Pascapandemi Covid-19 yang mengusik dunia, perekonomian global ternyata sangat terganggu. Masyarakat modern khawatir dan cemas sebab kondisi keuangan yang tidak menentu bakal memengaruhi pemenuhan berbagai kebutuhan, bahkan bisa berdampak pada kesehatan. Publik kian waswas lantaran Amerika Serikat diprediksi akan mengalami resesi pada awal tahun 2024.
Namun, kita punya pilihan untuk menjalani hidup yang paling memungkinkan. Ya, tidak melulu sesuai harapan tapi setidaknya tidak melenceng dari apa yang kita butuhkan. Problem kita selama ini bukanlah kurang sesuainya antara kenyataan dan harapan, melainkan kurangnya rasa syfukur karena sudah mendapatkan lebih dari yang kita inginkan.
Coba lihat negara-negara yang tengah dilanda kecamuk perang, kondisi mereka toh jauh lebih memprihatinkan. Jangankan mengakses gawai atau berlibur, untuk makan dan beristirahat pun mereka sudah kesulitan. Ini jadi penguat bahwa hidup kita ternyata jauh lebih beruntung dibanding manusia lain di belahan dunia yang berbeda.
Kiat hidup seimbang
Kuncinya adalah mengadopsi gaya hidup yang seimbang. Jadi, kita tidak cuma mengejar suatu target tertentu sementara melupakan sisi hidup yang lain. Inilah perlunya keseimbangan, yaitu menemukan harmoni dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ranah pekerjaan, hubungan dengan teman dan pasangan, kesehatan fisik, kesehatan mental, dan hobi yang kita tekuni.
1 | Terima kenyataan
Hal pertama yang krusial untuk kita lakukan adalah menerima apa yang terjadi sebagai keputusan terbaik yang Tuhan berikan saat ini. Ingatlah bahwa kita tidak sendiri menjalani ujian ini. hal-hal yang belum ideal saat ini toh dialami oleh hamper seluruh penduduk dunia. Bukan cuma kesulitan ekonomi, tetapi juga pemanasan global dan mungkin kondisi sosial yang masih perlu ditata lagi.
Saya teringat pada pesan Cahyadi Takariawan, pengarang sekaligus Konsultan kehidupan keluarga, saat beliau tampil sebagai narasumber di sebuah Zoom yang diadakan oleh media yang cukup besar. Beliau mengingatkan bahwa kesanggupan untuk menerima ujian berupa Covid-19 adalah langkah awal untuk menata hidup, yang mendorong kita mampu menyusun strategi hidup lebih lanjut.
2 | Utamakan kesehatan
Saya yakin sobat BBC-Mania masih ingat pada slogan berbahasa Latin yang
berbunyi “mens sana in corpore sano,” yang berarti “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.” Jangan malas berolahraga atau bergerak secara
fisik. Pastikan setiap hari kita tidur dengan cukup dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Tidak harus nge-gym berat ala-ala influencer yang kekinian, Sekadar jogging
30 menit di alun-alun kota pun cukup bagus asalkan konsisten. Bisa juga jalan
kaki keliling kompleks perumahan atau menyisir pedesaan—sekalian bersosialisasi tentunya malah menguntungkan. Jika kesehatan terjaga, maka aktivitas lain pun bisa terlaksana–termasuk mencari nafkah.
Luangkan waktu untuk melakukan medical check-up secara rutin guna memantau kondisi fisik atau menemukan anomali yang bisa segera ditangani. Dengan preventive healthcare seperti ini, kita bisa memelihara kesehatan fisik relatif lebih mudah dengan melibatkan kalangan profesional.
Salah satu tenaga profesional yang sangat membantu adalah ahli farmasi, misalnya dalam hal konsultasi dan pendidikan kesehatan. Para ahli farmasi bisa memberikan informasi berharga dan nasihat seputar topik-topik kesehatan yang beragam, mulai dari soal gizi, perubahan gaya hidup, hingga kesehatan secara umum. Ahli farmasi bisa jadi sumber tepercaya untuk digali informasi oleh pasien yang membutuhkan panduan seputar isu-isu kesehatan.
Beruntung di Indonesia para ahli farmasi telah dihimpun dalam sebuah asosiasi khusus. PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) yang dibentuk pada 13 Februari 1946 di Yogyakarta telah ikut berjuang dengan bahu membahu bersama seluruh lapisan masyarakat dalam melenyapkan penjajahan dari muka bumi Pertiwi.
