Tentang Nayma dan Rumah yang Terbakar

Namanya Nayma. Usianya saya taksir 4 tahunan. Saya berkenalan dengannya saat Tim Bernas Bogor berkunjung ke Asrama Mizan Amanah, yakni rumah yatim yang berlokasi di Kompleks Meranti, Pasirkuda, Bogor. Malam itu ia terlihat manja di pangkuan Teh Siti salah seorang pendamping yang menyambut kami. Sesekali matanya mengerjap dengan senyuman manis saat menyapu sekeliling ruangan. Tingkahnya tak ayal memikat setiap mata yang memandang.

Walau kami tidak berkomunikasi langsung, pertemuan pertama itu jelas mengesankan. Ternyata kami berjodoh untuk berjumpa lagi dua hari kemudian. Kamis 24 Desember kami kembali ke asrama yang sama dengan tujuan yang sama pula. Kali ini Nayma menyambut kami di teras depan Mizan Amanah yang siang itu ramai disambangi tamu dari berbagai kota dan aneka komunitas. Intan berkesempatan mengabadikan lagak lucu Nayma saat bermain ditemani Widya.  

nayma fixed
Saat kamera siap memotret, posenya terasa spontan tetapi natural 😀

Rumah yang terbakar

Minggu, 20 Desember 2015 Kak Yuni salah seorang anggota Bernas Bogor membagi kabar memilukan. Sebuah asrama yatim di kawasan Sukasari telah dilalap api yang cukup besar hingga menyisakan dapur saja. Sore itu sebanyak 21 anak baru akan melangsungkan shalat Ashar ketika api tiba-tiba bergerak ganas akibat korsleting listrik. Api yang coba dipadamkan secara manual justru kian membesar. Untunglah unit pemadam kebakaran terletak tak jauh dari Jl. Sukasari I tempat asrama berdiri. Api akhirnya bisa dijinakkan walau anak-anak terpaksa kehilangan baju dan semua perangkat sekolah yang sangat mereka butuhkan.

IMG-20151220-WA0000
Selebaran tentang kebakaran yang segera menyebar

Pesan tentang kabar duka tersebut pun segera merambat dengan cepat, mulai dari BBM, Whats App, hingga jejaring media sosial. Berkat bantuan teman-teman yang berkenan men-share berita itu, tawaran bantuan pun segera berdatangan. Ada yang langsung mengirim uang ke nomor rekening yayasan, ada pula yang menitip donasi berupa natura atau barang-barang. Seragam sekolah, alat tulis dan pakaian sehari-hari sungguh sangat mendesak bagi anak-anak yang didera musibah.

Ke Meranti kita pergi

Senin pagi barang-barang mulai datang ke rumah. Satu Mobilio penuh berisi tas sekolah, baju, mainan, dan sebagainya segera diturunkan. Walau kondisi fisik masih belum pulih betul setelah sakit bergantian, saya dan istri langsung menyortir barang-barang yang layak diangkut ke Kompleks Meranti. Meranti adalah kantor Mizan Amanah yang menampung sementara 21 anak dari Sukasari pascakebakaran beberapa hari sebelumnya.

Syukurlah Sandi salah satu aktivis Bernas Bogor sangat membantu dengan menjemput semua barang ke rumah malam harinya. Selepas Isya dan mengisi perut dengan homemade spaghetti :D, saya dan Sandi pun meluncur ke Meranti untuk bergabung dengan anak-anak Bernas Bogor yang telah lebih dahulu tiba. Sekitar 13 orang hadir malam itu di Mizan Amanah, termasuk Sandi dan saya. Teh Siti, juga Nayma, menyambut kami dengan perasaan haru dan penuh rasa syukur. Dalam kesempatan itu beberapa donasi dalam bentuk uang juga diserahkan kepada pengelola.

panti front
Pakaian, tas sekolah, mainan, buku, dll. tiba di Meranti.
Pakaian, tas sekolah, mainan, buku, dll. tiba di Meranti.
Penyerahan donasi oleh Kanop :D
Penyerahan donasi oleh Kanop 😀

Donatur dari Singapura

Bantuan berupa barang dan uang ternyata masih mengalir. Hari Selasa tamu dari SMP Al-Hidayah Depok datang dengan membawa baju dan uang tunai. Tidak melulu baju bekas loh, tapi ada juga pakaian yang masih baru. Kami tentu gembira menerimanya walaupun bingung juga sebab belum ada agenda ke Meranti lagi.

