Baru tahu rasanya tersesat di kota orang. Hati galau dan pikiran kalut. Belum lagi perut yang keroncongan sebab lapar akut. Siang itu saya mengendarai motor dengan seorang relawan asal Cirebon membonceng di belakang. Jadi praktis kami tak paham jalan. Kami bertolak dari sebuah kantor desa menuju kedai pecel terkenal di Madiun. Motor pinjaman yang saya pacu tiba-tiba keluar jalur sebab saya kehilangan jejak mobil yang ditumpangi ibu wakil wali kota.
Tanpa saya sadari ternyata saya sudah berada di perbatasan kota menuju Nganjuk. “Wah, nyasar bener nih!” ujar saya lirih. “Coba tanya aja, Kak, di mana posisi teman-teman yang berangkat bareng Bu wawali tadi,” begitu usul relawan yang membonceng. Sambil menunggu jawaban di grup WhatsApp, saya mengarahkan motor ke dalam kota dan akhirnya tiba di Kedai Pecel 99 yang ada di daerah Kejuron setelah mengikuti Google Maps. Bu wakil wali kota terlihat asyik menyantap menu andalan kotanya dan mempersilakan kami yang baru datang untuk segera memesan.
Itulah sepenggal pengalaman unik akhir 2019 silam yang tak mungkin saya lupakan. Seperti kota-kota lain, Kelas Inspirasi yang saya ikuti di Madiun memang mengesankan. Selalu ada cerita menarik untuk dikenang. Termasuk pertemuan kami dengan Ibu Inda Raya yang terjun ke kelas sebagai relawan pengajar padahal beliau sibuk sebagai wakil wali kota Madiun. Sebelum pulang ke kota masing-masing, beliau mengundang kami untuk mencicipi sajian khas nasi pecel di Pecel 99 yang selama ini terkenal digandrungi kalangan artis hingga presiden.

Selain perbincangan singkat bersama bu wawali di kedai kondang itu, salah satu oleh-oleh dari Kelas Inspirasi Madiun #7 yang tak lekang dimakan zaman adalah motto atau semboyan acara itu yang sangat keren.
“Ojo leren dadi wong apik!”
Jangan berhenti jadi orang baik, yang peduli pada sesama di mana pun berada. Kredo itu semakin relevan saat pandemi tengah berlangsung di mana kita harus saling menyokong dan memberikan bantuan, berupa apa pun. Karena untuk bisa bertahan selama pandemi butuh sinergi dan kolaborasi, tak bisa berjalan sendiri.

Pengalaman itu begitu membekas dan saya bagikan kepada istri di rumah saat saya pulang. Bahwa Madiun menyimpan pesona lain, bukan hanya pecel pincuk daun yang sudah kondang. Ia pun semangat ingin berkunjung ke kota yang berjuluk Kota Pendekar ini. Selain mencicipi pecel di tanah aslinya, ia juga ingin bertemu kangen dengan teman sekantor waktu kami masih sama-sama bekerja di Bogor dulu. Teman itu memutuskan pensiun dini dan pindah ke Madiun untuk merawat ayahnya.
NGAPAIN SAJA DI MADIUN?
Ada beberapa destinasi wisata atau pesona kuliner yang mesti kami singgahi dan cicipi jika pandemi sudah usai dan kami bisa pelesiran ke Madiun nanti. Menuliskannya di blog semoga menjadi doa agar impian ini terwujud, yakni agar wabah cepat musnah dan ekonomi kembali bergairah, terutama sektor wisata yang terdampak cukup parah.
1 | Nasi jotos bikin ndromos
Seperti namanya, nasi jotos adalah nasi bungkus yang besarnya kira-kira sekepal tangan orang dewasa, seperti makna jotos dalam bahasa Jawa yang berarti pukulan tangan yang terkepal. Di daerah lain saya yakin punya nasi campur seperti ini. Sebutlah nasi rames, atau nasi kucing yang biasa tersaji di angkringan di daerah Jateng dan Jogja.
Nasi jotos Madiun (foto: lenteratoday dotcom)
Nasi jotos khas madiun biasanya terdiri dari nasi putih, ditambah lauk kering seperti mi goreng dan sayuran sederhana plus telur dadar. Namun di beberapa kedai biasanya ditambah lauk lain seperti tahu atau tempe goreng. Nah yang khas dari nasji jotos adalah sambalnya yang enak banget. Pedasnya dijamin bikin kita ndromos aias berkeringat setelah menyantapnya.
Sayang sekali waktu saya berkunjung ke Madiun tahun 2019 lalu, saya tak sempat mencicipi kelezatannya padahal saya melihat beberapa kedai di pinggir jalan. Salah satunya di dekat pasar Kecamatan Jiwan yang merupakan jalan lintas ke Solo. Saya terburu mengejar jam keberangkatan kereta api sehingga melewatkan kesempatan lezat itu.
2 | Kopi Kare
Di luar pengetahuan orang kebanyakan, Madiun ternyata punya sentra produksi kopi yang cukup menjanjikan. Saya curiga Madiun punya kawasan perkebunan kopi setelah mengikuti kelas Inspirasi di (KIPO) Ponorogo bulan Agustus tahun yang sama. Dari KIPO itu saya tahu bahwa Kecamatan Ngebel di Ponorogo ternyata menghasilkan biji kopi yang dikenal sampai Swedia.

