Switch Alpha 12; Notebook Hybrid Supercanggih, Memanjakan Kebutuhan Keluarga Kami

Sejak mengundurkan diri dari pekerjaan karena alasan kesehatan pada 2009 silam, saya lantas memutuskan menekuni bidang yang selama itu saya geluti, yakni editing dan penerjemahan. Memilih bidang ini karena bisa dikerjakan secara online dengan bantuan Internet. Setiap order bisa dituntaskan di rumah tanpa terikat jadwal kantor delapan jam sehari. Dan  skema inilah yang paling kondusif dengan kondisi fisik saya. Meski bukan pekerja tetap, yang penting dapur tetap berkepul. Bukan lagi pegawai kantoran jangan sampai menyebabkan hilangnya sumber pendapatan.

Saya percaya setiap orang tidak hanya menjalankan satu peran saja. Masing-masing kita setidaknya punya dua macam tugas. Misalnya, seorang siswa biasanya juga seorang anak dalam keluarganya. Seorang guru juga berperan sebagai orangtua di rumah. Begitu juga saya, selain sebagai suami juga berfungsi sebagai pencari rezeki saat itu. Lambat laun peran-peran lain pun bertambah. Terutama ketika dua jagoan hadir di tengah keluarga kecil kami. Inilah kisah minat, profesi, dan cita-cita kami.

Ayah: Editor + Penerjemah + Bloger

Yang dimaksud dengan ayah adalah saya. Bukan narsis bukan egois loh. Saya letakkan di urutan pertama sesuai abjad A yaitu ayah, hehe. Seperti saya sebut di awal, sehari-hari saya bekerja sebagai editor yang bertugas menyunting naskah buku. Tentu saya kerjakan secara paruh waktu alias remote dari rumah. Salah satu alat tempur wajib seorang editor dan penerjemah adalah komputer, baik desktop maupun laptop. Selain itu, dibutuhkan jaringan Internet untuk melakukan riset atau mengecek bahan editing/terjemahan maupun mengirim hasil pekerjaan.

untitled-1

Tahun-tahun awal menggeluti dunia freelance, saya mengandalkan komputer desktop karena lebih banyak tinggal di rumah. Namun karena sifatnya yang tidak portable—juga kelemahannya saat listrik mati—maka notebook jadi primadona berikutnya. Kala itu sangat terbantu dengan Acer Aspire (lupa serinya) yang lumayan mumpuni untuk menerjemahkan dan mengedit teks. Dalam perjalanan berikutnya, karena masalah berat, akhirnya sempat beralih dan bergantung pada netbook Acer D270. Meski prosesornya lebih rendah, namun cukup tangguh menemani jam-jam panjang selama bekerja.

6292jadulku
Si mungil 6292, penyelamat di saat darurat.

Karena tuntutan pekerjaan, prosesor netbook pun sudah tak lagi memadai. Dalam mengedit, saya harus langsung bekerja di Adobe Indesign yang butuh RAM lega dan prosesor andal. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya beralih ke Acer Travelmate 6292. Layarnya masih 12 inch tapi materialnya sangat bagus, kokoh, dan premium. Dukungan Windows Vista original dan DVDRW makin membuat pekerjaan cepat dan sangat terbantu. Namun, seiring perkembangan teknologi (karena prosesor laptop ini sudah uzur)—juga kondisi pribadi—saya masih harus mencari mesin baru yang lebih canggih dan tangguh di segala situasi. Saya membayangkan sebuah gadget yang bisa melayani berbagai kebutuhan.

untitled-12

Harap maklum, sebagai freelancer, setiap pengeluaran haruslah dikalkulasi dengan cermat agar setiap barang yang dibeli benar-benar mendukung produktivitas kerja demi meraup rezeki. Maka pilih barang enggak bisa sembarangan—sebisa mungkin bisa memenuhi hajat hidup orang banyak, hehe. Maksud saya mesin yang bisa memanjakan kebutuhan seluruh keluarga kami. Bunda sudah lama mendambakan tablet agar bisa menulis di mana saja dalam kondisi bagaimana pun. Sementara saya butuh notebook canggih dengan specs yang mendukung software grafis seperti Indesign, Corel, dan Photoshop. Selain kami berdua, Rumi dan Bumi duo jagoan kami juga butuh alat untuk mendukung minat dan hobi mereka—terlebih-lebih buat Rumi yang sekarang memilih homeschooling. Ada sih tablet seri lama yang kini teronggok rapi di meja karena rusak. Maka perlu segera digantikan.

