Beli Rumah Atau Mobil Dulu? Ambil Keputusan Cekatan Demi Keuntungan Masa Depan

Andy, salah satu kolega saya saat bekerja, sempat menjadi bahan obrolan di kantor. Semua berawal dari keputusannya membeli mobil baru dengan sistem mencicil. Tak sedikit teman menganggap itu keputusan yang kurang tepat. Ketimbang membeli mobil secara kredit, Andy lebih baik mengambil KPR dengan beberapa alasan.

Alasan pertama, beli mobil bukanlah keputusan cerdas sebab rumah yang ia kontrak lumayan sempit dengan satu kamar tidur saja. Belum lagi cari tempat parkir yang tak kalah merepotkan. Dan benar, suatu hari mobilnya tergores saat hendak diparkir akibat terbatasnya space.

Alasan kedua, keluarga mungilnya belum sepenuhnya membutuhkan kendaraan roda empat lantaran trasnportasi kota masih cukup memadai. Mau ke mana-mana sebenarnya bisa ditempuh dengan angkot, bus, atau taksi. Dengan cara ini, Andy bisa menghemat pengeluaran alih-alih memiliki mobil yang butuh banyak biaya perawatan.

Alasan berikutnya, gaji bulanan yang ia peroleh boleh dibilang masih pas-pasan sehingga beli mobil mencicil bukanlah opsi terbaik sebab anak remajanya tengah butuh biaya pendidikan yang cukup banyak. Jadi, lebih baik menyisihkan uang sebagai dana pendidikan sambil menunggu gajinya naik.

Manfaat punya rumah sendiri

Pertimbangan tak kalah penting boleh jadi adalah alasan keempat, yaitu nilai mobil yang terus terdepresiasi. Mobil bukanlah barang produktif karena seiring waktu berjalan performanya akan menurun dan nilai ekonominya semakin merosot dibanding sebuah rumah.

Terlepas dari keputusan pribadinya, pilihan Andy memang tak bisa disalahkan. Namun fakta terakhir itu jelas tak bisa dibantah. Harga properti terus naik, sedangkan harga kendaraan selalu mengalami penurunan. Daripada membayar sewa bulanan untuk rumah orang, bukankah lebih baik Andy punya rumah sendiri lewat KPR?

Apalagi cicilan untuk mobil ternyata lebih besar ketimbang setoran bulanan untuk KPR. Selain akhirnya punya rumah sendiri, Andy akan dapat menyimpan sebagian uang sebagai persiapan mendanai anaknya sekolah menengah.

1 | Keuntungan ekonomi

Manfaat pertama punya rumah sendiri yang sudah diakui adalah sebagai investasi masa depan. Tak bisa dimungkiri harga properti terus naik, bahkan pasca-Covid19 ketika pasar sempat mandek. Permintaa rumah tapak tetap tinggi, terbukti dari terus dibangunnya kompleks perumahan di seluruh Indonesia, bahkan di daerah-daerah.

keuntungan beli rumah
Punya rumah hunian bisa jadi investasi masa depan. (Foto: pexels/Scott Webb)

Menurut data yang dihimpun Real Estate Indonesia (REI), permintaan akan rumah baru pascapandemi justru naik sebesar 20% dibanding tahun sebelumnya. Ini patut dimaklumi karena selama pandemi orang lebih banyak Work from Home (WfH) dan kini terbiasa bekerja secara remote. Dengan opsi WfH, maka pekerja lebih memilih punya rumah yang bisa didesain sesuai kebutuhan sehingga nyaman ditinggali dan tempat bekerja.

Punya rumah bisa menjadi ekuitas dan investasi yang bisa kita panen saat kita benar-benar membutuhkan. Seorang teman, misalnya, pernah bercerita tentang kebahagiaannya menjual rumah di kota tiga kali  lipat harga pembelian dulu. Uang hasil penjualan lalu digunakan untuk beli rumah di desa lantaran ia mesti menemani orangtuanya yang sudah lansia.

Atau kalau kita harus pindah tapi malas menjual rumah, maka kita bisa menyewakannya. Dalam hal ini kita malah mendapatkan keuntungan ganda, pertama dari biaya sewa tahunan dan  kedua dari nilai apresiasi rumah yang kian tinggi seiring waktu berjalan sebagai jaminan finansial dalam jangka panjang.

