Rumi dan Bumi tengah berada pada masa pertumbuhan yang menuntut perhatian juga dukungan kami sebagai orangtua. Selama pandemi hingga memasuki tahun kedua, makin jelas tampak bakat mereka yang ingin ditekuni. Dua-duanya hobi menggambar, hanya saja berbeda genre yang diminati. Rumi menyukai komik yang melibatkan gambar orang dan aktivitas, sedangkan adiknya lebih menggemari aneka kendaraan, mulai dari yang kecil hingga mesin-mesin berat seperti monster truck. Kami sadar bahwa nutrisi terbaik untuk anak wajib kami perhatikan demi mewujudkan kemajuan mereka.

Orangtua perlu memberi keleluasaan pada anak dalam menyusun jadwal yang sesuai dengan minat anak.
Agar anak mandiri
Kemandirian anak bisa dimulai dengan memberikan kebebasan dalam berkarya. Hal ini mulai kami pupuk sejak belia. Kami bebaskan mereka untuk menentukan apa yang ingin digambar, asalkan positif dalam mengisi waktu luang selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Mendapat kesempatan bereksplorasi membuat mereka semakin bersemangat untuk menemukan bentuk dan gaya baru untuk dicoba dan dijajaki. Dengan sedikit arahan tentang topik yang sebaiknya digarap, lambat laun mereka mendapatkan sensasi kegembiraan sebab mampu berkreasi dengan penuh kepercayaan diri.
Cara kedua agar anak berlatih membangun kemandirian adalah dengan menyusun jadwal kegiatan sendiri. Kata “sendiri” di sini bukan berarti mereka sepenuhnya membuat tanpa bantuan orangtua, melainkan punya keleluasaan untuk mendata apa saja jenis aktivitas yang ingin dimasukkan dalam jadwal, termasuk belajar dan bermain. Dalam praktiknya, penyusunan jadwal tetap didampingi orangtua agar anak mendapat masuka jika mengalami kendala, misalnya dua kegiatan yang bersamaan.

Kemandirian juga bisa dibina dengan memberi kesempatan kepada anak dalam memilih bacaan yan sesuai. Selama ini tak jarang orangtua mengeluh mengapa anak-anak mereka tak kunjung suka membaca padahal sudah dibelikan aneka bacaan. Problem utama yang jarang disadari orangtua adalah mereka cenderung memaksakan jenis bacaan pada anak. Mana mungkin anak akan suka membaca jika minat mereka pada dunia otomotif sementara orangtua membelikan buku bergenre fantasi?
Begitu juga dengan anak yang menggemari buku cerita, rasanya mereka akan enggan membuka dan menikmati buku berbau sains yang penuh istilah teknis. Ini juga masalah yang kurang diperhatikan yakni adanya bahasa yang terlalu sulit bagi anak. Anak kebanyakan menyukai buku-buku dengan gambar yang dominan ketimbang teks yang memusingkan. Dari sinilah orangtua bisa menakar kebutuhan anak. Sebab jika anak mendapat buku yang sesuai hobi atau preferensi, maka mereka akan bertanggung jawab dalam menuntaskan bacaan–dan itu termasuk latihan kemandirian.
Tak ada salahnya ikut berlomba
Belajar dewasa dan mandiri bisa juga ditempuh dengan mengikutkan anak pada lomba atau kejuaraan. Misalnya si uslung, Rumi, yang sempat mengalami bullying saat kelas 1 SD. Pada kelas 3 SD ia giat berlatih Taekwondo dan akhirnya ikut dalam pertandingan Taekwondo antar kabupaten yang mengantarnya mendapatkan medali emas untuk kategori semi prestasi. Kemenangan itu rupanya membangkitkan kepercayaan dirinya yang sempat padam akibat trauma perundungan. Setelah kejuaraan itu dia semakin mantap berlatih dan berani menghapi siapa pun yang hendak melakukan bullying.
Selain kepercayaan diri yang tumbuh, ada manafaat lain dari lomba yang tak kalah penting yakni membiasakan anak-anak untuk mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin sesuai bakat dan minat. Mereka jadi belajar hal baru demi memuluskan niatan ikut lomba tertentu. Mereka juga berlatih untuk menerima kekalahan dengan kesadaran bahwa ada langit di atas langit sehingga berkarya tidak boleh terhenti hanya karena kalah lomba.

Dari situlah mereka akan punya pemahaman untuk terus berlatih dan belajar tanpa mengenal kata menyerah hanya karena gagal sebagai jawara. Seperti si sulung yang sempat loyo gara-gara karyanya tidak lolos bahkan sebagai juara harapan padahal ada kuota yang sengaja ditiadakan panitia lomba doodle bertema pencegahan Covid-19 tahun lalu. Karya itu lalu saya unggah di media sosial dan ternyata membuahkan imbalan tak terduga. Seorang teman dosen di Jepang berminat membelinya dengan bayaran melebihi juara harapan.
Dari situ ia belajar tentang kata menerima dan manfaat mencoba. Andaikan ia tak berani mencoba dan menyerah sebelum mengirimkan karya, niscaya peluang tak akan terbuka meskipun bukan pemenang utama. Mendorong anak ikut lomba bukan semata mengiming-imingi mereka dengan hadiahnya, melainkan pancingan untuk mau bekerja keras dan menghasilkan karya dengan penuh percaya diri serta siap menerima apa pun hasil yang terjadi.
Lomba menjadi pengalaman berharga yang akan berkontrbusi pada kematangan dan kemandirian anak. Sebagaimana dituturkan salah satu pakar pendidikan John Dewey bahwa pengalaman jauh lebih kaya danย kompleks dibanding pengetahuan, maka memberi kesempatan bagi anak untuk mencoba hal baru sangatlah bernilai untuk perkembangan emosnya.
Kematangan akan optimal dan kemandirian anak kian terbangun jika kita dapat memberikan nutrisi terbaik untuk anak-anak. Nutrisi yang seimbang akan menjaga daya tahan tubuh si kecil sebagai bekal menjelajah dan menjajal setiap peluang kreatif yang mereka sukai. Tak perlu risau jika bakat anak belum tampak secara signifikan. Yang penting, orangtua harus mendorong agar anak berani mencoba hal-hal baru dengan orangtua yang senantiasa mendampinginya.

Selain motivasi dan semangat, optimalkan bakat dan kemampuan anak dengan DANCOW Nutritods 5+ yang mengandung 0 gram sukrosa, lebih banyak laktosa dibanding formula sebelumnya. DANCOW Nutritods 5+ juga tinggi kandungan zinc, vitamin C, Vitamin B6, B12, Biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya serta Lactobacillus rhamnosus yang akan mendukung setiap petualangan anak dalam menemukan bakat yang potensial.ย ย
1 Comment