SETIAP JELANG Ramadan, kisah Andrian selalu muncul ke permukaan. Setidaknya bagi saya pribadi yang merasa tercerahkan. Fragmen penting yang diceritakan oleh M. Anwar Sani dalam buku berjudul Donat Kehidupan itu senantiasa menancap dalam ingatan. Ada dua alasan mengapa kisah ini tak pernah kedaluwarsa: pertama karena menggambarkan kerja keras berbuah kesuksesan dan kedua lantaran menunjukkan potensi zakat dalam mengangkat mustahiq sehingga hidupnya teberdayakan.
Tergerak untuk mengadu nasib di Jakarta, tahun 2008 pun Andrian mengajak istrinya yang merupakan seorang dokter hewan. Namun ibarat pepatah, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak—mereka mengalami kejadian di luar dugaan. Saat turun dari kereta api, semua barang dan perbekalan Andrian dan sang istri raib entah ke mana, dicuri orang ketika keduanya tertidur dalam perjalanan. Selain baju yang menempel di badan, semua hilang: dompet, telepon genggam, dan bahkan ijazah lenyap bak ditelan bumi.
Dari mustahiq jadi muzakki
Walau lesu, Andrian tak meneyerah dan menyalahkan nasib. Sadar sebagai ibnu sabil yang layak dibantu lewat zakat, mereka pun berjalan kaki—dalam pengertian sesungguhnya—menyusuri panasnya trotoar ibu kota dengan harapan menemukan LAZ (Lembaga Amil Zakat). Setelah tanya sana sini, Andrian bahagia ketika menemukan unit penyaluran zakat yang dinaungi sebuah masjid terkenal di kawasan Jakarta Selatan.
Dengan tekad kuat dan ketekunan, dana zakat yang mereka peroleh dari LAZ tersebut akhirnya dipergunakan untuk memulai hidup baru. Untuk menopang kehidupan sehari-hari, Andrian bekerja sebagai sopir sedangkan istrinya menjadi babysitter. Rasa malu mereka kesampingkan walau gelar sarjana dari universitas ternama mereka sandang.
Lambat laun Andrian pun menekuni dunia sales yang ternyata sangat menjanjikan dan ia nikmati. Prestasi demi prestasi yang ia torehkan mengantarkannya untuk naik jabatan dari koordinator area, supervisor, manajer area, hingga menjadi general manager.
Puncaknya, ia berhasil mendirikan perusahaan konsultan properti miliknya sendiri di mana ia menjabat presiden direktur. Jika semula ia datang ke Jakarta tanpa sepeser rupiah, kini asetnya mencapai miliaran rupiah. Sebutan miliarder pun patut disematkan padanya.
Optimalkan manfaat zakat
Kisah ini menjadi contoh nyata betapa seorang mustahiq dapat bertransformasi menjadi seorang muzakki berkat zakat yang dimanfaatkan dengan tepat. Kesuksesan Andrian bukan semata sebab ia cerdas, tekun, dan optimistis. Lebih dari itu, ia selalu melibatkan Allah SWT dalam ikhtiar apa pun dengan cara berbagi baik dalam bentuk sedekah maupun zakat.
Dari kisah ini kita belajar bahwa zakat memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai berikut.
1 | Menyempurnakan keimanan
Berzakat berarti mematuhi perintah Allah SWT. Sebagai salah satu pilar agama Islam, zakat yang ditunaikan sama dengan menggenapkan iman sehingga menjadi sempurna, tentu saja dengan mengerjakan rukun-rukun Islam lainnya. Mengeluarkan zakat adalah wujud ketaatan yang akan mendekatkan diri muzakki kepada Allah.
2 | Membersihkan jiwa dan harta
Membayar zakat secara syar’i berarti membersihkan harta jika terdapat unsur-unsur yang berbahaya bagi keutuhan ibadah, misalnya barang yang subhat atau tak jelas kehalalannya. Jiwa pun menjadi tenang karena kewajiban ditunaikan dan harta dijamin bersih berkat zakat.
3 | Menjaga stabilitas sosial
Bagaimana mungkin zakat bisa menjaga stabilitas sosial? Sangat mungkin, karena zakat yang ditunaikan secara konsisten sesuai panduan memungkinkan terjadinya distribusi kekayaan ke semua pihak yang membutuhkan. Dengan kata lain, zakat mampu mengikis kesenjangan antara si kaya dan si miskin sehingga tak ada rasa iri yang berujung pada pertikaian.
4 | Rezeki berlipat
Pernahkah BBC-Mania mendengar atau membaca bahwa perumpaan orang berzakat adalah seperti sebuah pohon yang terus dipangkas cabang dan tangkai-tangkainya? Saat daun tua dan cabang yang lapuk terus dirapikan, maka akan muncul cabang dan tangkai baru. Seperti itulah rezeki yang akan menghampiri mereka yang menunaikan zakat. Allah akan memudahkan datangnya rezeki berlipat bahkan tanpa disangka-sangka.