Komitmen PAFI yang total, termasuk chapter lokal seperti yang tersebar di seluruh Nusantara, merupakan wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara melalui terjaganya kesehatan secara paripurna. Selain tugas keseharian, PAFI senantiasa turut serta dalam mempertinggi taraf kesejahteraan umum, khususnya di bidang Kesehatan Masyarakat dan Farmasi.
Ahli farmasi Indonesia aktif mengedukasi pasien tentang cara menggunakan obat-obatan, apa efek sampingnya, juga membantu orang-orang untuk mengelola gangguan kesehatan secara tepat. Para ahli farmasi juga berperan dalam pemberian sejumlah vaksin dan imunisasi loh, yang jelas membantu mencegah datangnya berbagai penyakit, termasuk flu, pneumonia, dan Covid-19. Akhirnya, kontribusi ini akan berdampak pada kesehatan masyarakat dengan cara menurunkan risiko penyebaran penyakit menular.
3 | Praktikkan manajemen stres
Stress management tak kalah penting dibanding kesehatan fisik. Kesehatan mental kian jadi isu penting bagi mamsyarakat modern. Kuasai teknik-teknik penting seperti meditasi, pernapasan dalam, hingga yoga. Yang juga termasuk dalam ranah kesehatan mental adalah kejelian mengidentifikasi nilai-nilai apa yang paling penting bagi kita sehingga layak dijadikan prioritas. Yang terpenting, pertahankan hubungan batin dengan Tuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
4 | Manajemen waktu itu perlu
Manajemen stres harus didukung dengan manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu mencakup kemampuan menentukan skala prioritas. Skala prioritas menentukan tingkat produktivitas. Jadi, tidak semua hal kita lakukan dengan hantam kromo tanpa pertimbangan.
Energi dan waktu harus dialokasikan secara memadai dan proporsional, difokuskan pada yang kita anggap penting saja.
Di sinilah pentingnya menentukan tujuan yang realistis dengan batasan yang masuk akal agar tidak asal hajar padahal kita tidak sanggup menuntaskannya. Akhirnya waktu dan tenaga terbuang percuma. Multitasking kadang bagus, tapi seringnya malah berbahaya sebab tidak semua kegiatan bisa terlaksana dengan mumpuni.

Yang juga penting dalam manajemen waktu adalah meluangkan waktu untuk menekuni hobi. Mengalokasikan waktu tertentu untuk menjalani aktivitas self-care sangatlah penting, misalnya baca buku dengan tenang, berkembah di pegunungan, termasuk liburan bersama keluarga. Ingat bahwa mengambil jeda dari kesibukan yang mendera dengan melakukan hal yang kita sukai akan membuat hidup kita recharged.
5 | Pupuklah hubungan
Menjaga hubungan baik dengan pasangan, teman, dan keluarga tidak bisa ditukar dengan apa pun di dunia ini. kita sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan bantuan orang, terutama orang-orang terdekat seperti kerabat dan sahabat. Jadi, jangan ragu untuk mempertahankan jalinan kuat dengan teman dan kekerabatan. Luangkan waktu dan ikhtiar untuk memiliki hubungan yang sehat dan memuaskan.
6 | Terus belajar
Kiat lain dalam menjalani hidup yang seimbang adalah berinvestasi dalam pengembangan personal maupun profesional sehingga kita tetap kompeten dengan kebutuhan zaman dan tidak merasa ketinggalan akibat berbagai kemajuan—apa pun bentuknya. Di sini kita perlu mempelajari skill baru atau mempertajam skill lama yang sudah ada. Ingatlah bahwa hidup kadang memberikan kita kejutan, misalnya seperti hadirnya pandemi yang menjajal kemampuan kita bertahan.
7 | Cari bantuan
Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan atau nasihat dari teman, kerabat, atau bahkan kalangan profesional saat kita menghadapi tantangan hidup yang sulit—apa saja bentuknya. Inilah pentingnya punya lingkaran yang menguatkan, punya networking yang akan saling menopang di kala dibutuhkan, termasuk secara emosional dan finansial.

Kita bahagia bukan karena semua hal terjadi sesuai harapan dan impian. Jika itu fokus kita, maka kita rentan kecewa. Kebahagiaan adaah berkat hidup seimbang, yaitu ketika kita menemukan harmoni dalam berbagai kegiatan, saat kita menjalani waktu dalam kebersamaan bersama keluarga atau sahabat yang menghargai kita sesuai apa adanya kita dan selalu ada untuk mendukung saat kita ada masalah.
Live up your life to the fullest and be grateful!