Dalam benak saya, ada tidak ya alat yang bisa menjawab kebutuhan kami semua? Ternyata ada, ternyata bukan impian belaka. Switch Alpha 12 besutan Acer, itulah idola baru keluarga Indonesia. Lebai? Mungkin, tapi tunggu sampai kawan-kawan melihat sejumlah keunggulannya. Bagi manteman yang juga berencana membeli perangkat digital yang dinamis tapi powerful—dengan desain yang chic—ya Switch Alpha 12 ini pilihannya. Penasaran kenapa kami mengincar notebook canggih ini? Mau tahu kenapa tablet ini jadi idaman? Eh, yang bener ini notebook atau tablet sih? Dua-duanya. Baca terus ya cerita kami.

Mode 2-in-1 dan Prosesor Kencang

Semua tahu kan bahwa Switch Alpha 12 ini mengakomodasi mode ganda alias tampil sebagai notebook hybrid yang keren. Sesuai namanya, bisa di-switch alias diubah fungsinya. Jadi, selain bisa dipakai sebagai laptop pada umumnya, Alpha 12 ini sudah siap dilepas sebagai tablet PC yang lebih ringan. Ya laptop, ya tablet! Dua fungsi dalam satu mesin canggih. Dua potensi besar dalam satu kemasan. Tinggal kita pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang paling mendesak. Jadi kapan saja saya butuh notebook, tinggal saya pasang docking-nya, kerja jadi mantap deh!

Mungkin ada yang ragu, “Emang notebook hybrid kayak gitu mampu buat kerja berat?” Saya sih enggak mengklaim pekerjaan saya berat banget dari segi performa. Yang jelas, Switch Alpha 12 ini ditawarkan dengan dua tipe prosesor tinggi besutan Intel, yakni generasi keenam Core i5 dan Core i7. Tinggal pilih deh sesuai kemampuan kantong dan kebutuhan, hehe. Saya enggak mau mengaku sebagai pakar jeroan komputer, tapi berdasarkan pengalaman pribadi, Core i3 saja sudah lumayan, apalagi generasi terkini core i5. Saya yakin bakal bisa mengimbangi kebutuhan saya dalam pekerjaan. Apalagi RAM 4 GB, ini kebutuhan minimal agar pekerjaan berjalan wuss.. wuss… wuss tanpa lag!

img4-1

Dengan prosesor yang bertenaga, dua profesi sebagai editor dan penerjemah bisa berjalan beriringan dengan hobi sebagai bloger. Di rumah saya bisa fungsikan sebagai notebook yang bisa diandalkan kinerjanya, sementara di luar bisa saya manfaatkan untuk menulis postingan di blog. Eh, bahkan saat di rumah pun bisa saya pakai karena ringan dan bisa dibawa ke mana-mana, bahkan saat bersantai. Inilah asyiknya mode ganda–bisa disesuaikan dengan kondisi kita. Inilah yang dinamakan harmoni profesi dan hobi karena tak ada yang harus dikorbankan gara-gara pilihan gadget yang salah.

Bunda: Ibu Rumah Tangga + Penulis

Sekarang cerita dikit soal Bunda. Setelah saya resign dan bekerja sebagai freelancer, Bunda ternyata ikut mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai editor. Bukan ikut-ikutan sih, tapi didorong oleh alasan yang kuat. Setelah melahirkan anak pertama, ia putuskan untuk membesarkan dan menemani anak kami sejak bayi. Maka pekerjaan yang hampir sepuluh tahun pun ia lakoni terpaksa dilepaskannya. Sama-sama jadi freelancer. Seiring Rumi tumbuh semakin besar, Bunda turut membantu mengerjakan orderan menyunting plus perlahan-lahan menyusun buku anak (kini sudah terbit tiga judul).