Dugaan saya benar. Rupanya Madiun yang bersebelahan dengan Ponorogo pun punya kopi yang dikenal dengan Kopi Kare. Disebut demikian bukan karena rasanya seperti kare ya, melainkan poduksinya yang berasal dari Desa Kare Kecamatan Kare di lereng Gunung Wilis. Produksinya memang masih belum besar, hanya sekitar 70 kg per bulan. Namun cita rasa Kopi Kare yang terdiri dari varian Arabica dan Robusta konon berbeda dibanding kopi daerah lain. Hanya satu cara membuktikannya: datang dan cicipi langsung!
3 | Air Terjun Banyulawe Dong
Masih di Kecamatan Kare, lebih tepatnya Dusun Gligi, Desa Kepel, Desa Kepel, terdapat wisata Air Terjun Banyulawe Dong. Air sejuk ini masih terletak di lereng Gunung Wilis yang memang potensial dikembangkan menjadi wisata air untuk memanjakan wisatawan lokal maupun nasional. Desa setempat mendukung penuh dengana memberi akses memadai menuju lokasi. Cara menjangkaunya juga cukup mudah, tinggal mengandalkan Google Maps, sampai deh.

4 | Gunung Kendil

Ingin berburu sunset yang Instagrammable? Jangan lupa kunjungi Gunung Knedil yang menawarkkan spot asyik dengan gardu pandang di atas pohon. Taman wisata yang dulunya adalah tempat latihan militer ini juga menawarkan tempat pemancingan dan tempat berkemah loh, jadi cocok untuk bersantai bersama teman atau keluarga. Lokasinya ada di Desa Pilangrejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
5 | Wana Wisata Grape

Waktu diantar teman menuju Ponorogo, saya sempat melihat sebuah tempat wisata bernama Wana Wisata Grape yang lokasinya tepat ada di pinggir jalan. Seperti namanya, objek ini menawarkan kepada pengunjung kesempatan untuk bersantai bareng keluarga dalam suansana hutan hijau sambil menikmati aliran sungai yang jernih dan sejuk juga sawah hijauyang melenakan.
6 | Wisata ke PT INKA
Destinasi terakhir ini tak mungkin kami lewatkan karena menjadi tempat favorit si bungsu. Apa lagi kalau bukan pabrik kereta api INKA kebanggaan Indonesia. Di sini pengunjung bisa diajak tur ke ruangan sesuai permintaan, misalnya workshop pembuatan kereta atau tempat penyimpanan miniatur kereta yang telah diproduksi PT INKA. Salah satu produksi INKA adalah LRT yang kini beroperasi di Jakarta.

Karea tingkat permintaan yang banyak, maka kunjungan ke PT INKA harus diajukan 6 bulan sebelumnya. Oleh karena itu, jika harus main ke INKA maka harus kami siapkan jauh-jauh hari agar wisata edukasi ini berkesan dan sesuai harapan. Si bungkus bisa mencatat dan menggambar kereta yang dia lihat sepuasnya.
Mendengkur di Reddoorz
Dengan itinerary sepadat itu, jelas tak mungkin kami tuntaskan dalam sehari. Kalau dipaksa, malah akan timbul kelelahan luar biasa alih-alih kepuasan berwisata. Anak-anak bisa rongseng dan tak menikmati setiap destinasi. Solusinya ya menginap di hotel jaringan RedDoorz yang pernah mereka rasakan awal tahun 2019. Waktu itu kami bawa anak-anak mengunjungi Tugu Pahlawan sekaligus menginap tak jauh dari sana.

Mereka gembira bukan main bisa mengenal sejarah dan kisah kepahlawanan sambil berfoto-foto di museum Tugu Pahlawan. Hotel yang kami inapi berada di kawasan Pasar Turi dengan banyak kedai makanan yang buka. Salah satu favorit kami adalah warung Nasi Padang yang bisa saya tempuh dengan jalan kaki dari hotel. Malamnya kami pesankan pizza dan nasi goreng yang bisa dengan mudah dikirimkan secara online menggunakan jasa ojol.
Mau menjangkau tempat umum lain pun dekat, seperti Stasiun Pasar Turi yang bisa dicapai dalam 10 menit menggunakan taksi online. Minimarket pun dekat dengan penginapan. Ada banyak alasan memilih RedDoorz sebagai penginapan andalan.

