tempatnya, jadi ingat kampung halaman kalau udah begini teh.
Enak banget itu yang lagi makan es krimm….”mau lah”
LikeLike
Iya, Mbak. Wisata alam memang selalu menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Bolehlah es krimnya ditukar setrika yang baru, hehe 😀
LikeLike
Kalau saya ingin naik yang bentuknya kayak ikan itu, hehehe…
Hmmm… miris ya, Kangmas, timbunan sampahnya. Semoga ini menjadi perhatian sehingga ke depan Danau Situ Gede menjadi tempat wisata yang semakin asyik bagi keluarga.
LikeLike
Memang yang ikan itu favorit (anak-anak), Kangmas. Hehe…Iya Mas, moga-moga ada pihak pemerintah daerah yang membaca postingan ini lalu mengambil langkah serius untuk menangani semua isu di Situ Gede.
LikeLike
halo bos salam kenal. untuk menuju danau situ gede ada informasi tentang transportasinya tidak, jika saya berangkat dari yogyakarta? matur nuwun
LikeLike
Salam kenal balik, Bos. Dari Yogyakarta ke Bogor tentu bisa dicapai melalui aneka moda transportasi. Bila sudah sampai di Bogor kota, atau Terminal Baranangsiang, silakan menumpang bus TransPakuan dari pool Botani Square turun di Bubulak. Dari Bubulak tinggal cari angkot ke arah Hutan Cifor. Situ Gede tak jauh dari Hutan Cifor. Cari aja Kelurahan Situ Gede, danaunya tepat di belakang kantor kelurahan. Bila naik kendaraan pribadi, tentu lebih mudah karena tinggal meluncur ke arah Bubulak dan lihat papan arah yang ke Situ Gede. Patokannya Hutan Cifor. Terima kasih kembali.
LikeLike
Bumi terpesona gitu ngeliat danau ya mas hihihihi
LikeLike
Iya, begitulah, Rin. Hal-hal yang baru selalu memukau hati anak-anak…
LikeLike
kalau situ gede sudah beroperasi di sabtu minggu, petani di desa sebelahnya gak kebagian air deh
LikeLike
Oh begitukah, Mbak Ev? Jadi air di danau ini ditahan agar tidak mengalir ke sawah-sawah sekeliling? Apa tidak bisa dialirkan kembali?
LikeLike
Jadi dulu itu situgede bagiak dr kabupaten bogor pada saat itu irigasi lancar sampai desa cikarawang tapi semenjak situgede masuk kota madya jadi dibatasin. Utk sabtu minggu di stop karena keperluan tamasya bebek2an di situgede. Sekarang malah susah sama sekali karena sawah di situgede di bangun kavling2 utk perumahan jadi alirannya terputus utk desa cikarawang. Dulu jika bisa menanam padi dua kali dalam setahun, sekarang hanya sekali dan kebanyakn sudah menjadi tanaman palawija krn tidak mendapat air.
LikeLike
Wah baru tahu saya, Mbak. Pelik tapi kudu ditangani serius.
LikeLike
Sudah mengadu kita tapi sulit karena neda pemerintahan
–Saya juga belum ada gambaran solusi. Semoga akan ada pemecahan yang menguntungkan ya, Mbak. Menigngat soal pertanian sangat vital bagi hajat hidup banyak orang 🙂
LikeLike
Aih, jadi penarasaran ingin juga berkunjung ke situ gede ini nih Mas.
Foto-fotonya keren banget Mas…
Salam dari saya di Sukabumi,
LikeLike
Hayuk ke Bogor, siapa tahu bisa kopdar, Pak 🙂
LikeLike
banyak tempat yang bagus dan belum diexplore niiih..semoga nanti sempat main ke sini 🙂
LikeLike
Amiiin. Hayuk Mbak main…hehehe
LikeLike
bagus sekali situ nya beberapa minggu kebelakang saya mengungjungi objek wisata ini
LikeLike
Mmemang bagus Mbak Ani, bisa bikin kita rileks dan rehat sejenak dari kesibukan selama sepekan. Mari ke Situ Gede lagi! 😀
LikeLike
saya sering ke situ gede mas. Cuma sekedar melepas penat aja sih. Soalnya masuknya gratis! Memang bener, sayang banget situ gede ini tampaknya gak terawat, padahal udah jadi tempat wisata resmi :))))
LikeLike
Semoga dengan semakin banyak yang menulis dan mengabadikannya membuat pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah serius soal danau ini. Biar semua hepi. Terima kasih 🙂
LikeLike
tadi kirain pertama kali yang berlubang di tengah jalan itu danaunya hehehe..ternyatah..keren mbak,,,
LikeLike
Terima kasih 🙂
LikeLike
Bumi ngelirik yang fotoin dia lagi jilat es krim, seger banget yaaa
Prihatin lihat sampah segitu banyaknya 😦 Pas ke Bogor, gak jalan ke Situ Gede.
LikeLike
Kebiasaan membuang sampah sembarangan memang sangat memprihatinkan, Mbak. Justru harus ke Situ Gede kalau ke Bogor buat bantu ngangkatin sampah Mbak, hehe. Terima kasih sudah mampir 🙂
LikeLike
wah enak pasti makan di pinggir danau.
pengen juga euy ke sindangbarang. tapi katanya bagusan nunggu festival seren taun. banyak keramainya nanti di sana
LikeLike
Iya Mbak Inna, festival seren taun lebih komplet dan meriah karena melibatkan coverage media juga. Yuk kita cuss ke sana…botram ya Mbak hehe 😀
LikeLike
terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck
LikeLike
Iya, enggak apa-apa, Mbak. Terima kasih ya…
LikeLike
Tak pikir Bogor cuma sekitar kawasan Suryakencana. Ternyata ada pulau situ..hehehe..Pengen ah sesekali menyambangi Sindang Barang. Tks idenya Mas Rudi 🙂
LikeLike
Situ Gede cocok untuk keluarga karena ada wisata air yang murah meriah, plus piknik lebih mantap. Saya juga belum pernah nih ke Kampung Budayanya. Baru dengar aja, katanya memang mengasyikkan….
LikeLike
duh ternyata bukan di Tasikmalaya aja. soalnya di Tasik juga ada Situ Gede 😀
LikeLike
Iya, Mas betul. Di Bogor pun ada Situ Gede. Saya pernah baca kayaknya yang di Tasik pernah digerebek warga ya?
LikeLike
pohonnya rindang 😀 liburan ke situ gede ini pasti seger banget~
LikeLike
Sejuk dan sangat mengesankan, Mas. Mendekat ke alam sembari melepas lelah. Murah pula 😀
LikeLike