Slim and Flexible

Sekali lagi, inilah pentingnya gadget yang bisa dual mode. Tahun 2012 Bunda berhasil menuntaskan buku dengan smartphone mungilnya (2.8″). Dengan Switch Alpha 12 yang lebih canggih ini saya yakin keinginan Bunda untuk terus produktif bisa tersalurkan tanpa terbatasi kondisi. Kecepatan Alpha 12 ini pasti lebih gegas berkat pacuan otak core i yang super. Ide bisa mengalir lancar tanpa terhambat atau terpecah konsentrasi akibat kinerja mesin yang lelet.

acer-3

Fleksibilitas adalah isu penting bagi Bunda yang memainkan dua peran: sebagai ibu rumah tangga yang punya hobi menulis. Salah bila mengatakan bahwa ibu rumah tangga tidak butuh teknologi.Selain untuk mengakses aneka resep dan tips mengatur rumah, dengan gadget berkoneksi Internet Bunda dapat memetik ilmu parenting kapan saja ketika senggang. Dan fleksibilitas itu tersedia dalam Switch Alpha 12. Tak perlu merasa berat karena Alpha 12 didesain dengan bodi ramping dan bobot yang ringan. Praktis untuk Bunda bawa saat mengantar Rumi dan Bumi ke tempat les setiap hari tanpa perlu khawatir keberatan. Slim and flexible, two thumbs up!

acer

Selain sangat tipis dan fleksibel dipakai, Switch Alpha 12 ini sudah dibekali lampu backlit agar kita bisa tetap mengetik walau minim cahaya. Ini cocok pula buat Bunda karena tak jarang waktu senggang baru datang saat malam hari saat anak-anak sudah terlelap. Saat lampu-lampu dimatikan, Switch Alpha 12 bisa tetap optimal menemani Bunda selagi banyak ide untuk ditulis walau saat kamar cahayanya redup. Atau kalau mau lebih nyaman, dia bisa memasang kickstand yang bisa diatur sudutnya hingga 165. Intinya, disesuaikan dengan kondisi yang paling dibutuhkan.

LiquidLoop: Bikin Dingin dan Awet

Kami sering kerepotan mencari colokan di tempat yang kami kunjungi. Tentu tak selalu disediakan, apalagi secara cuma-cuma. Dalam kasus Bunda misalnya, dia tetap bisa menulis sambil menunggu anak-anak rampung belajar. Tak perlu waswas baterai habis karena Switch Alpha 12 ini irit daya kok. Ini semua lantaran adanya dukungan sistem fanless yang sangat membantu menghemat daya baterai. Fanless? Yup, sesuai namanya, Switch Alpha 12 ini memang tidak dilengkapi dengan kipas konvensional layaknya notebook pada umumnya. Walhasil, baterai jadi hemat karena tidak disedot dayanya untuk pasokan ke kipas.

1-600x318

Mungkin pada bingung, kok bisa mesin tetap dingin padahal tak ada kipasnya? Awalnya saya juga penasaran. Ternyata Switch Alpha 12 ini punya sistem pendingin yang sangat unik. Jadi enggak perlu takut notebook terkena overheating alias kepanasan lalu kinerjanya menurun. Pabrikan asal Taiwan ini telah menyuntikkan teknologi bernama LiquidLoop™ dalam notebook hybrid ini. Kuncinya mengandalkan pipa berisi cairan pendingin yang bertujuan menstabilkan suhu prosesor Intel Core i Series yang dibenamkan di dalamnya. Secara teknis bisa dibayangkan, dan secara praktis teknologi canggih ini bisa dirasakan manfaatnya. Hadirnya LiquidLoop ini sekaligus menghindarkan Switch Alpha 12 dari menghasilkan suara berisik yang biasanya terdengar akibat putaran kipas konvensional. Sekali lagi, kualitas ini sangat kondusif bagi Bunda agar tetap fokus tanpa gangguan suara tak berarti.