Pucuk dicinta ulam Sandi pun tiba, hehe. Dari grup WA Bernas Bogor Sandi bercerita bahwa dia bermaksud ke Meranti lagi untuk menyampaikan donasi dari seorang donatur baik hati. Donatur yang ternyata berasal dari Singapura tersebut ternyata telah mengirimkan uang tunai dan meminta Sandi membelikan seragam sekolah dan alat-alat tulis untuk anak-anak yang sedang membutuhkannya. Bagaimana kisah kabar duka itu bisa sampai ke Negeri Singa akan saya ceritakan dalam tulisan terpisah (kalau sempat 😀 ).

Kamis ceria

Kamis pagi seorang teman mengabarkan bahwa dia baru saja mentransfer sejumlah uang untuk disampaikan melalui saya. Alhamdulillah. Selepas waktu zuhur Sandi, Widya, dan saya lalu mengirimkan semua donasi yang masuk, termasuk donasi yang dikirimkan oleh donatur dari Singapura. Di Meranti, Intan bergabung dengan kami dan segera membaur dengan Nayma. Tengoklah keakraban mereka.

kuartro

Siang itu bukan hanya kami yang bertandang. Tampak majelis taklim dari Tangerang juga berkunjung dengan membawa aneka bantuan. Lalu disusul sebuah komunitas relawan dan klub motor Yamaha Nmax. Selain itu, sebuah keluarga terlihat akan merayakan ulang tahun anak balitanya sehingga suasana cukup ramai. Kemeriahan itu rupanya menghibur anak-anak asrama yang mungkin saja trauma akibat kebakaran tempo hari.

Di antara mereka bahkan ada seorang anak yang sudah dua kali menyaksikan kebakaran di asrama yang berbeda. Saya sempat melihatnya saat dia turut mengangkat barang dari mobil ke dalam ruangan. Anaknya memang tak banyak bicara. Tak terlihat gurat duka dan semoga hatinya tidak dilanda trauma. Anak ini memiliki saudara kembar yang tinggal di asrama di kota lain. Foto saudaranya tersebut digunakan sebagai gambar utama di samping nama Mizan Amanah yang bisa dilihat di papan nama di atas.

Ceriaaaa....
Semua ceriaaa….
Seragam sekolah, alat tulis, meja lipat, dll. siap berpindah tangan.
Seragam sekolah, alat tulis, meja lipat, dll. siap berpindah tangan.

Kami mendapat giliran terakhir saat semua tamu sudah pulang. Tak ada acara resmi selain bercengkerama singkat dengan anak-anak lalu berfoto bersama. Setelah itu donasi tahap dua diserahkan, dan kami pun pamit. Hari itu benar-benar penuh dengan keceriaan. Kami tak banyak memotret anak-anak. Kami biarkan mata batin yang mengabadikan senyum mereka. Menyaksikan mereka tersenyum gembira menjadi kebahagiaan luar biasa bagi kami yang relatif lebih beruntung dibanding mereka. Kunjungan ini menjadi catatan penting untuk mengingatkan agar kami selalu tergerak berbagi walau belum bisa dalam jumlah besar.

Kondisi terkini

Asrama yang terbakar tersebut merupakan rumah sewa atau dipakai dengan sistem mengontrak. Berbeda dengan kantor Meranti yang merupakan rumah wakaf yang bisa digunakan sesuai peruntukannya. Asrama Sukasari ini paling banyak menampung anak yatim yakni sebanyak 21 anak berusia SD. Saat ini asrama tersebut tengah dibangun kembali dan membutuhkan biaya besar atau bantuan berupa bahan material. Silakan yang ingin berkontribusi, bisa langsung mengirimkan uang ke nomor rekening yang tertera di atas atau cek langsung di web Mizan Amanah.

Berikut foto-foto bangunan yang terbakar tersebut.

ruin 5
IMG-20151223-WA0001
ruin 1
ruin 2
ruin 3
ruin 4

CATATAN PENTING: Banyak sahabat yang bertanya apakah Mizan Amanah berafiliasi atau punya kaitan dengan Penerbit Mizan. Perlu dipahami bahwa Mizan Amanah adalah yayasan tersendiri yang tidak berkaitan atau bertalian dengan Mizan Grup. Demikian klarifikasi dari pengelola Mizan Amanah.

16 Comments

  1. Subhanallah…., semoga Allah senantiasa memeluk mereka…dan memberi balasan pada orang-orang yang selalu ikhlas mengulurkan tangan untuk merangkul anak-anak yatim ataupun kaum dhuafa..

    Like

    1. Untuk sementara ke-21 anak itu ditampung di asrama yang di daerah Meranti, Mbak. Sampai selesai pmbangunan asrama yang terbakar kemarin. Masalahnya memang sekolah mereka jadi repot karena jarak Sukasari dan Meranti cukup jauh. Belum tahu nih bagaimana mereka sekolahnya sekarang. Waktu itu sih mau diupayakan sewa angkot buat jemputan. Aamiiin ya Rabb.

      Liked by 1 person

Leave a reply to Revorma Cancel reply