- Alasan pertama adalah lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau dari mana-mana. Dengan demikian kita ga akan boros atau mengeluarkan uang banyak untuk menjangkau tempat umum yang penting seperti ATM atau minimarket.
- Alasan kedua, fasilitas yang ditawarkan oleh penginapan cukup lengkap. Sabun selalu baru, handuk bersih, koneksi Wi-Fi kencang, minum kopi gratis dan air panas tersedia sesuai kebutuhan.
- Alasan ketiga adalah kenyamanan. Saking capeknya beraktivitas seharian sangat tepat menginap di RedDoorz karena kasurnya empuk dan spreinya lembut jadi tidur pun sangat nyenyak tanpa gangguan. Dengan AC yang sejuk dan kamar yang bersih, tidur jadi pulas.
- Menginap di RedDoorz juga penuh ketenangan. Bukan hanya tenang dari suara berisik dari sekitar, tapi juga hati tenang sebab keamanan terjaga. Barang-barang dijamin aman saat kita meninggalkan ruangan untuk keperluan lain, misalnya.
- RedDoorz layak jadi pilihan setia karena harganya terjangkau. Tak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk bisa staycation barang keluarga. Bahkan kalau mau mengajak calon mertua menginap di hotel pun, RedDoorz jawabannya!
- Alasan berikutnya pilih RedDoorz adalah karena jumlahnya yang sangat banyak, tersebar di kota-kota seluruh Indonesia. Ke mana pun kaki melangkah dan butuh jeda untuk beristirahat dengan nyaman, ada RedDoorz sebagai pilihan utama. Jadi tak perlu merepotkan teman atau kerabat kalau kita mengunjungi kota mereka sebab kita bisa menginap di RedDoorz.
- Alasan ketujuh, RedDoorz adalah jaringan hotel yang beroperasi di banyak negara, bukan hanya di Indonesia. Maka tak heran jika mutu penginapan dijamin dengan standar internasional. Kenyamanan dan kepuasan pelanggan selalu diutamakan.
- Terakhir, booking kamar di RedDoorz sangat praktis dan memudahkan. Tak perlu datang ke hotel untuk memesan, apalagi selama pandemi begini saat semuanya harus dibatasi. Kita tentu enggak mau berlelah-lelah datang dan ternyata kamar tidak tersedia. Cukup buka aplikasi atau akses website RedDoorz, kamar bisa kita pantau sesuai kota dengan harga dan layanan yang jelas.
Berbagai keunggulan RedDoorz itu membuat kami akan memilih hotel di Madiun sebagai tempat menginap. Sebenanya bisa saja menumpang di rumah teman yang rumahnya luas dan akan sangat terbuka menerima kami sekeluarga. Namun pengalaman membuktikan, kalau datang dalam jumlah besar, apalagi selama beberapa hari, rasanya tidak akan nyaman kalau menumpang. Bukan hanya soal privasi, tapi juga konsumsi yang khawatir memberatkan tuan rumah.

