Kelas Inspirasi Madiun #7 belum lama berlalu tapi meninggalkan kesan yanfg bikin rindu. Ini kali kedua saya berkunjung ke kota yang punya banyak julukan itu, mulai dari Kota Gadis, Kota Pendekar, hingga tentu saja Kota Pecel. Akhir Agustus silam saya singgah di Madiun saat hendak ikut Kelas Inspirasi (KI) Ponorogo #7.
Saya sebut singgah karena kunjungan berlangsung sangat singkat. Tiba di stasiun siang, dijemput kawan, lalu malamnya diantar ke Ponorogo sehingga tak banyak yang bisa saya eksplorasi dari kota ini. Begitu tersebar informasi open recruitment atau pembukaan relawan untuk KI Madiun (KIMAD) #7, saya pun bergegas mendaftar.

Kenapa mengesankan
Senang sekali ketika dinyatakan lolos dan akhirnya kembali menginjakkan tanah di Bumi Brem. Keputusan saya untuk berpartisipasi dalam KIMAD #7 rupanya tak sia-sia. Sungguh kesempatan langka yang tak akan lekang dimakan usia. Saya yakin setiap perjalanan ke mana pun, selama itu untuk kegiatan yang positif, insyaallah akan membekaskan kenangan yang bermanfaat dan oleh karena itu layak dirawat.
Berikut ini beberapa alasan yang saya catat kenapa ikut KIMAD #7 begitu berkesan setidaknya bagi saya pribadi. Sejatinya, setiap KI di kota mana pun—apalagi bagi saya yang terbilang amatir dalam gerakan sosial ini—selalu punya cerita unik dan menarik yang khas sehingga tak mungkin dibandingkan.
1 – Hari Guru Nasional
Salah satu hal yang membuat KIMAD #7 berkesan dan akan terus dikenang adalah karena Hari Inspirasi (HI) dilaksanakan pada tanggal 25 November 2019, bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN). Kita tahu publik menyambut meriah ditunjuknya Nadiem Anwar Makarim sebagai nakhoda Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama berhari-hari dalam pekan peringatan HGN, beredar salinan pidato beliau yang dielu-elukan entitas pendidikan sebagai bentuk optimisme dan semangat perubahan.
Belajar mendengarkan dan berimajinasi (Foto: Desi)
Tak terkecuali para pendidik di SDN Teguhan 3 tempat kami mendapat amanah untuk menginspirasi anak-anak. Rombongan belajar (rombel) kami disambut dengan penuh kehangatan dan sajian istimewa. Upacara bendera hari Senin berlangsung sangat hikmat dan bahkan diwarnai derai air mata saat pembina upacara menerima karangan bunga dan mengecup beberapa siswa.
Dari pesannya saat memberikan amanat, jelas tergambar bahwa pembina upacara ingin agar kami semua tak melupakan jasa para guru karena para pendidik yang kini berdiri di hadapan kami pun bisa sukses tak lain berkat jasa dan cinta kasih para guru mereka terdahulu. Sungguh momen yang mengharukan, apalagi saat kami menyanyikan Himne Guru yang menggetarkan hati.
2 – Empat relawan pengajar
Dalam setiap kesempatan KI di beberapa kota, sangat lazim terjadi mundurnya seorang relawan menjelang atau bahkan pada saat Hari Inspirasi. KI Madiun #7 pun mengalami hal yang sama. Pada saat relawan di rombel lain mulai berguguran, Rombel 12 yakni rombel kami anteng-anteng saja. Rupanya ketika HI, beberapa relawan, baik pengajar maupun dokumentator, mohon pamit karena sakit atau pekerjaan.

Walhasil, tim pengajar tersisa empat orang yakni Kak Galdhisia (dokter gigi), Kak Vivi (guru kimia), Kak Beryl (ASN bea cukai), dan saya sendiri. Kondisi terkini membuat kami mendapat jatah mengajar utuh selama empat sesi yang biasanya jarang terjadi pada KI yang pernah saya ikuti. Untunglah perwakilan panlok Kak Odit dan fasillitaor Kak Fifin dan Kak Alifah bergerak cepat dengan menyusun ulang matriks pengajaran.
