Adopsi Hutan dari Rumah, Selamatkan Alam dengan Mudah

Ketika berbicara soal hutan, saya langsung teringat pada sebuah puisi yang pernah dimuat di Jurnal Puisi tatkala mendiang Sapardi Djoko Damono masih aktif sebagai dewan redaksi di sana. Meski jurnal tersebut sudah tak terbit, saya masih menyimpan salinan puisinya. Begini bunyi puisi yang saya kirimkan.

Puisi yang pernah dimuat di Jurnal Pusi

Kehidupan bisa berakhir

Puisi berjudul Menghentikan Pelayaran tersebut sarat simbol dan idiom dari alam, seperti rembulan, air, angin, bakau, laut, cahaya, purnama, hujan, sungai, kolibri, mawar, dan tentu saja hutan. Pada intinya, puisi itu menegaskan ketergantungan kita pada banyak komponen alam, sekaligus menyindir kita (manusia) yang tak pernah puas mengeksploitasi alam yang saya lambangkan dengan kegiatan ‘pelayaran’.

Jika eksploitasi tak dikendalikan, petaka bisa terjadi yang diwakili dengan kata “sunyi”. Kehidupan bisa berakhir kapan saja. Padahal jika kita melakukan sebaliknya, yakni peduli pada lingkungan salah satunya dengan merawat hutan, sungguh keindahan yang akan tercipta: seperti burung kolibri ungu yang bebas mematuk nektar dan aneka serangga di alam bebas yang kelestariannya terjaga. Juga mawar yang tumbuh subur, melambangkan cinta kasih, kesucian, serta kegembiraan.

Perlunya Hari Hutan Indonesia

Atas dasar itulah sejak tahun ini setiap tanggal 7 Agustus akan diperingati sebagai Hari Hutan Indonesia. Publik mungkin sudah akrab dengan Hari Hutan Internasional yang jatuh setiap tanggal 21 Maret. Namun peringatan yang bersifat global barangkali kurang emotif sehingga tetap diperlukan satu hari khusus di Indonesia agar perhatian dan energi masyarakat Indonesia tercurah pada upaya menjaga hutan.

Singkat kata, pada hari itu kita bisa memiliki kesempatan kolektif untuk merenungkan betapa kaya dan berlimpahnya manfaat yang ditawarkan hutan kepada bangsa ini. Bukan hanya menjadi sumber air dan udara yang bersih, tetapi juga habitat aneka satwa dan tumbuhan, bahan obat-obatan, dan bahkan sumber pangan yang bisa diandalkan. Dalam kadar tertentu, hutan juga menyediakan ruang untuk merawat kebudayaan karena suku-suku asli yang masih berdiam di sana.

Kearifan lokal cegah pemanasan global

Suku Badui di Banten, misalnya, masih berpegang pada pengelolaan hutan yang lestari. Mereka tidak mau menebang pohon begitu saja karena tindakan perusakan seperti itu akan berpotensi mengakibatkan bencana alam seperti banjir, longsor, dan pemanasan global.

Empat tahun silam, saat masih tinggal di Bogor, saya sempat berjumpa dengan seorang Baduy luar yang menjual madu produksi mereka sendiri. Prinsip mereka untuk tak menggunakan teknologi dan modernitas mungkin terbilang ekstrem, seperti tampak pada telapak kaki yang tanpa alas ke mana pun. Untuk mencapai Bogor, teman baru ini harus berjalan kaki selama dua hari. Berarti total 4 hari jika ia pulang dengan cara yang sama.

Baduy yang berjalan kaki dari Banten ke Bogor selama 2 hari untuk menjual madu murni

Setidaknya kita bisa belajar dari mereka tentang meminimalkan penggunaan benda-benda yang berpotensi melepaskan emisi karbon. Dengan pedoman Lojor teu meunang diteukteuk (panjang tidak boleh dipotong) dan Pondok teu meunang disambung (pendek tak boleh disambung), orang-orang Baduy memandang hidup harus dijalani sewajarnya dengan sederhana dan semampunya tanpa melibatkan rekayasa sebab itu bisa berbahaya.

Apa itu adopsi hutan?

Nah, kita pun dapat berkontribusi untuk menjaga hutan. Tanpa harus menjadi ahli kehutanan atau aktivis lingkungan, kita dapat aktif menjaga dan melestarikan hutan dengan upaya kolaboratif dan kolektif. Banyak cara yang bisa kita lakukan dari rumah, sekolah, kantor, bahkan komputer, hingga smartphone kita. Inilah saatnya kita berpartisipasi dalam adopsi hutan.