2 | Bebas stres karena pindahan

Menyewa rumah seperti Andy jelas menghadirkan tantangan tersendiri. Setiap kontrak akan berakhir, Andy harus siap pindah jika pemilik rumah mendadak memutuskan mengakhiri perjanjian sewa. Itu artinya dia harus berburu rumah dalam waktu cepat.

Selain ribetnya survei lokasi dan ketidakcocokan dengan pemilik rumah, masalah yang tak bisa dihindari adalah repotnya pindahan dengan banyak barang. Belum lagi soal harga sewa rumah lain yang mungkin lebih tinggi dibanding rumah sebelumnya dan itu bisa melibatkan deal yang alot.

3 | Fleksibel berkreasi

Manfaat lain punya rumah sendiri adalah kebebasan untuk memilih desain dan mengatur interior tanpa khawatir diprotes oleh pemilik rumah. Fleksibilitas semacam ini tidak bisa 100% kita miliki jika kita hanya menyewa rumah sehingga living space rasanya terbatas sebab tak bisa leluasa dimodifikasi.

Perubahan yang signifikan, misalnya renovasi bagian rumah tertentu, harus seizin induk semang. Memiliki rumah sendiri, walaupun lewat KPR, memungkinkan kita berkreasi sesuai kebutuhan dan preferensi. Kendali macam ini secara tak langsung akan menciptakan kepuasan untuk betah di rumah sehingga produktivitas membuncah ketimbang sekadar sewa dengan berbagai keterbatasan akibat perjanjian sewa.

4 | Leluasa bersosialisasi

Selama di Bogor dulu saya pernah mengontrak rumah di dua kompleks perumahan. Memang enak sih, kalau ada kerusakan pada bagian rumah, saya tinggal mengontak induk semang untuk menanggung biayanya.

Namun, ada satu hal yang segera saya rasakan sebagai kekurangan. Peluang berjejaring dengan lingkungan sekitar cukup terbatas. Entah saya yang sensitif atau tergantung lokasi, warga pengontrak seolah jadi warga kelas dua yang tak bisa leluasa bersosialisasi dengan para pemilik rumah di kompleks tersebut.

Mereka bukan memusuhi atau membenci, tapi saya sendiri merasakan ada sedikit jarak yang membuat relasi kami tidak luwes dalam berbagai acara sosial. Memang tak bisa dibantah, punya rumah sendiri menawarkan kebanggaaan. Ada semacam pride of ownership, begitulah adanya.

Mungkin perasaan itu muncul lantaran punya rumah adalah sebuah prestasi berkat kejelian mengambil keputusan cekatan demi masa depan. Pilihan untuk memiliki rumah sendiri biasanya ditempuh dengan pengorbanan tertentu, misalnya menunda kenikmatan dari pembelian kendaraan yang sebenarnya mungkin belum diperlukan.

Kiat punya rumah

Itulah sebabnya keputusan untuk memiliki rumah sendiri harus jadi prioritas, terutama bagi pasangan yang baru menikah. Percayalah, punya rumah sendiri akan menjadi salah satu perjuangan yang menyenangkan—hanya saja tiap orang berbeda caranya.

Bagaimana dengan pengaruh krisis ekonomi global terhadap sektor properti di Indonesia? Menurut Syarifah Saukat yang merupakan Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, dampak resesi global ternyata tidak terlalu besar karena pasar properti Tanah Air sebagian besar didominasi oleh pembeli domestik. Intinya, terus bertumbuh dan sangat potensial, baik sebagai hunian maupun investasi.

Jika BBC-Mania sedang berjuang untuk punya rumah sendiri, coba lakukan beberapa cara berikut ini. Mungkin terbilang sederhana, tapi butuh komitmen yang kuat untuk bisa mewujudkannya.

1 | Bulatkan tekad

Langkah pertama adalah mantapkan niat untuk memiliki rumah. Bukan demi gengsi atau flexing di medsos, tapi lebih utama untuk kenyamanan keluarga dan mendukung produktivitas bekerja. Saat membulatkan tekad, jangan kerdilkan diri sendiri tentang kemampuanmu. Optimistislah, apalagi jika sudah dibahas bersama pasangan tercinta.

2 | Tentukan tipe dan lokasi

Setelah niat dipancangkan, selanjutnya tentukan rumah seperti apa yang ingin dimiliki. Sekali lagi, jangan tergoda untuk mengikuti selera orang sekadar untuk mengesankan mereka. Ingatlah bahwa kita yang akan menghuni rumah itu, jadi jangan pilih sembarangan.