Didukung Kak Desi (fotografer) dan Kak Wira (videografer), tugas kami hari itu berjalan lancar dan mengesankan. Sambutan para guru dan tim internal SDN Teguhan 3 turut menyukseskan acara HI karena mereka turut mengondisikan para murid termasuk memotivasi untuk mengikuti arahan kami di dalam kelas. Rombel 12, ambyar! 🙂
3 – Wakil wali kota ikut mengajar
Pada sesi Refleksi di Kantor Kelurahan Sogaten, yang dimulai kira-kira pukul 1 siang, muncul sosok yang cukup mengejutkan. Wajahnya tampak familier bagi orang-orang Madiun kota, tapi banyak juga yang tak mengenalinya—termasuk teman-teman satu rombelnya.
Dialah Ibu Inda Raya, wakil wali kota Madiun yang dilantik bulan April lalu. Beliau berdiri sebentar untuk menyampaikan sambutan serta testimoni setelah mengikuti KIMAD #7. Dia sangat mengapresiasi kontribusi para relawan yang datang dari berbagai daerah demi menyuntikkan inspirasi di kotanya.
Uniknya lagi, beliau tidak menjadi peserta selundupan (istilah bagi relawan yang dimasukkan langsung tanpa seleksi awal). Beliau mendaftar seperti kami lewat open recruitment dengan mengisi formulir dan mengikuti seleksi. Beliau terjun ke kelas sebagai relawan pengajar untuk membagikan inspirasi juga motivasi bagi anak-anak SD tentang manfaat menjadi seorang pengusaha atau enterpreneur seperti beliau.
4 – Wisata pecel
Jangan mengaku sudah ke Madiun kalau belum mencicipi pecel di kota ini. Rasanya itu tepat sekali menggambarkan pengalaman saya selama dua hari berada di sana. Pecel sebagai ikon kuliner Madiun memang tersedia banyak sekali di berbagai sudut kota, bahkan hingga ke kampung dan desa-desa.

Sebagaimana penuturan Bu Inda Raya, beda tempat beda rasa pecelnya, saya membuktikan kebenaran ucapannya. Tiga macam nasi pecel yang saya cicipi sewaktu di sana memang berbeda-beda, tapi sama-sama enak, haha. Malam pertama saya diajak makan di Dukuh Bribik tak jauh dari tempat saya menginap. Pecel Bu Mar ini enak loh, apalagi dengan sajian wedang cemoe yang rasanya aneh tapi enak karena minuman bersantan ini ditaburi bawang goreng!
Pecel kedua saya santap tak jauh dari rumah teman, di dusun Unggahan. Hanya beberapa langkah kaki di belakang rumahnya. Menghadap sawah, rumah yang masih mempertahankan desain lama ini punya pecel yang juga lezat. Apalagi kopinya yang aselik bikin kelenger saking mantapnya, hihi. Murah pula.
Pecel 99 adalah kedai ketiga yang saya sambangi untuk melahap pecelnya yang tak kalah enak. Selepas Refleksi, Bu Wali Kota Madiun menawari kami untuk meluncur ke kedai tersebut untuk ditraktir makan. Karena jadwal kereta saya masih jam 17.30, saya pun ikut bergerak demi memenuhi undangannya. Saya mengendarai motor punya teman di mana Kak Dini relawan asal Cirebon membonceng di belakang karena penasaran dengan pecel yang disajikan dalam pincuk daun pisang.
5 – Naik motor dan nyasar
KIMAD #7 berkesan karena saya berkendara sendiri menggunakan motor teman menuju sekolah dan lokasi Refleksi. Saya akui kemampuan navigasi saya cukup buruk sehingga saat meluncur ke Pecel 99 saya sempat tersesat. Apalagi Madiun bukan kota jajahan saya hehe. Kak Beryl memacu motornya kelewat kencang sehingga saya kehilangan jejaknya.