Adopsi hutan adalah gerakan gotong royong menjaga hutan yang masih ada, mulai dari pohon tegaknya, hewannya, flora eksotisnya, serta keanekaragaman hayati lain di dalamnya. Melalui adopsi hutan, siapa pun di mana pun bisa terhubung langsung dengan ekosistem hutan beserta para penjaganya.

Kenapa harus mengadopsi hutan

Hari Hutan Indonesia tahun ini mengangkat tema #HutanKitaJuara. Seperti klausa yang disandangnya, Hutan Kita Juara hendak mengingatkan kita bahwa Indonesia memang bangsa juara. Keunggulan dan keunikan bukan hanya dari sisi tradisi yang sangat kaya, tetapi juga berkat adanya hutan terluas ketiga di dunia dengan flora dan fauna yang eksotis dan menyihir dunia.

Keelokan dan kelestarian hutan tak mungkin terwujud tanpa peran dan aksi nyata kita sebagai warga negara yang baik. Menjaga hutan dan keanekaragaman hayatinya bukan hanya tugas aktivis lingkungan atau polisi hutan, tetapi menuntut partisipasi aktif kita sehingga konservasi hutan berkat dukungan masyarakat dapat diwujudkan. Semua bisa kita mulai dari diri sendiri, dari rumah kita masing-masing, dan dapat dilakukan secara gotong royong dan serentak agar lebih mudah, seperti Adopsi Hutan.

5 Cara adopsi hutan dari rumah

Bagaimana langkah nyata adopsi hutan selama kita berada di rumah mengingat saat ini kita berada di tengah-tengah pandemi yang tidak memungkinkan kita berkunjung ke hutan atau bepergian jauh? Tenang, banyak kok yang bisa kita kerjakan sebagai partisipasi aktif pada gerakan adopsi hutan. Berikut ini 5 cara yang sudah kami terapkan dalam keluarga.

1 | Adopsi hutan lewat karya

Cara paling mudah mengadopsi hutan adalah dengan membuat karya kreatif bermuatan pelestarian hutan atau kepedulian pada lingkungan secara umum dalam bentuk sesuai minat kita. Karena saya penggemar puisi, maka saya sering sekali menulis puisi bertema pelestarian alam atau kepongahan manusia dalam menangani hutan.

Seperti dua puisi yang dimuat di Radar JawaPos Bojonegoro bulan September tahun 2018 silam yang berjudul Kalakatu dan Sehabis Gempa. Kalakatu atau kelekatu adalah nama lain laron alias anai-anai yang bersayap. Rayap dan laron adalah serangga yang istimewa; bukan hanya jumlahnya yang melebihi manusia tetapi sarangnya telah menginspirasi seorang arsitek untuk merancang bangunan yang bisa menyejukkan tanpa AC seperti yang ditayangkan dalam video pendek di atas.

Kerusakan yang bisa mereka akibatkan pada properti manusia memang luar biasa meskipun mereka berukuran kecil. Lisa Margonelli, seorang jurnalis dan penulis yang pernah menerima penghargaan, bahkan mendedikasikan satu buku khusus untuk menulis tentang rayap. Buku berjudul Underbug: An Obsessive Tale of Termites and Technology karyanya di antaranya meenampilkan bagaimana riset mengenai rayap teryata berkaitan dengan beragam bidang seperti produksi biofuel, arsitektur, dan swarm intelligence.

Kenyataan ini menjadi semakin menarik karena rayap dan laron rupanya memiliki kekuatan yang selama ini diremehkan oleh manusia. Selama ini serangga itu dianggap sebagai masalah, sementara di sisi lain mereka ternyata menghadirkan solusi masalah. Siapkah kita ditinggalkan oleh andil mereka sebagai penjaga nutrien tanah di hutan jika kita memperlakukan hutan tidak semestinya? Itulah yang saya sampaikan dalam puisi berjudul Kalakatu.

Selain itu, saya juga mengajak si sulung Rumi untuk mengadopsi tema-tema lingkungan atau kelestarian hutan seperti menanam pohon saat dia mendapat tugas membuat pantun dari sekolah dua pekan lalu. Ini akan menjadi pesan subliminal yang merasuk ke dalam pikirannya hingga dewasa.