5 | Pemberdayaan umat
Yang tak boleh dilupakan adalah dampak sosial ekonomi zakat dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan dalam bernegara. Tersebarnya kekayaan kepada mereka yang berhak menerima akan mendorong para mustahiq untuk lebih produktif dalam mengembangkan usaha atau potensi dirinya.
Kekayaan lokal bisa dikemas sebagai komoditas berharga dengan dukungan dana zakat. Dana zakat bisa diarahkan untuk memberdayakan potensi masyarakat sehingga kemandirian bisa dicapai dan akhirnya menciptakan value yang besar, terus menular dan meluas magnitudonya.
Meluaskan manfaat bersama LMI
Di antara cara paling mudah untuk meraih kedamaian hati dan mewujudkan dampak optimal pemberdayaan zakat adalah memilih lembaga amil zakat yang tepercaya. Misalnya Lembaga Manajemen Infaq (LMI) yang berbasis di Surabaya.
Lembaga filantropi profesional yang didirikan tahun 1995 ini berlomitmen untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang kurang mampu (duafa) lewat pengumpulan dana sosial, baik zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Dengan 8 perwakilan di seluruh Indonesia, LMI telah berkiprah menemani perjalanan dalam upaya pemberdayaan masyarakat Indonesia.
Dari sisi kinerja, LMI tak diragukan lagi. Setelah mengantongi SK LAZDA Jawa Timur tahun 2005 dan SK LAZNAS Tahun 2016, LMI kian meroket dengan penobatannya sebagai LAZNAS dengan Pendayagunaan Terbaik Nasional pada tahun 2017. Disusul penghargaan dalam hal Penggalangan Dana Langsung Terbaik 2020 oleh Indonesian Fundraising Award.
Torehan positif ini berkat program dan integritas para amil dan aktivis dalam LMI yang mengutamakan keberpihakan pada masyarakat sebagai perwujudan pengamalan ajaran Nabi Muhammad Saw yang penuh cinta kasih.
Sedekah semakin mudah
Program yang digagas LMI selalu inovatif dan praktis. Misalnya peluncuran portal Infakin yang beralamat di infak.in. Lewat situs ini siapa saja bisa berdonasi dengan cepat dan mudah, kapan saja mulai dari Subuh (pagi buta) hingga tengah malam. Infak langsung terlacak tanpa harus konfirmasi. Kita langsung menerima laporan masuk melalui email dan WhatsApp.
Dengan Infakin sedekah dan infak semakin mudah dan bikin kita semringah. Buktikan sendiri, ada sensasi kebahagiaan selepas kita bersedekah. Jadi kalau ingin melanggengkan sedekah Jumat pagi sebelum matahari terbit, bisa banget. Platform penyaluran infak lewat LMI ini adalah solusi tepat untuk bersedekah tanpa hambatan jarak dan waktu. Tak perlu instal aplikasi sehingga irit memori ponsel. Bahasa anak sekarang: satset antiribet!


LMI dan Impian Mbah Pin
Kiprah LMI, misalnya, bisa kita simak di Siwalan, Sugihwaras, Bojonegoro. Adalah Arifin yang akrab disapa Mbah Pin seorang penjual mainan keliling yang menerima bantuan berupa rombong (gerobak) dari donatur LMI. Rombong ini bisa dipasang di atas motor untuk memuat mainan yang ia jajakan.
Lelaki berusia 51 tahun ini kini tinggal bersama ibunya yang berumur 91 tahun. Mbah Pin biasanya memulai hari dengan terlebih dahulu membantu usaha warung kelontong milik ibunya. Setelah beres, ia kemudian ngider alias berkeliling menjajakan mainan menggunakan sepeda motor.

Kehadiran rombong atau gerobak ini tentu lebih praktis karena bentuknya rapi dan simpel dibanding kondisi sebelumnya yang seadanya sehingga mainan hanya disangkutkan sembarangan di sepeda motor yang berpotensi rusak atau terjatuh. Itu berarti potensi kerugian bisa dihindarkan.
“Saya makin semangat berjualan. Terima kasih pada semua donatur LMI karena sekarang barang dagangan saya lebih tertata dan tidak perlu khawatir karena panas dan hujan,” demikian ujar Mbah Pin yang memang lama mengidamkan gerobak seperti ini.
Arifin, penjaja mainan anak ari Bojonegoro
Kisah Mbah Pin dan Andrian adalah contoh nyata yang menunjukkan petingnya peran zakat untuk meluaskan maanfaat, bukan hanya secara religi tapi juga pemberdayaan ekonomi. Dengan dampak yang luas dan besar jangkauannya, LMI layak menjadi mitra untuk mendorong kemajuan UMKM-UMKM di Indonesia dan dengan demikian menjadi upaya bersama dalam membangun negeri tercinta.
Nah, saatnya teman-teman pembaca menjadi bagian dari donatur untuk menerbitkan senyum Arifin dan Andrian lainnya di seluruh Nusantara. Jangan ragu jangan bimbang, segera kunjungi website LMI di http://lmizakat.id/, atau nikmati sajian bergizi di media sosialnya di Facebook dan Instagram agar tidak ketinggalan info atau program menariknya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Meluaskan Manfaat” yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena.
Jika teman-teman ingin ikut meramaikan lomba keren ini, langsung saja kunjungi akun Instagramnya berikut ini.