Palasari dan Baltos Tamansari, Ke Bandung Lagi Akan Kukunjungi

Cuaca Bandung pagi itu biasa saja. Terik tidak, mendung pun tidak. Matahari menyeruak di ufuk Timur, agak malu-malu meskipun semburatnya menjangkau sisi-sisi kota yang kami lalui. Hari itu, Senin 4 Maret 2019 Mustofa alias Pamus menjemputku di Pribadi Bilingual Boarding School yang ada di Jl. PHH. Mustofa tempatku menginap setelah bersenang-senang dalam rangkaian BloggerDay 2019 bersama ratusan bloger dari banyak kota di Indonesia.

Agenda pagi itu adalah berburu daun pokpohan plus oncom sebagai oleh-oleh ke Lamongan. Dalam penyisiran ke pasar Cicadas yang meluber hingga ke Jl. Cikutra, rupanya ada kawanan jengkol yang sayang banget kalau tak dibeli. Ditambah biji-biji leuncah yang segar, manalah tahan saya untuk tidak mengadopsi mereka. Tuntas mengemas oleh-oleh-fenomenal ini, saya lalu merapat sendiri ke arah Padasuka untuk menyantap sepiring nasi kuning lezat.

Karena bus ke Lamongan dijadwalkan baru berangkat pukul 1 siang, sementara saat itu masih pukul 8, saya pun mengorek ide untuk menghabiskan waktu sendiri selama beberpa jam karena Pamus harus kembali ke sekolah mengingat sekolah sedang sibuk dengan ujian. Saya susuri jalanan PHH Mustofa dan menemukan sebuah produsen songkok yang sudah cukup tua. Awalnya hendak masuk ke sana, namun urung karena belum butuh kopiah.

Setelah urusan perut beres di SPBU di jalan yang sama, aku teringat perjalanan bersama Paegi dan Pamus dari Masjid Kota Bandung menuju warteg Bu Imas malam sebelumnya. Tak jauh dari sebuah trotoar, ada seorang pelapak buku bekas yang tengah mengemasi barangnya karena hendak tutup. Di deretan buku dagangannya terdapat pula beberapa buku impor yang sempat kubaca-baca. Karena perut sudah lapar, kami pun bergegas bersantap malam.

Nah, pagi itu sembari beristirahat di musholla SPBU, saya pun berselancar di Internet untuk mengulik informasi seputar toko buku bekas impor di Bandung. Pamus mengusulkan Palasari yang memang sudah kondang, sementara Paegi menyebut nama lain yang saya lupa di mana. Saya akhirnya menuruti info dari blog Kompasiana tentang toko buku bekas yang khusus menjual buku impor di lantai 3 Balubung Town Square atau yang kondang disebut Baltos.

Impresinya yang positif membuat saya segera memesan ojek daring ke mal kecil tersebut. Tepat berada di seberang Gedung Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Baltos berdiri gagah pada tikungan jalan yang cukup padat. Sayangnya, mal ini tak seramai pengguna jalan yang lalu-lalang sepanjang hari. Ternyata benar, toko buku berlabel BOOKS ini lumayan enak dan lengkap. Okelah, kata ‘lengkap’ memang longgar definisinya, tapi bagi saya sudah cukuplah jadi surga pemburu buku bekas.

Sayangnya waktu sangat terbatas untuk memilah dan mencari judul yang saya minati karena Babang penjaga toko telat buka yang semula mestinya jam 10 ternyata buka mendekati jam 11.30. Walhasil, saya baru sempat melihat sekilas dan mengambil beberapa foto kondisi toko dengan harapan dan tekad untuk kembali lagi ke sini saat berkunjung ke Bandung nanti.

Tentang minat saya berburu buku bekas, pernah saya bocorkan alasannya di sebuah video yang tak jadi ditayangkan, hehe. Pertama, lebih terjangkau harganya. Kedua, tak perlu melakuan prapesan atau preorder karena buku sudah selesai dicetak. Ketiga, lebih ramah lingkungan lantaran mengurangi penggunaan kertas seandainya mencetak dengan kertas baru yang berarti penebangan pohon di hutan. Keempat, buku bekas isinya sering kali lebih bagus dan mendalam dibanding buku-buku terkini. Ya tergantung penulis dan topiknya juga sih. Terakhir, buku bekas tak jarang memuat isi yang unik bahkan klasik. Itu artinya buku bisa jadi investasi yang cukup menjanjikan.

Yang jelas, kalau ke Bandung lagi, saya pengin ke Palasari dan ke Baltos di Tamansari. Apakah BBC Mania suka berburu buku bekas?

13 Comments

  1. Saya & Fauzan suka berburu buku bekas, tapi malah jarang banget ke Palasari atau Baltos, seringnya ke Jl. Cikapundung, sekitaran alun2 itu. Ada beberapa penjual buku bekas di trotoarnya.

    Like

    1. Oh iya, Teh. Kayaknya Cikapundung yang direkomendasi teman saya itu. Berarti saya lewat dong pas pulang dari Masjid Kota menuju warung Bu Imas. Ayo Fauzan kita berburu buku lagi! 🙂

      Like

      1. wah mantap betul itu kak, makasih banyak ya udah berbagi 🙂

        ijin follow blog sobat untuk mengikuti update post terbaru di blog sobat, semoga sobat tidak keberatan untuk bersahabat dengan saya 🙂

        Like

    1. Betul, Pakde. Memang Jl. Semarang sangat kondang sebagai surga pemburu buku murah. Sepertinya sekarang masih ya. Terima kasih sudah berkunjung. Salam dari Lamongan.

      Like

  2. Saya termasuk yg suka memburu buku bekas Masm sdh lama nggak ke Palasari lagi. Insyaallah bila ada waktu berlibur ke Bandung, pasti tak sambangi.

    Terima kasih

    Like

    1. Saya juga begitu, suka sekali mendapatkan judul-judul tak terduga dari kumpulan buku bekas–terutama buku impor. Semoga pada kesempatan berikutnya saya bisa ke Palasari.

      Like

  3. Duh jadi nostalgia masa kuliah sering berburu buku murah plus minta diskon sama ‘aa penjualnya 🙂 kalau BOOKS ini toko baru sepertinya ya

    Like

Tinggalkan jejak