Yang tak kalah penting adalah lokasi rumah yang akan kita beli. Entah rumah lama atau baru, pastikan lokasinya nyaman sebab kita akan tinggal di sana dalam waktu cukup lama. Selain untuk bekerja, juga menjadi tempat anak-anak Anda tumbuh dengan ceria. Pikirkan soal ketersediaan transportasi massal dan akses ke tempat-tempat umum.

3 | Lakukan survei

Jika sudah mantap dengan tipe rumah dan lokasinya, jangan lupa segera menyurvei untuk melihat langsung kondisi wilayah dan kualitas bangunan. Selain pengalaman menjangkau tempat itu, kita bisa berbicara dengan tenaga marketing untuk mengulik seputar rumah yang kita minati dan mungkin mendapatkan tawaran menarik.

4 | Pilih harga yang sesuai

Dari hasil survei tersebut, kita bisa menentukan kisaran harga rumah yang bisa kita pilih untuk di-KPR-kan. Lagi-lagi sesuaikan dengan kebutuhan. Tentunya kita tak ingin membeli rumah mewah atau yang terlalu luas padahal tak membutuhkannya.

Jika bingung menentukan kemampuan finansial kita dalam memperoleh KPR berdasarkan pendapatan, jangan panik. Coba hitung pakai kalkulator hipotek di Mortgage Calculator karena bisa diakses dan mudah dioperasikan. Sangat simpel dana membantu menampilkan estimasi yang akurat.

Masukkan seluruh income untuk dihitung dalam mortgage calculator.

Berbekal kalkulator ini, Anda juga bisa memasukkan investasi yang dimiliki, tunjangan, dan insentif dari pemerintah selain gaji tetap. Termasuk jika pasangan kita punya income, maka jumlah itu bisa digabungkan untuk dikalkulasi.

Saya, misalnya, saat ini berencana memiliki rumah kedua karena ingin menikmati suasana baru di tempat lain. Maka selain memasukkan pendapatan bulanan, saya juga menyertakan pemasukan yang istri miliki dari jualan buku di toko online.

Estimasi sebagai panduan kelayakan KPR

Dengan pendapatan sekitar Rp8.000.000 per bulan, ditambah penghasilan istri sebesar Rp1 juta, lalu dikurangi dengan utang, maka muncullah perhitungan tentang kemampuana saya mengambil KPR. Uang muka yang mesti saya bayar sekitar Rp16 juta dan harga rumah total plus uang muka adalah Rp300 jutaan untuk jenis rumah biasa, bukan yang mewah.

Solusi sebelum ambil KPR

Mortgage calculator ini menurut saya sangat solutif sebelum kita mengambil keputusan untuk membeli rumah melalui KPR. Meskipun kalkulator hipotek online ini semula diperuntukkan bagi pasar Inggris, tapi bisa digunakan untuk kalkulasi hipotek di negara mana pun asalkan punya penghasilan bulanan. Tinggal sesuaikan mata uang setempat, beres.

Selain menghitung kelayakan akses hipotek, situs ini juga penghitungan remortgage, yakni jika kita ingin melunasi rumah sekarang untuk membeli rumah berikutnya. Tinggal masukkan angkanya, biar kalkulator yang mengerjakan.

Dengan tulisan sederhana ini, semoga sobat BBC-Mania tak lagi bingung kalau harus mengetahui kemampuan membeli rumah berdasarkan pendapatan bulanan atau tahunan. Bagi pasangan muda, yang penting buka keran komunikasi, mana yang perlu dibeli: rumah atau mobil dulu?

Apa pun pilihannya, yang jelas pascapandemi dan pecahnya perang Ukraina vs Rusia sangat berdampak pada bahan bangunan dan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), belum lagi inflasi yang meninggi. Jadi properti, termasuk rumah tinggal, sangat cocok dibeli ketimbang mengontrak dengan berbagai keterbatasannya.

4 Comments

  1. Aku tim beli rumah dulu mas daripada mobil. Sampai skarang belum ada mobil pribadi. Pernah punya mobil pribadi bertahan setahun, capek juga. Lalu jual. Beli bekas lagi. Jual lagi dan uangnya dipakai buat nambah renovasi rumah. Hihii. Skarang belum ada mobil pribadi. Semoga sehat selalu dan lancar rejeki ya mas. Aamiin

    Liked by 1 person

Tinggalkan jejak