Mau pelesiran atau traveling ke mana pun, pastikan mengenali dulu destinasi di kota yang akan kalian kunjungi, BBC-Mania. Yang tak kalah penting, pastikan sudah memesan kamar lewat aplikasi mudah seperti si merah RedDoorz yang praktis dan bikin hati semringah.
Bu Wawalinya keren yo Pak. Sampai bisa ikut terjun juga jadi relawan KI. Lha yo, kapan pandemi ini selesai. Kangen KI. Kangen jalan-jalan lagi…
LikeLike
Betul, Ka. Bu wawalinya membaur dan asyik orangnya. Semoga pandemi cepat usai biar bisa jalan-jalan lagi dengan ikut KI.
LikeLike
Bojoku kan kerjo di Madiun, tapi bisa dihitung jari aku main ke Madiun 😀
Kayaknya abis gini aku mau cuss ke spot2 yg dijembrengin di postingan ini, ahhhh
Abis pagebluk 😀
LikeLike
Semoga pandemi segera usai, Mbak. Biar bisa pelesiran ke Madiun dan pulang ke Ngawi.
LikeLike
wah bisa wisata ke PT INKA juga? Perorangan bisa juga kah? Tapi daftarnya harus 6 bulan sebelumnya ya… lama banget hihihi
LikeLike
Daftarnya memang lama, Mbak. Sepertinya lebih bagus kalau berkelompok biar turnya lebih menarik, Mbak. Bisa bareng grup lainnya.
LikeLike
Aku yang penasaran sama PT Inka itu biar tahu gimana caranya bikin moda kereta api, berarti cukup lama juga ya klo mo bertandang kesana
LikeLike
Menarik turnya, Mas. Cuma memang daftarnya agak lama, jadi kudu bersabar.
LikeLike
Jadi kangen pecel madiuun🤤, dulu waktu di malang sering banget sarapan pecel madiun dan rasanya nagiih bangett. Jadi penasaran seenak apa pecel madiun yg asli di madiun. Hehe
LikeLiked by 1 person
Pokoknya ruarrr biasa deh, hehe… Kudu cicipin sendiri sambil nginap di RedDoorz
LikeLike
Wow.. pecel madiun. lansung ngiler saya, Mas. Soalnya saya selalu lihat di televisi, tapi belum pernah nyoba hahaha. Jadi pengin ke Madiun, apalagi wisatanya juga seru-seru ya, Mas. Semoga saya segera pergi ke sana. Aamin.
LikeLike
Aaamiin, saya doakan punya kesempatan dan rezeki untuk bisa berkunjung ke Madiun, Mas. Nais pecelnya khas banget deh, enaaak semua. Bakso Solo juga ad sih di kota Madiun, enak pula 🙂
LikeLike
Pecel mah emang enak banget daaaah, apalagi sama kerupuk beuuuh makin mantaps
LikeLiked by 1 person
Kerupuk gendar dan peyek, Kak. Maknyus!
LikeLike
RedDoorz emang banyak tersebar di berbagai daerah termasuk kota-kota kecil ya.. di tempatku ada nih di sebelah rumah..hehe Btw kok jadi laper ya ada pecel Madiun lewat gini
LikeLiked by 1 person
Enak banget loh, Mbak, nasi pecelnya. Ada gendar pula, maknyus….
LikeLike
Tidak hanya kuliner, wisata alam madiun bikin gak sabar pengin ke sana. Untuk penginapan tidak usah khawatir ya, karenavada Reddrooz.
LikeLike
Semoga kesampaian bisa ke Madiun ya Kak. Pecelnya enak loh. 🙂
LikeLike
Nasi jotos nya bikin ngiler, seperti memang bakal menjotos perut jadi nampol kenyangnya, hehe.
Hal-hal yang akan dilakukan di Madiun mengasikkan semua nih Pak, apalagi penginapannya yang bikin nyaman ala RedDoorz ya.
LikeLiked by 1 person
Ayo pelesiran juga, Kak. Boleh ke Madiun, boleh juga ke Bandung,
LikeLike
Enake mas pecel pincuk e. Jadi lapar. Bau daun pisangnya aja udah khas dan bikin lapar. Aromanya itu lho tak tergantikan. Klo di kampung halaman suami ada yg di pincuk pake daun jati. Uenaaak
LikeLike
Iya, Mbak. Pakai alasa daun pisang memang beda rasanya, Enak banget, harum. Dulu di desaku ya banyak daun jati, sekarang udah enggak ada, diganti kertas minyak.
LikeLike
Di Jogja saya punya langganan pecel Madiun. Pecelnya memang lain daripada pecel asli sini. Tapi makan pecel di kota asalnya justru belum pernah. Dulu Madiun cuma lewat, gak mampir 😄
LikeLike
Memang unik dan beda rasanya makan pecel di kota yang sudah identik dengan bumbu kacang ini, Kak.
LikeLike
Nganjuk, Madiun, nama-nama kabupaten ini tidak asing karena sudah 2 kali melakukan road trip lintas jawa bali. Banyak banget nemuin hiden gem kece kayak gini, itulah asiknya nemuin tempat2 yang bisa dibilang BONUS perjalanan.
LikeLike
Ayo Kak ke Madiun, lanjut ke Nganjuk yang banyak pesonanya.
LikeLike
Huwaaaa aku habis baca langsung teringat perjalanan ke rumah keluarga sahabatku di Ponorogo. Oooohh baru terjawab sekarang, kenapa saat main ke Telaga Ngebel langsung disodorin buat nyicipib Kopi (bisa milih dicampur dagung durian atau nggak) sama Nangka Goreng. Ternyata Ponorogo punya kopi khas.
Payah banget tau gitu aku cobain.
Nah kalau Madiun, sedihnya belum sempat aku jelajahi. Padahal kan kalo ke Ponorogo, turunnya di Stasiun Madiun.
Aih makasih rekomendasinya Mas. Semoga kapan kapan aku bisa jelajah Madiun bawa keluarga.
LikeLiked by 1 person
Ayo ke Ponorogo lagi, Kak. Mampir ke Madiun kemudian, hehe. Aku pas ikut KI Ponorogo juga turun di Stasiun Madiun akrena Ponorogo ga punya stasiun.
LikeLike
Aaaaaa mau banget ke wisata Grape bang, kayaknya asik tuh main air hehhehe. Sering sih lewat Madiun klo motoran dari Jogja dulu, tapi gak sempat explore.
LikeLike
Ayo motoran lagi dan mampir di Madiun kalau ke Jogja, Joe. Maknyus!
LikeLike