Pantun tentang kesadaran lingkungan

2 | Adopsi hutan lewat aksi

Mendukung adopsi hutan dari rumah juga bisa dilakukan lewat aksi nyata sebagai berikut.

Menanam mengundang keuntungan.
  • Berkebun; ajak keluarga untuk menanam pohon atau buah dan bunga dengan memanfaatkan lahan yang ada atau pot-pot di teras rumah. Selain belajar menghargai proses, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mencintai lingkungan – dan tentu saja hutan secara keseluruhan.
  • Kurangi plastik; kami telah berusaha mengurangi penggunaan plastik dengan membawa tas atau kantong saat berbelanja di pasar atau minimarket. Mungkin plastik tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, setidaknya kita membantu mengurangi beban bumi dengan sampah yang sulit diurai.
  • Manfaatkan limbah domestik; jangan buang sisa makanan yang masih dimanfaatkan seperti cangkang telur, ampas kopi, ampas kelapa, dan air tajin yang bisa dengan mudah disulap menjadi pupuk organik tanpa proses yang rumit.
  • Reuse; kedua anak saya gemar menggambar yang berarti butuh kertas banyak sebagai medianya. Alih-alih membeli baru, mereka biasa memanfaatkan kertas printout yang masih menyisakan ruang kosong di halaman baliknya. Contoh lain adalah penggunaan gelas bekas air mineral sebagai pot pembibitan.
Gelas bekas pun bisa menjadi media tanam untuk berkebun.

3 | Adopsi hutan lewat donasi

Adopsi hutan juga bisa kita lakukan dengan memberikan donasi sesuai kemampuan kita. Uang 10.000 yang mungkin kita anggap receh dan remeh pun sangat berarti untuk mendukung gerakan pelestarian hutan. Caranya juga sangat mudah. Tinggal kunjungi halaman Hari Hutan atau adopsi hutan di KitaBisa lalu ikuti petunjuk sampai pentransferan.

Pilihan pembayaran tersedia banyak, tapi saya pilih GoPay karena praktis dan sudah terbiasa. Setelah sukses membayar lewat GoPay, kita akan menerima pesan singkat berisi laporan penerimaan donasi. Sangat mudah tanpa harus meninggalkan rumah.

Hingga kini telah terkumpul 25 jutaan dari total 1 miliar yang ditargetkan. Bukankah BBC Mania ingin menjadi bagian dari komunitas pencinta hutan yang turut andil menjaga hutan lewat donasi dari hati? Jangan tunggu lagi.

4 | Adopsi hutan lewat konsumsi

Tahun 2017 saya berkesempatan mengunjungi Hutan Petungkriyono Pekalongan bersama ratusan bloger dari seluruh Indonesia. Di Hutan Sokokembang ada petani bernama Tasuri yang mengembangkan kopi Owa sebagai komoditas lokal. Disebut kopi owa bukan berarti biji kopinya berasal dari binatang owa seperti luwak.

Membeli kopi lokal berarti turut andil dalam pelestarian satwa di hutan.

Namun, bisnis kopi ini telah menyelamatkan masa depan primata endemik tersebut yang sebelumnya menjadi buruan warga sekitar. Kini warga yang dulu memburu owa beralih menanam kopi secara organik alias tanpa pupuk kimia sama sekali. Demikian menurut pengakuan Pak Tasuri dan istrinya yang profilnya pernah dimuat di harian Kompas.

Beli kopi lokal berarti membantu perekonomian warga sekitar.

Hasil keuntungan penjualan kopi sebagian juga dialokasikan untuk pelestarian owa sehingga mengonsumsi kopi ini berarti turut merawat satwa yang ada di hutan. Mudah bukan melakukan adopsi hutan? Cukup konsumsi komoditas unik yang dihasilkan oleh hutan karena hutan juga berperan sebagai sumber pangan yang beragam.

5 | Adopsi hutan lewat promosi

Langkah lain yang bisa kita tempuh untuk mengadopsi hutan adalah dengan mempromosikan pesan-pesan positif tentang pelestarian hutan kepada publik seluas-luasnya. Tak hanya terbatas pada puisi atau pantun seperti yang kami kerjakan, tetapi bentuknya bisa lebih variatif. Yang penting ajaklah mereka untuk mengingat betapa pentingnya hutan bagi kehidupan kita, termasuk menanam pohon yang manfaatnya telah kita rasakan berkat pengorbanan orang lain beberapa tahun sebelumnya.