Akhirnya saya memintanya share loc lewat WhatsApp karena saya tiba-tiba sudah berada di Jl. Madiun – Nganjuk. Untunglah ada Google Maps yang membantu saya kembali jalan yang benar, haha. Sampai juga di kedai Pecel 99 dan menyantap pecel bersama para relawan yang kebanyakan panitia lokal. Hadiah yang tak terlupakan!
6 – Slogan yang nendang
Jangan berhenti jadi orang baik!
“Ojo leren dadi wong apik” menurut saya mewakili semangat kebangsaan karena relevan dengan kondisi terkini. Siapa pun kita, apa pun profesi atau peran yang kita ambil daam masyarakat, jangan pernah berhenti jadi orang baik. Saat ini penyebaran hoaks terjadi begitu masif dan merajalela, sangat meresahkan karena mengancam keutuhan bangsa.
Slogan yang diangkat dalam KI Madiun #7 sangat kekinian sebab mengingatkan bahwa semua orang punya potensi berbuat baik. Sekecil apa pun, lakukanlah, dan jangan tergoda untuk berhenti meskipun tak ada imbalan berarti atau tak ada orang yang mengikuti.
Hidup sebagai relawan atau ranah pekerjaan apa saja punya kesempatan menjalankan fungsi sebagai orang baik. Semuanya bisa berbuat baik, jadi lebih enak memilih jadi orang baik. Kelas Inspirasi membuktikan bahwa orang-orang dari berbagai kalangan bisa menyatu dalam kebersamaan tanpa memandang ras, agama, atau kedaerahan.
Slogan KIMAD #7 tentang kebaikan sungguh nendang dan layak digaungkan di mana pun, terutama di dalam hati kita masing-masing. Ojo leren dadi wong apik, BBC Mania!
Wow sampe ada wakil walikota segala. Keren!
Btw aku suka pecel Madiun, emang enak rasanya
LikeLike
Iya, Kak. Spesial karena ada ibu wawali plus traktiran pecel, hehe. Pecel Madiun memang yahuud….
LikeLike
Keren banget neeh kak kelas inspirasi yang suka menginapirasi … duh baca pecelnya menggoda banget neeh aku juga suka
LikeLike
Ayo cobain pecelnya, enak banget loh pecel Madiun. 🙂
LikeLike
Sehari 3 kali makan pecel? Wah ususnya samean tak acungi jempol mas. Btw itu slogan nyamleng tenan. Ojo leren dadi wong apik. Jiwa patriotku ikut terguncang mas.
Tulisanmu benar2 menginspirasi, ora ngapusi iki.
LikeLike
Bukan sehari, Om. Mana kuat. Itu di hari yang berbeda. Tapi memang hari kedua menyantap pecel dua kali. Porsinya ga besar tapi cukup bernas. Lanjutkan!
LikeLike
Oalah saya kira sehari bisa makan pecel tiga kali. Hehehehe
LikeLike
Waduh, gimana kalau saya yang jalan, nyasarnya bisa sampai mana, ya…haha. Soalnya kadang nyari tempat yang dekat aja nyasar, apalagi yang bukan tempat kita kenal 😦
LikeLike
Untunglah sekarang sudah ada Google Maps, Kak. Insyaallah urusan menyasar bisa dihindari. Yang penting teliti dan sesekali berhenti untuk cek akurasi rute.
LikeLike
Wah, Bu Wawali keren banget sih mau ikut aktif di kegiatan seperti ini. Salut! Btw, kalau mau lihat video dokumentasi kegiataan KI ini di mana ya, Mas? Ada kanal YouTube mungkin?
LikeLike
Iya, Mas. Relawan pengajar asal Cirebon langsung wawancara beliau plus rekam video motivasi buat generasi muda lainnya.
Ada kok Mas link Youtube seputar video KI. Tiap sekolah dan kota beda-beda kreasinya sesuai ide videografer.