Bukan hanya itu, tanpa adanya kipas atau fanless juga mampu melindungi perangkat kita dari debu. Nah, ini penting banget karena akumulasi debu yang menumpuk pada kipas punya potensi menyulut suhu menjadi overheat sehingga motherboard bisa rusak. Kembali lagi ke atas tadi, bagi freelancer macam kami, barang canggih seperti ini akan sangat menguntungkan. Selain produktif mendukung semua jenis pekerjaan dan hobi, Switch Alpha 12 juga awet karena terhindar dari debu yang masuk. Awet berarti irit duit, hehe. 🙂

Rumi: Calon Astronot + Peneliti

Bicara soal Rumi, anak sulung kami, tentu kami harus bicara soal antariksa atau luar angkasa. Sejak memilih model belajar homeschooling, dia terobsesi pada dunia extraterrestrial dan astrofisika. Setiap membuka Acer Z520 milik Bundanya, dia spontan akan mengaktifkan Google Voice Search dan menjelajah Internet untuk mencari gambar atau informasi seputar dunia antariksa dan galaksi. Dalam benak kami, dia butuh perangkat yang lebih lebar namun tetap portable.

untitled-14

Selain menghindari akses terhadap ponsel kami, hadirnya tablet baru akan memberinya peluang lebih besar untuk mengeksplorasi sumber-sumber ilmu di jagat Internet–tentu tetap dengan panduan dan pengawasan kami. Di rumah, setiap kali melihat ponsel kami menganggur, otomatis akan diambilnya. Rasa ingin tahu anak 7 tahun ini memang besar–boleh jadi memang demikianlah anak seusianya. Berbagai game dicobanya, beberapa aplikasi tak luput dari ujicoba. Walhasil, baterai ponsel kami jadi cepat habis lantaran dipakainya.

Layar Bening Resolusi QHD

Maka Switch Alpha 12 ini bakal menjembatani kebutuhan Rumi untuk menjawab rasa ingin tahunya yang meluap-luap. Sudah saya sebut di atas bahwa saat dilepas tanpa docking, tablet ini akan ringan. Untuk anak-anak pun saya rasa masih ditoleransi bobotnya. Dengan bentang layar 12 inch–sesuai angka yang disandangnya–Switch Alpha 12 ini akan hadir sangat ideal menurut saya. Tidak terlalu kecil dibanding tablet atau smartphone kebanyakan, dan tidak pula terlalu besar dibanding layar notebook pada umumnya. Bentang layar sama persis dengan laptop Acer Travelmate 6292 yang saya singgung di awal. Cukup compact dan nyaman dilihat kok untuk ukuran sebesar ini–bahkan untuk keperluan presentasi produk.

Display 12” dengan dukungan resolusi tinggi atau QHD (2160 x 1440) akan menyajikan area pandang yang lebih luas sehingga cocok untuk anak-anak dengan berbagai posisi. Apalagi dengan teknologi IPS yang telah disematkan, maka dilihat dari angle mana pun akan tetap nyaman dan gambarnya bening. Selain itu, saya tak perlu khawatir matanya akan lelah akibat lama memandangi monitor. Rahasianya ada pada fitur BlueLight Shield, yakni teknologi canggih yang bisa melindungi mata kita dari emisi cahaya biru dari layar notebook. Mata lelah dan kering? Itu dulu. Bunda bisa menulis dengan tenang, konsentrasi tetap terjaga. Rumi juga dapat asyik mencari video tayangan peluncuran satelit atau latihan para astronot di sumbu putar. Walau demikian, tentu kami akan tetap mengontrol durasi penggunaan tablet oleh Rumi.

Berikut salah satu video favorit yang sudah Rumi tonton lewat ponsel Z520, tentang baju astronaut dan bahan membuatnya. Wawancara ini sangat memperkaya siapa pun yang punya minat di bidang antariksa.

Adapun saya, tentu bisa diduga. Sebagai pekerja freelance, saya hampir selalu diburu deadline pekerjaanSecara normal, saya sebenarnya menghindari berlama-lama di depan layar komputer. Namun jika kondisi menuntut, misalnya saat tenggat sudah dekat, maka kini tak perlu takut deh mata akan cepat letih dan kering. Meriset data, mengerjakan layout dalam Indesign, hingga mengedit naskah–bukan lagi masalah berlama-lama menatap layar!