Mungkin berupa lagu, podcast, video Youtube, video TikTok, utas di Twitter, atau aneka status di Facebook – dan tentu saja foto-foto indah di Instagram. Media sosial menemukan momentumnya saat ini, ketika teknologi semakin canggih dan mengubah pola orang dalam berinteraksi. Manfaatkan saluran dan media itu untuk menggaungkan ajakan adopsi hutan, termasuk Hari Hutan Indonesia yang belum lama diperkenalkan.

Lewat adopsi hutan, berarti kita membantu para pejuang penyelamat hutan. Mengadopsi hutan pada hakikatnya menyelamatkan kehidupan kita sendiri. Kabar baiknya, adopsi hutan bisa kita lakukan dari rumah dengan cara-cara yang mudah seperti yang sudah saya tuliskan.

Tertarik untuk ikut adopsi hutan?

46 Comments

  1. Baru tahu ada istilah aeldopsi hutan dan setuju banget bahwa kita butuh Hari Hutan Nasional agar perhatian publik tanah air semakin terfokus pada hutan di Indonesia. Hutan kita kaya dan eksotis, jangan sampai hancur dan dirusak karena kesenangan sesaat. Harus bisa diwariskan dan gerakan adopsi hutan ini relevan sebab langsung menyentuh ke pokok persoalan. Btw, takjub juga saya soal rayap dan laron yang menginspirasi arsitek 🙂 Semoga hutan Indonesia tetap lestari dan makin banyak orang yang peduli.

    Like

    1. Ayo ikut juga adopsi hutan, Bunda, biar hutan tetap terjaga dengan peran serta kita, Bisa berdonasi atau mengonsumsi makanan yang bersumber dari hutan, Mudah kok mengadopsi hutan walau kita berada di rumah, Semangat!

      Like

  2. senang mendengarnya perihal adopsi hutan ini, memang perlu kekuatan yang besar dan bersama-sama ya kak untuk merawat hutan tercinta kita ini. pun ternyata berkarya juga turut bisa menjaga hutan, asalkan dengan niat yang baik dan tulus, selalu ada medium yang tepat

    Like

    1. Saya pikir program adopsi hutan ini sangat positif. Mengingat luas hutan semakin berkurang, dan dampaknya dlm jangka panjang akan dirasakan anak cucu kita.

      Like

    2. Betul, kalau semua pihak bergerak secara sinergis, saya yakin huta bisa dilestarikan, Mbak. Lewat langkah kecil masing-masing orang dan keluarga di Indonesia.

      Like

  3. Mas keren banget upayanya.. aku juga di rumah berusaha tandur2 tanaman gitu sih, tapi ini udah 2 tanaman mati wkwk cuma alhamdulillah ada yang udah berbuah yaay

    Like

  4. Sadar hutan dan lingkungan sudah seharusnya ditanamkan sejak dini, seperti si sulung Rumi yang secara perlahan sudah mulai dikenalkan untuk menjaga kelestarian hutan.

    Banyak cara sederhana yang juga bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan ya.

    Yu mulai sekarang sama-sama melakukan adopsi hutan, dari rumah aja pun bisa.

    Tulisannya selalu keren Mas

    Like

    1. Iya, MasKang Hendra. Caranya simpel dan ga butuh biaya besar untuk bisa melibatkan anak-anak dalam menjaga kelestarian hutan. Donasi untuk adopsi hutan juga mudah banget, 10.000 aja udah bisa dukung gerakan positif ini. Terima kasih sudah mampir ke sini ya 🙂

      Like

  5. keren banget nih program, bisa adopsi hutan, kita tak harus ke hutan sendiri melainkan dari sebuah perusahaan atau organisasi. semoga terus berlanjut dan dapat menjaga paru paru bumi ini.

    Like

    1. Bener, Mas. Tanpa mengunjungi hutan pun kita bisa berkontribusi untuk adopsi hutan. Makan pangan dari hutan dan donasi bisa kita lakukan di mana saja. Yuk ikut juga, Mas!

      Like

  6. Saya juga pernah membaca, Mas Rudi. Segala sesuatu akan berakhir. Dan saya tercenung. begitu juga dengan kehidupan ini, termasuk soal hutan.
    Hutan Indonesia sangat banyak dan luas. Tapi bila tidak dijaga, maka hutan akan rusak dan akibatnya akan berimbas pada manusia juga. Makanya suku-suku di Indonesia memang terus memegang teguh soal hutan. Dan adopsi hutan ini memang sangat perlu. Agar hutan terus lestari dan terus dinikmati anak cucu kita.