Coba Mas klik ini pas saya di Ponorogo kemarin: https://www.youtube.com/watch?v=YEq3NNMmGq0
Atau ini KI Lamongan yang pakai drone: https://www.youtube.com/watch?v=Zu_ugbTLaME
LikeLiked by 1 person
Wah, keren banget bu wali kota ikut mendaftar. Pastinya kelas inspirasi semacam ini selalu berkesan ya
LikeLike
Iya, memang beliaua inspiratif. Mau terjun dan memotivasi anak-anak muda.
LikeLike
Kelas inspirasi selalu keren dimanapun kalian berada. Senang bacanya seolah plah saya juga ada di sana
LikeLike
Terima kasih, Kak. Sesekali ikutan coba yuk, dijamin ketagihan, hehe.
LikeLike
kalo aja jaman aku sekolah ada kelas inspirasi kaya gini aku juga mau diajarin sama kaka-kaka keren. Walikota juga ikut ngajar pula
LikeLike
Sangat menarik karena respons anak-anak sekolah juga sangat kuat, Kak. Koreksi: Bu wakil wali kota yang ikut, Kak, bukan walikota. Yuk ikut juga!
LikeLike
Yang aku suka dari kegiatan seperti ini adalah kebersamaan untuk berbagi. Dengan kelas inspirasi pasti banyak ilmu yang nggak selamanya ada di bangku sekolah bisa dikasih. Goodjob!
LikeLike
Kebersamaan untuk berbagi, itulah yang sangat kami nikmati, Mas. Banyak ilmu, pengalaman, dan tentu saja tambah kenalan. Ayo ikutan juga!
LikeLike
Tahun 2016 saya pernah tergabung pada Kelas Inspirasi Bandung, tapi mundur beberapa sebelum hari pelaksanaan karena mendadak ada keperluan yang ngga bisa ditunda. Program yang seru karena kreativitas kita dieksplorasi seluas – luasnya bersama anak – anak.
LikeLike
Semoga bisa berjodoh pada kesempatan lain, Kak. Ikut KI sangat menyenangkan dan mengundang rezeki, hehe.
LikeLike
Mas rudi keren..
Aku pengen bisa ikutan ini suatu saat nanti..
LikeLike
Ayo, Mbak Dian ikutan juga nanti ya. Tar kalau ada yang dekat aku informasikan. Menyenangkan banget loh.
LikeLike
Baca pengalamannya kak rudi sy jadi inget pengalaman waktu kkn ngajar anak2 sd. Seru, menyenangkan dan tak terlupakan. Mudah2an thn dpn sy bisa kesampean ikut partisipasi di kelas inspirasi. Thx for share. Nice story😘
LikeLike
Aamiin, semoga kesampaian ya ikut KI di kota yang diminati. Semangat!
LikeLike
Kereen inspiratif banget acara nya mas. Pengen banget bisa ikutan di KI selanjutnya. Salam dari Bandung
LikeLike
Sangat menyenangkan, Mas. Ayo daftar juga yuk. Di Bandung juga semarak.
LikeLike
Wah baru tahu kalo Madiun kota Gadis juga
Kangen pecelnya, beda dan enak bangety
LikeLike
Iya, Bu. Yuk ke Madiun juga, syukur-syukur bisa ikutan KI tahun depan.
LikeLike
Ojo leren dadi wong apek,
Aku selalu antusias dengar teman yang punya kesempatan ikutan KI. Katanya KI selalu nyandu.
LikeLike
Iya, Kak. Memang bikin ketagihan. Ayo Kak Mini ikut juga biar anak-anak terinspirasi buat jadi penulis produktif kayak Kakak.
LikeLike
Cita citaku itu ikutan ini
Hanya saja aku terhalang lagi sama adanya bayi yang perlu saya jaga
Kalau diberi kesempatan, ingin jadi fotografer
Btw, ke Madiun ga mampir Kertosono, Mas. Saya di situ sementara.
