
Akhir Mei lalu, tepatnya tanggal 28 Mei, saya berkesempatan mengikuti Digital Teaching yang digelar oleh Grup Erajaya yakni Erafone yang sudah terkenal sebagai retailer aneka produk mobile atau gawai. Karena beberapa kesibukan, reportase kegiatan ini baru bisa saya turunkan saat ini. #malu 😀
Pada pekan yang sama saya juga sempat menghadiri Selular Congress 2016 yang diselenggarakan Majalah Selular di Balai Kartini tiga hari sebelumnya. Mumpung sedang luang dan hajatan kedua ini digelar di Bogor, maka tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Belum Datang Juga
Agak kecewa siang itu sebab acara yang seharusnya dimulai pukul 14.00 ternyata molor. Saya tiba jam 14.10 dan area acara masih belum terisi. Saya patut menduga, karena ini hajatan offline acara digital pertama sehingga belum maksimal publikasi atau sosialisasinya. Peserta yang datang memang terbilang tidak banyak, padahal ilmu yang ditawarkan lumayan bermanfaat. Barangkali karena core business Erafone adalah bidang sales, sehingga tidak semua penjaga yang standby di stan bisa memberi informasi yang memadai tentang acara sore itu sebelum dimulai.

Jam 14.41 acara belum juga dimulai. Seorang staf menghampiri saya dan mempersilakan saya mengisi buku tamu sambil menyerahkan snack box. Sambil menunggu kedatangan peserta lain, saya manfaatkan waktu untuk melihat aktivitas penjualan di megastore sore itu. Pukul 15.01 calon pembeli mulai berbondong-bondong masuk ke dalam gerai ini. Staf penjualan segera menghampiri dan cekatan melayani mereka yang hendak membeli ini dan itu.

Empat Pengetahuan Penting
Akhirnya pukul 15.12 acara dimulai. MC membuka acara dengan singkat lalu memperkenalkan presenter atau narasumber sore itu, yakni Mas Axel. Mas Axel adalah trainer di Erajaya Group sehingga tak mengherankan bila doi piawai casciscus di depan peserta yang hadir.
Menurut Mas Axel, Digital Teaching ini merupakan event pertama yang diagendakan setiap bulan untuk membantu pelanggan atau siapa pun yang ingin mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi digital saat ini. Nah, siang itu Mas Axel menyajikan beberapa tools unik yang bisa dipergunakan untuk membantu edukasi terutama bagi putra-putri kita.
Bagi pembaca yang sudah piawai dalam dunia digital, mungkin hal-hal ini sudah klise, namun tidak bagi saya. Meski terlihat sederhana, tapi di rumah sangat bermanfaat bagi kami.
1. Unified Remote Controller
Selama presentasi, Mas Axel tak terlihat memegang sebuah remote control mini yang biasa dipergunakan untuk membantu sesi presentasi. Untuk memandu presentasi, dia justru terlihat aktif menggunakan smartphone-nya. Ternyata dia menggunakan fitur Unified Remote Controller yang memungkinkan ponsel kita dimanfaatkan sebagai alat kendali jarak jauh sehingga alur presentasi bisa digerakkan dari gadget yang dipegang. Untuk bisa menggunakan fitur ini, kita tinggal mengunduh aplikasinya di Play Store. Praktis kan?

2. Google Hangouts
Bagi Sahabat yang memiliki ponsel pintar berbasis Android, saya kira tentu sudah tak asing dengan fitur chatting besutan Google ini. Ini bisa dimaklumi karena dalam setiap ponsel ber-OS Android biasanya sudah terinstal aplikasi ini. Saya pribadi sejauh ini memanfaatkan Hangouts untuk berbicara dengan klien/pelanggan atau sahabat untuk bertukar kabar.
Saya merasa lebih nyaman menggunakan Hangouts ketimbang Facebook Messenger dalam bertukar kabar. Konon aplikasi yang kedua ini terbilang kurang aman karena setiap aktivitas kita bisa terendus oleh kamera Facebook. Entahlah, demikian yang pernah saya baca di media. Karena siang itu fokusnya pada teaching atau edukasi, maka Mas Axel menuturkan bahwa Google Hangouts–terutama melalui videonya–berguna untuk menambah pengetahuan siswa.

Fitur ini pernah dimanfaatkan oleh para siswa Meksiko untuk belajar bahasa Inggris secara jarak jauh dengan para siswa dari Kanada. Selain murah, kelebihan Hangouts adalah kita tak perlu lagi mengunduh aplikasi ini karena menjadi aplikasi bawaan Android dan tentunya cuma-cuma atau gratis. Bahkan untuk urusan pekerjaan pun bisa kok pakai Hangouts. Asyik kan?
3. “OK Google!”
Aplikasi ini boleh jadi paling populer bagi kita. Sering diiklankan di televisi juga kan? Namun dasar saya gaptek, iklan itu tak pernah saya anggap serius. Lewat Mas Axel, saya jadi paham bagaimana menggunakan fitur Voice Search dalam ponsel Android kita. Caranya memang sangat mudah. Cari saja gambar mikrofon (seperti tampak di bawah) di deretan menu aplikasi Android kita, lalu tekan, maka dia akan langsung aktif. Ada pula ponsel yang langsung memajang fitur ini di halaman depan di bagian paling atas.