    Like

    1. Iya, Mas. Kalau hutan rusak, kehidupan manusia sendiri yang akan terancam punah karena hutan jadi paru-paru dunia dan sumber pangan kita. Satwa bisa mati dan keseimbangan alam terganggu kalau kita mengabaikan hutan. Semoga gerakan adopsi hutan ini diikuti banyak orang dan menyadarkan lebih banyak lagi untuk memerhatikan kelestarian hutan.

      Like

  7. Asik, bisa pakai GoPay ya kalo mau berdonasi buat adopsi hutan. Btw, aku masih seneng bikin kompos nih. Masih kurang puas dengan yang awal pandemi kemarin. Aromanya masih bau sampah. Soalnya dulu pernah ke Superindo, terus ditunjukin kompos produksi mereka, dari limbah toko. Nggaka ada bau sampahnya. Kan aku jadi penasaran 😀

    Like

    1. Iya, Teh Eno praktis kok bisa lewat GoPay dan banyak opsi lainnya. Aku sekali doang ngompos, Teh. Kayaknya kurang berhasil, jadi sekarang cuma manfaatin empat limbah langsung kuaplikasikan di media tanam. Praktis wes, hehe.

      Like

  8. Aku juga lagi latihan nanam2 tanaman dan bunga mas di halaman kos an.. Alhamdulillah agak lapang halamannya..sementara ini 2 bulan masih idup..moga makin gede anak2 ku ini whahahaha

    Like

    1. Bagus, Kak, manfaatkan lhan yang ada walaupun sempit. Tambah pasokan oksigen kayak di hutan yang lebih besar pohonnya. Semoga konsisten dan hidup semua ya tanamannya. Kalau mati, coba tanam lagi. Sekalian donasi Adopsi Hutan juga boleh–makin asyik! 🙂

      Like

  9. Keren ya ide adopsi hutan. Beberapa waktu lalu sebelum ketemu info tentang HII, saya sempat ketemu dengan organisasi non profit yang fokusnya penanaman pohon. Trenyuh karena donaturnya orang-orang luar negeri semua, kaya disentil.. apa kabar rakyatnya malah nggak ngeh. Seneng sih sekarang ada adopsi hutan jadi semakin banyak yang aware tentang hutan.

    Like

    1. Iya, Mbak Rita. Memang kreatif idenya. Orang yang jauh dari hutan pun bia terlibat aktif untuk mendukung kelestarian hutan. Ga cuma donasi, cara lainnya pun gampang kok, yang penting niat dan tekad. Iya, kadang penanaman pohon tuh disepelekan padahal bisa buat penyejuk jalan dan pahala jariah.

      Like

  10. Jadi terinspirasi banyaaaakkk.
    Menjaga bumi, melindungi hutan, ternyata bisa dilakukan dengan banyak cara.

    Bagaimanapun caranya, semoga kita satu dari bagian banyak orang yang konsisten melakukan cara-cara tersebut.
    -Muslifa Aseani-

    Like

    1. Benar banget, Mbak Mus. Banyak kok cara untuk menjaga hutan tanpa harus mengunjungi hutan menjadi aktivis lapangan. Lewat adopsi hutan ini kita bisa berdonasi yang nilainya bebas. Semoga lewat gerakan positif ini makin banyak orang yang tesadar dan ikut bergerak untuk mendukung kelestarian hutan.

      Like

  11. Ternyata banyak ya cara adopsi hutan yang bisa dilakukan dari rumah…
    Semoga hutan kita bisa terus lestari 🙂

    Like

    1. Walau di rumah pun ternyata gampang ya Mbak dukung gerakan adopsi hutan. Bukan cuma lewat Hari Hutan Nasional kita tersadar tapi juga karena kita memang butuh hutan dan habitat di dalamnya. Semoga tetap lestari.

      Like

  12. Ulasang yang sangat komplit, Mas Rudi. Ternyata kita bisa melakukan banyak hal untuk menjaga hutan, salah satunya dengan adopsi hutan. Dan bisa banget ya, melalu donasi, kita dari rumah aja, tapi bisa mendonasikan dana untuk kelestarian hutan. Semoga Hutan Indonesia terus terlindungi.