4-600x318

Selain astronot, Rumi selalu bilang ingin menjadi peneliti. Salah satu pemicunya adalah setelah menonton tayangan Youtube berikut ini (full version). Bagaimana dunia yang tak terlihat bisa sangat menarik diteliti dan dipelajari seorang anak. Saya jujur kelabakan menjawab lantaran tak punya basis ilmunya. Nah, dengan bantuan Switch Alpha 12, dia akan nyaman berselancar menemukan jawaban dan ilmu-ilmu yang mengejutkan.

acer
Calon peneliti harus banyak baca buku untuk memperkaya ilmu.

Bumi: Si Ilustrator + Calon Pilot 

Bagaimana dengan Bumi? Adik Rumi yang baru berumur 4 tahun ini tak kalah aktif–bahkan jauh lebih gesit dibanding kakaknya meskipun tubuhnya sedikit berisi, hehe. Setiap hari kami harus menyediakan kertas sebagai media gambarnya. Entah menitis dari mana, Bumi sangat gemar menggambar. Kebanyakan berupa kendaraan, mulai dari bus, kereta, hingga pesawat terbang. Setahun lalu kami terpaksa membelikan dua pasang baju pilot untuk Rumi dan Bumi karena minat mereka seputar pilot.

untitled-13

Ini video yang tak bosan Bumi nikmati di layar smartphone Bundanya. Tentang asyiknya kehidupan seorang pilot di darat hingga di dalam kabin pesawat.

Kami sadar, kertas dari pohon jumlahnya terbatas–terkait isu lingkungan. Maka kami hanya membelikan dia dua buku gambar baru ditambah ratusan lembar kertas bekas editan maupun dokumen yang tak terpakai. Gambar-gambarnya bisa berpola sama, kadang berwarna dan seringkali hitam putih seperti terlihat di bawah ini. Tebersit dalam pikiran, seandainya punya Switch Alpha 12, maka kami tak perlu lagi khawatir dengan persediaan kertas atau terancamnya kelestarian hutan.

bumi
Gambar Bumi yang memadukan berbagai hal dalam imajinasinya.

Pena Digital Active Pen

Kenapa Bumi perlu gadget ini? Karena Acer sudah berbaik hati membekali Switch Alpha 12 dengan sebuah pena digital Active Pen. Harus diakui memang sudah banyak brand yang memiliki stylus semacam itu. Tapi tunggu, tentu ini bukan stylus biasa. Alih-alih cuma mencoret-coret layar saja, dengan bantuan digital pen ini Bumi akan mengeksplorasi bakat dan kreativitasnya pada layar sentuh hampir tidak terbatas. Tak perlu heran, karena stylus ini mempunyai sensitivitas hingga 256 tingkat tekanan sehingga bagi anak kecil seperti Bumi akan dimanjakan dengan pengalaman menulis secara digital dalam bentuk yang rapi namun tetap mudah.acer-2

Pada penggunaan fitur Windows Inks, misalnya, kita bisa mengatur gradasi ketipisan dan ketebalan garis. Kita bahkan bisa membuat agar sketsa digital lebih presisi dengan menjadikan layar sebagai kanvasnya. Saya tak terlalu paham teknik menggambar atau mewarnai. Namun adanya stylus seperti ini akan menghibur Bumi dan menampung ide-idenya tanpa hambatan. Dan menurut saya itu bagus demi memantik kreativitas dan pertumbuhan otaknya. Hemat kertas, hutan terjaga, kemampuannya terasah. Inilah harmoni hobi dan kebutuhan bermain!

