Tiga Merek Kopi yang Saat Ini Dinikmati

Tiada hari tanpa kopi mungkin terdengar lebay atau hiperbolis. Di medsos malah tersebar hashtag (tagar) #nocoffeenowork yang berarti harus ngopi dulu sebelum bekerja. Pekerjaan tak lancar karena pikiran mampet akibat belum mengonsumsi kopi. Begitulah kedahsyatan kopi, tentu bagi mereka yang menggemarinya.

Bagi orang dengan afinitas atau kegandrungan besar pada kopi, bubuk ajaib ini memang menawarkan sensasi kenikmatan tersendiri. Bukan hanya soal pahit dan manis, tapi seputar sejarah dan fantasi yang tidak mudah dijelaskan. Maka seorang coffee addict sangat berat jika tidak punya stok kopi. Atau tak bisa ngopi seperti dahulu saat belum ada pandemi.

Kopi AAA, Kopi Jambi enak dikonsumsi

Syukurlah saya masih punya tiga merek kopi yang saat ini saya nikmati. Pertama, kopi AAA yakni kopi khas Jambi yang sudah terkenal. Harumnya pas dan rasanya nikmat. Saya kali pertama mengenalnya saat seorang kawan mengirimkan paket kopi ini tiga tahun silam. Beberapa bulan lalu seorang sahabat asal Bandung menghadiahkan paket berisi kopi, salah satunya dua kotak kopi AAA. Kopi lain yang ada dalam paket adalah kopi Aceh Gayo yang sungguh enak.

Satu kotak saya hadiahkan buat adik ipar yang suka kopi dan satu kotak baru mau saya buka besok pagi. Sedangkan kopi Gayo sudah lama tandas karena cuma satu kantung. Alhamdulillah menurut penuturan ibu yang tinggal serumah dengan adik ipar, kopi AAA ternyata cocok di lidah mereka. Terima kasih buat temanku yang telah mengirimkannya.

Kopi kedua yang saya simpan adalah kopi bermerek Bedhag asli Jember. Ini adalah kopi jenis liberika yang rasanya lebih mirip jamu-jamuan dan aneka rempah. Sungguh tak terduga cita rasanya. Namun mungkin ini malah pas dikonsumsi saat masa wabah begini karena kandungan cita rasa sayuran atau rempah. Saya beli setahun lalu, kini masih tersisa separuh karena jujur saja masih kaget dengan rasanya. Biasanya saya campur dengan kopi robusta agar tidak dominan rempahnya.

Kopi Bedhag jenis liberika produksi Jember

Kopi ketiga yang masih ada adalah kopi bermerek Koin Emas yang diproduksi oleh pabrik asal Pasuruan, Jawa Timur. Saya membeli kopi ini secara daring di Tokopedia karena wabah sudah mendera beberapa waktu lalu. Kopinya enak walau bubuknya terlalu halus. Selain Koin Emas, pabrikan yang sama juga merilis merek lain, Tugu Buaya, yang sudah melegenda sejak tahun 1970-an. Saya pernah mencicipinya Februari lalu saat mengikuti acara blogging di bilangan Wonokromo. Karena kemasannya dalam bentuk sachet, dan sudah dicampur gula, rasanya belum bisa saya definisikan.

Koin Emas, kopi nikmat dari Pasuruan

Walau masih ada stok kopi Bedhag, kopi AAA, dan kopi Koin Emas, rasanya pengin mencicip kopi lain asal Palembang yakni kopi Semendo yang tersohor itu. Ini kopi yang saya jual selain kopi bermerek Jola-Joli dengan jenis Ekselsa untuk mendorong agar dapur tetap berkepul. Bagaimana dengan BBC Mania, adakah yang suka ngopi?

Advertisement

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s