    Like

    1. Iya, Kak. Mudah banget cara adopsi hutan. Duduk di rumah dengan berdonasi pun kita udah dukung gerakan positif ini. Semoga banyak yang berpartisipasi dan hutan kita tetap lestari

      Like

  13. Tulisannya mencerahkan sekali Bang. Saya malah baru tahu ada hari Hutan dan istilah adopsi Hutan ini. So dengan membaca artikel ini jadi nambah pengetahuan saya seputar hutan

    Like

    1. Terima kasih sudah mampir ya, memang Hari Hutan Nasional baru diluncurkan tanggal 7 Agustus kemarin secara daring. Biar kita makin sadar pentingnya huta buat kehidupan manusia. Semoga bermanfaat ya blogpost ini demi mendukung adopsi hutan yang ternyata mudah kita wujudkan.

      Like

      1. Saya baru paham soal Adopsi Hutan yang dimaksud dari artikel ini
        Ternyata ngga harus beli areal hutan trus kemudian dioptimalkan
        Semoga berhasil lombanya

        Liked by 1 person

        1. Iya, Mbak Amma. Ga harus beli tanah di hutan gitu, tinggal berdonasi sesuai kemampuan atau mengonsumsi pangan yang diambil dari hutan sudah termasuk partisipasi Adopsi Hutan. Ikut yuk!

          Like

  14. Alhamdulillah sedikit demi sedikit sudah memulai dirumah dengan menanam menggunakan plastik bekas botol minuman. Ide membuat bangunan dengan mengadopsi sarang laron itu brilian banget. Ketika kita peduli hal sekecil itupun bisa bermanfaat bahkan menguntungkan kita dan banyak orang.

    Liked by 1 person

    1. Iya, Mas Diaz. Memanfaatkan barang bekas agar usia pakainya lebih lama demi menyelmatkan lingkungan termasuk hutan. Memang laron dan rayap ternyata ada gunanya kan, bisa menginspirasi arsitek hehe. Kepedulian lewat adopsi hutan, kenapa tidak?

      Like

    1. Iya, Mbak Andy. Cara paling mudah adopsi hutan dengan tetap bertahan di rumah ya dengan mengirim donasi sekaligus mengonsumsi makanan yang diproduksi dari hutan. Bantu ekonomi rakyat sekitar juga.

      Like

  15. bersyukur banget rasanya masih ada orang2 yg peduli dg hutan. semoga ini bukan omdo atau sekadar cerita palsu utk mengelabui masyarakat, seolah semua baik2 saja. sebab aku pernah review sebuah acara ttg tema yg mirip, gak taunya donaturnya justru si perusak hutan. miris

    Liked by 1 person

    1. Kalau adopsi hutan ini justru gerakan yang melibatkan kita sebagai donaturnya, Kak. KIta bisa berpartisipasi dalam merawat hutan dengan cara berdonasi demi mendukung kelestarian hutan.

      Like

  16. Ternyata ada banyak cara adopsi hutan yaa..
    Selama ini yang berpikir, aku gak bisa melakukan apapun, ternyata kalau melalui hal-hal kecil yang ada di sekitar kita pun…bbisa.
    Semangat menjaga kelestarian alam dengan adopsi hutan.

    Like

    1. Iya, Mbak Len. Banyak kok caranya, ga harus kita pergi hutan dan menanam hutan di sana. Cara paling mudah ya memberikan donasi untuk mendukung kelestarian hutan dan mengonsumsi bahan pangan yang bersumber dari hutan. Yuk adopsi hutan bersama!

      Like

  17. Makin mudah ya Kak ikut melestarikan hutan. Baru tahu ada istilah Adopsi Hutan. Donasi sekecil apa pun bermakna ya. Moga makin lestari hutan Indonesia. Mimin juga sering terima donasi buat berbagi nasi, hehe ….

    Liked by 1 person

    1. Betul banget, apalagi pas pandemi begini, KakMin. Bisa kasih kontribusi buat kelestarian hutan cukup dengan bertahan di rumah. Bisa berdonasi atau kampanyekan kegiatan positif ini. Yuk MinBae!

      Liked by 1 person

  18. Ternyata bisa ya mengadopsi hutan pakai donasi aja? Menarik nih, apalagi mempromosikan lewat karya kreatif seperti puisi atau podcast Youtube. Keren juga ya, semoga hutan makin terawat.

    Like

Tinggalkan jejak