LikeLike
Iya, gapapa, Mbak Rahma. Masih banyak kesempatan. Nanti bisa ikut KI Jombang atau Mojokerto. Bikin nagih loh ikutan KI, bakal asyik jadi fotografer deh. Semoga sehat selalu ya Mbak. Berarti sekarang domisili di Kertosono? Kirain Kertosini 😀
LikeLike
Apakah kelas Inspirasi ini sama dengan Program Indonesia Mengajar?
Senang sekali memiliki pengalaman membersamai anak-anak dalam menggali pengetahuan.
Harapannya, anak-anak paham bahwa ilmu tidak hanya tertulis di atas kertas, tapi juga based on experience yaa, kak…
Salam Sukses!
LikeLike
Iya, sama Kak. Kelas Inspirasi ini bentuk mini dai Indonesia Mengajar karena banyak permintaan untuk bisa mengajar di kelas dari berbagai profesi. Ayo ikutan juga, bikin ketagihan loh hehe. Tambah teman dan pegalaman, sekalian wisata tipis-tipis.
LikeLiked by 1 person
Halo kak Rudi!
Tahun ini saya ikut mendaftar KI, tapi di Toraja. Menjelang hari pelaksanaan, saya yang sudah jauh-jauh terbang dari Banjarmasin ke Toraja ternyata harus melaksanakan tugas lain di negara seberang. Akhrirnya gagal ikut KI Toraja waktu itu. Padahal saya dapat lokasi mengajar yang sepertinya cukup menarik, di daerah perbatasan provinsi dengan medan yang menurut brief aduhai menantang. Membayangkan saja aku sangat-sangat sedih pas gagal. Betapa banyak wajah anak-anak masa depan yang mungkin bisa saya temui kala itu. Untungnya ada seorang kepala sekolah yang secara terbuka mengajak saya ke sekolah beliau, gugup padahal kalau harus sendirian mendatangi sekolah dan sharing dengan guru-guru dan adik-adik disana. Mendengar uneg-uneg guru dan melihat adik-adik disana yang bebas bermain tanpa gawai membuat saya sadar bahwa Indonesia ini menyimpan banyak kejutan.
Sebagai relawan, kita tidak hanya memberi inspirasi tapi juga mendapat inspirasi juga dari anak-anak serta guru-guru disana. Salah satunya semangat mengajar dan menuntut ilmu.
Salam kelas inspirasi kak
sehari mengajar, seumur hidup menginspirasi
PS
Peluk dari jauh
lilpjourney(dot)com
LikeLiked by 1 person
Wah, lupa balas komentar nih. Maaf terlewat, Kak. Toraja asyik banget tuh, Kak, sayangnya belum terwujud ya. Semoga di kesempatan lain bisa bersua, KI memang bikin ketagihan kok. Kebahagiaannya luar biasa, beda banget pokoknya. Berdoa pandemi segera berakhir jadi bisa keliling Nusantara, aamiin. Salam Kelas Inspirasi!
LikeLike
Kalau ke Madiun kabar2 ya om…
LikeLike
Jihan rumahnya Madiun? Insyaallah kalau ke sana lagi nanti kabar-kabar ya.
LikeLike
Hebat ya ibu wakil wali kota sampai ikut turun tangan mengajar ke kelas. Bukti bahwa pendidikan adalah tanggung jawab siapa pun. Salut dengan kegiatan positif Kelas Inspirasi, semogaa terus menginspirasi anak bangsa.
LikeLike
Memang hebat beliau! Andai semua kepala pemerintahan daerah bisa berpartisipasi begini, asyik deh!
LikeLike
Masya Allah, Ibu Inda keren ya, beliau mau ikut seleksi dan ikut ngajar KI. Keren. Semoga semua relawan makin berkah hidupnya, Mas Rudi. Mulia sekali menjadi relawan KI.
LikeLiked by 1 person
Iya, Mbak Niar. Bu Inda memang inspiratif, mau terjun untuk menularkan semangat positif terutama berbisnis. Terima kasih atas doa dan dukungannya, Mbak Niar.
LikeLike
Waaahhh ada teh DIni Cirebon ya itu
para suhu Kelas Inspirasi semua ini mah
Salam kenal kak
LikeLike