Percaya atau tidak, manusia sangat bergantung pada alam. Pada benda-benda di sekelilingnya, pada fenomena dan kejadian alam yang melingkupinya. Pemenuhan kebutuhan primer pun seluruhnya disediakan oleh alam. Pakaian dibuat dari kain yang sebelumnya ditenun dari benang dari hasil pintalan kapas. Belum lagi aneka makanan yang mengenyangkan perut dan rumah yang melindungi mereka.
Mereka nyaris bergantung 100% pada pasokan alam. Tentu saja selain inovasi dan kreativitas yang dibekali Tuhan pada otak mereka. Kreativitas dan inovasi pun sebetulnya hasil olah pikir setelah mereka menyerap inspirasi dari alam. Jadi adakah yang benar-benar dibanggakan dari sosok seperti manusia yang sebetulnya ringkih dan makhluk dependent?
Seperti ingatan saya dua tahun silam, tepatnya tanggal 26 Agustus 2018. Saat beranjak dari parkiran Perpustakaan Daerah Lamongan menuju ruang latihan Taekwondo si sulung di lantai dua hari Minggu itu, tak jauh dari pohon trembesi teronggok sebuah sarang. Saya membungkukkan badan, menunduk, dan mengintip, isinya kosong.
Saya lalu meminggirkannya untuk dipotret. Di tempat kami sarang burung disebut susoh atau susuh yang biasanya dibangun di atas pohon. Burung-burung kecil seperti emprit, cipret, dan ketilang lazim membangun sarang di atas dahan atau cabang-cabang pohon.

Burung Menginspirasi manusia
Jika diamati, meski mengandalkan bahan sederhana seperti rumput kering atau ranting, juga jerami, konstruksinya sangat rumit sekaligus mencerminkan keindahan. Bahasa Inggris punya kosakata intricate, elaborate, dan luxuriant yang tepat menggambarkan pola sarang tersebut.
Dilihat dari ukurannya, patut diduga itu adalah susuh burung emprit, entah ke mana penghuninya. Mungkinkah sarang itu terjatuh lalu si emprit terbang, ataukah sengaja dijatuhkan oleh manusia lalu penghuninya diringkus?

Perlu kita ingat kembali, burung adalah binatang yang sangat istimewa. Ia telah menginspirasi manusia untuk bisa terbang menaklukkan angin. Salah satunya ilmuwan muslim asal Spanyol Abbas ibn Firnas yang merupakan penggagas awal manusia terbang jauh sebelum Leonardo da Vinci dan Wright Bersaudara.
Faktanya, ilmu aerodinamika dan aviasi kini telah maju pesat dengan berbagai penyempurnaan dari banyak ilmuwan. Semua berawal dari pengamatan manusia atas objek kecil–setidaknya dibandingkan manusia sendiri. Proses perjalanan lintas benua semakin cepat berkat kemajuan teknologi penerbangan.
Keistimewaan lain burung adalah ia disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim yang menyatakan bahwa orang-orang yang akan masuk surga adalah mereka yang hatinya seperti hati burung. Bagaimanakah hati burung yang luar biasa inspiratif itu?
Selalu takjub pada pesona alam dan inspirasi yang ditawarkan kepada manusia. Termasuk penemuan pesawat terbang berkat binatang mungil bernama burung. Subhanallah, semoga kita termasuk hamba yang peduli pada tanda.
LikeLike
Inspirasi bisa hadir dari mana saja, termasuk makhluk mungil seperti burung. Yuk tiru sifat qonaah burung!
LikeLike
Keren ya Kak para ilmuwan terdahulu. Jadi miris lihat kondisi sekarang ketika pejabat dan pemimpin saling menyerang.
LikeLiked by 1 person
Itulah, miris banget!
LikeLiked by 1 person