Transfer Data Secepat Kilat

Nah, bagi saya, Bunda, Rumi dan Bumi, tentu kadang ingin menyaksikan hasil karya atau hasil download di layar yang lebih besar seperti laptop. Gampang, karena Switch Alpha udah dilengkapi dengan fitur teknologi terkini berupa port USB Type-C dengan USB 3.1 gen 1. Dengan port ini, kami bisa mendapatkan transfer data berkecepatan hingga 5 Gbps. Bayangkan, ini 10 kali lipat lebih cepat dibanding USB 2.0 pada notebook lama kami yang bikin bete kalau transfer data. Plusnya, port USB Type-C itu juga bisa dimanfaatkan sebagai output video sekaligus sumber daya yang dapat mengalirkan hingga 4.5W untuk smartphone kami. Tinggal colok ke TV, bisa putar video dari sini nih!3-600x318

Inilah perangkat digital idaman keluarga masa kini. Prosesor bertenaga, mode bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan (switchable), desain ramping dan ringan, mesin tetap dingin walau tanpa kipas sehingga baterai jadi awet, antidebu jadi mesin tahan lama, layar 12 inch yang bening dilihat dari mana pun, dilengkapi stylus untuk kemudahan menggambar, plus transfer data yang supercepat. Tak hanya profesi dan hobi orang dewasa yang dijawab oleh Notebook hybrid ini. Switch Alpha 12 juga memanjakan kebutuhan anak-anak kami. Untuk berkembang dan bereksplorasi.

Sebagai pamungkas, menutup tulisan ini, saya undang Anda semua menikmati tayangan kecanggihan Switch Alpha 12. Relax and enjoy, lalu buat penilaian sendiri soal notebook hybrid yang saya sebut supercanggih ini. 🙂

Berminat? Langsung deh kontak nomor berikut, atau hubungi layanan online Acer di media sosial. Atau kawan-kawan punya cerita soal dilema harus memilih antara hobi dan profesi karena terbatasnya opsi dan kualifikasi gadget yang kurang mendukung? Coba klik banner di bawah dan bagikan cerita kalian. Siapa tahu beruntung. Sampai 5 Desember aja loh.Buruan….

a

 

25 Comments

  1. Anak-anak juga sudah mengenal dunia digital dan membutuhkannya ya mas. Bapak ibunya keren bisa mendampingi anak belajar di rumah. Moga menang ya mas 🙂

    Like

    1. Mau tak mau harus dikenalkan, Mbak, karena tak mungkin dihalangi. Dikenalin sekalian dikasih tahu do dan dont’s-nya, sambil tetap diawasi. Karena kami freelancer, jadi banyak waktu di rumah–maka belajar di rumah jadi opsi saat ini. Terima sudah berkunjung.

      Like

  2. buat saya yang penting ram-nya lega ples gak cepet panas. kayaknya handal nih si acer. good luck pak, lengkap banget ceritanya ^^

    Like

  3. Sepakat sama Pakde Cholik, ini tulisan calon juara. Ehem.
    Btw, pas bagian yg bahas USB 3.0 itu kita kok sepakat kasih subjudul yang sama persis ya? Hahaha. Berarti emang sama-sama terpesona sama kecepatan transfer data laptop satu ini. 5Gbpsm wus wus wus banget. Buat transfer file video cukup ditinggal nyeduh mi instan udah selesai.

    Good luck ya, Mas.

    Like

  4. Wewww..bikin ngiler euy, keren banget tulisannya. Saya juga butuh gadget canggih gitu mas. Btw boleh tau harganya? Sukses ya lombanya, semoga berhasil! Saya doain dari jauh aammiin!!

    Like

    1. Saya juga ngiler, tapi kudu sabar nabung nih, Mbak. Harganya 13 juta sekian untuk yang core i5 dan 19 juta sekian untuk prosesor yang core i7, Mbak. Sikat Mbak Ai..hehe 😀

      Like

  5. Keren ceritanya, salut perjuangan nya…. Semoga menjadi salah satu pemenangnya ya mas….. Amin…..

    Like

  6. satu gadget untuk rame2, bikin anak terbiasa berbagi, bersabar (menunggu giliran) dan kompak 🙂 beda halnya klo anak dikasih gadget atu2 … keren sedari umur 7 tahun, anak sudah diarahkan cita2nya

    salam tuk bunda + duo jagoan, semoga menang lombanya mas

    Like

  7. Kalau punya gagdet yang lengkap begini, pasti asyik. Bisa giliran pakainya ya, pengeluaran bisa hemat juga hehe. Semoga menang. 😛

    Like

Tinggalkan jejak