Ya, betul. Melalui aplikasi ini kita bisa menemukan berbagai jawaban atas pertanyaan kita. Aktifkan fiturnya, lalu ucapkan pertanyaan kita. Dan voila, sederet jawaban akan tersaji di layar ponsel kita. Tentu saja syaratnya harus terkoneksi dengan jaringan Internet. Nah, untuk bahasa pun bisa diatur kok. Saya pernah mencoba untuk pertanyaan berbahasa Inggris maupun Indonesia.
Mas Axel mencontohkan, “Berapa luas Danau Toba?” lalu spontan suara wanita pemandu menjawab, “Luas Danau Toba adalah…..” Contoh lain, “Berapa tinggi Monas?” dan segera disahut, “Tinggi Monas adalah….” dan seterusnya. Sosok pahlawan, tempat/lokasi, cara melakukan sesuatu (prosedur) semuanya bisa dikulik lewat Voice Search.
Di rumah saya segera ajarkan Rumi fitur ini. Dan Baik Rumi maupun Bumi sangat antusias menggunakannya. Saya pesankan agar mereka memasukkan kata kunci yang mengandung ilmu. Mereka misalnya mengucapkan, “Binatang Panda!” atau “Planet Saturnus!” “Pilot!” dan masih banyak lagi. Gambar-gambar yang tersaji lewat temuan Google bisa memperkaya ilmu anak-anak, terutama Rumi yang tengah uji coba homeschooling.
Sebagaimana mereka, saya pun tak kalah katrok, “What time is it now in London?” lalu Mbak menjawab spontan dengan menyebutkan suatu waktu tertentu. Saya memang bermimpi bisa ke Inggris terutama ke Oxford sebagai induk pembelajaran bahasa Inggris. Andaikan bisa bilang, “Kirim tiket gratis ke Oxford!” lalu Om Larry Page kirim tiketnya ke rumah ya, hehe #ngimpi 😛
Makin menarik bukan sesi presentasinya? Di sela acara, saya melemparkan pandangan ke sekeliling. Jumlah pengujung Erafone kian sore kian membludak. Kebanyakan sudah datang dengan maksud membeli produk yang sudah diincar dari rumah. Seperti satu keluarga berikut.

4. Octagon Augmented Reality
Nah, sesi presentasi sore itu ditutup dengan aplikasi buatan startup asli Indonesia. Aplikasi yang disebut dengan Octagon AR ini, sebagaimana diperkenalkan Mas Axel, adalah aplikasi empat dimensi yang bakal disukai anak-anak sehingga bisa menjadi sarana edukasi yang memikat. Cara menggunakannya mudah, pun harganya murah.
Saat itu, Mas Axel menunjukkan beberapa kartu berisi binatang. Saat disorot kamera ponsel, maka gambar binatang yang tercetak di kartu itu akan muncul seolah nyata dalam bentuk animasi bergerak. Misalnya kartu bergambar monyet, saat diletakkan di bawah kamera ponsel, maka ia akan hidup dan bergerak-gerak secara otomatis. Tentu saja ada syaratnya. Pertama, kita harus instal dulu aplikasi Octagon dari Play Store. Syarat lainnya adalah kartu 4D itu harus dibeli secara khusus. Satu pak kartu harganya sekitar 50 ribu rupiah dan bisa dibeli secara online.
Kartu yang tersedia tidak terbatas pada binatang saja, melainkan beragam. Salah satunya jenis profesi atau pekerjaan. Agar berfungsi dengan baik, pastikan sudah menginstal aplikasi yang dibutuhkan didukung dengan kartu yang didesain khusus untuk aplikasi ini. Selain anak-anak, orang dewasa (baca: saya) pun takjub melihat kecanggihan aplikasi ini.

Apa pasal? Saat kartu bergambar pisang didekatkan pada kartu bergambar monyet, maka gambar pisang otomatis muncul secara virtual dan si monyet akan segera bergerak mengejar pisang ke mana pun pisang digerakkan. Pokoknya lucu, terutama buat edukasi anak-anak. Sebenarnya saya menyiapkan file videonya, namun kesulitan mengunggahnya ke youtube. Sila googling aja.
Menanti Digital Teaching berikutnya
Empat hal sederhana itu cukup menjadi oleh-oleh yang menyenangkan untuk Rumi dan Bumi. Bagi Sobat yang sudah famliar, tentu tak takjub lagi. Bagi saya yang baru tahu, tentulah istimewa. Semoga di event berikutnya Erajaya Group bisa menyajikan materi-materi sederhana tapi berguna bagi kemajuan pelanggan dalam memanfaatkan dunia digital dan mengakses pengetahuan yang terjangkau.
Oh iya, pulang dari acara ini juga dapat bingkisan lantaran menjawab pertanyaan dari Mas Axel. Siapa tahu apa isinya? 🙂 Terima kasih buat Erafone dan Mas Axel. Mudah-mudahan Erafone kian berkembang dan semakin kreatif dalam menyiasati kebutuhan/keinginan pengguna peranti seluler masa kini.
wah kak berutung bisa ikut cara begitu luamyan nambah [pengalaman
LikeLike
Iya, Win, asyik banget ikut acaranya. Tambah pengalaman dan koneksi 🙂
LikeLike
baru tahu kalau erafone punya acara keren kayak gini. 😀
LikeLike
Iya, Gung. Erafone sendiri menghelat acara kemarin serentak di empat kota yang punya Megastore. Keren bingit haha 😛
LikeLike