Petani Indonesia Sejahtera, Honda Power Solusinya

honda gx 200 rahasia petani sukses

BELUM LAMA INI seorang teman berkeluh kesah tentang suaminya yang enggan menggarap sebidang tanah warisan orangtuanya. Setelah memutuskan resign dari pekerjaan kantoran, sang suami mestinya punya lebih banyak waktu untuk bercocok tanam. Nyatanya, tanah itu malah dibiarkan terbengkalai padahal bisa disulap menjadi sumber cuan yang menguntungkan.

tani sukses honda power.jpg
Mengandalkan Honda Power untuk pekerjaan pertanian

Keengganan anak muda jadi petani mungkin bisa dimaklumi, setidaknya di sejumlah desa di Lamongan kabupaten tempat saya lahir dan tinggal. Para orangtua mulai mengeluhkan sulitnya mencari buruh tani saat musim tanam atau masa panen padi. Ibu saya bahkan mengaku harus berebut buruh tani yang jumlahnya terbatas—itu pun diperoleh dari kecamatan lain dan rata-rata sudah berumur.

Salah satu alasan generasi milenial ogah bertani adalah potensi keuntungan yang memprihatinkan. Saya sendiri merasa tak piawai bertani sehingga memilih seorang kerabat untuk menggarap sebidang tanah dengan sistem bagi hasil. Selain irigasi, kendala yang selama ini jadi momok petani desa adalah biaya buruh dan ketersediaan pupuk. 

“Mahal pun enggak masalah asalkan ada,” ujar ibu saya suatu hari ketika pupuk langka. Keluhan yang sama meluncur dari seorang teman SMA yang punya tambak. Agar hasil sesuai harapan, pupuk memang jadi komponen utama untuk memicu tumbuhnya plankton dan kelekap yang sangat dibutuhkan oleh ikan atau udang.  

Ulus Pirmawan, petani sukses dari Lembang

Syukurlah, di tengah rendahnya minat anak muda menggeluti bidang pertanian, muncul sosok Ulus Pirmawan yang mengalirkan angin optimisme tentang keuntungan bertani sebagai bagian dari ketahanan pangan di Tanah Air. 

ulus.jpg
Ulus dengan terong produksi gapoktannya di lahan yang ia garap bersama (tribunnews.com)

Tahun 2017 pemuda asal Lembang ini diapresiasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dengan penghargaan sebagai “Petani Teladan se-Asia-Pasifik”. FAO menilai Ulus telah sukses membangun kemandirian dalam pertanian, dari hulu sampai hilir, terutama berhasil mengangkat nasib para petani di Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Meski cuma tamatan SD, Ulus ternyata mampu mengolah lahan pertanian dan didapuk sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Pangupay di kampungnya. Ketekunan dan keuletannya pun membuahkan hasil memuaskan, yakni buncis kenya (baby buncis) sebagai komoditas unggulan mereka bisa diekspor ke Singapura sejak 2015.

Itu setelah sejumlah peneliti dari Jepang mengunjungi Lembang lalu mencicipi baby buncis pada tahun 2005 dan menyatakan bahwa buncis tersebut bermutu sempurna dan layak diekspor. Selain baby buncis, sayuran mereka meliputi tomat, buncis, kol, brokoli, sawo, terong, dan cabai yang semuanya dijamin berkualitas.

Sisca Widyawati, perwakilan FAO Indonesia, menyatakan bahwa keberhasilan Ulus adalah berkat terpenuhinya tiga kriteria (triple-win), yaitu peningkatan produksi, penambahan penghasilan petani, dan peningkatan nutrisi. Sepenggal kisah Ulus semoga menjadi angin segar bagi pemuda masa kini untuk menekuni pertanian.

Kunci sukses petani masa kini

Keberhasilan Ulus dalam meningkatkan produksi pertanian tentunya tak terjadi dalam semalam. Tak sesederhana membalik telapak tangan, melainkan ada proses yang dijalani dengan penuh perjuangan. 

Ada tahapan yang harus dilalui untuk bisa sukses. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pertanian membuahkan hasil sesuai harapan. Dengan mengetahui dan menerapkan kunci berikut ini, maka petani muda akan punya peluang lebih besar untuk sukses dari dunia agribisnis.

1 | Koreksi pola pikir

Hal mendasar yang perlu digarisbawahi adalah perubahan pola pikir atau mindset seputar pertanian. Generasi milenial maupun gen Z harus diyakinkan bahwa bidang pertanian masih menjanjikan keuntungan yang sepadan. Mereka bisa sukses jika mengelola lahan dengan cara yang benar.

Contoh petani sukses seperti Ulus harus lebih banyak disebarkan sebagai inspirasi masa depan. Selain itu, perlu ditekankan bahwa berkurangnya petani berarti ancaman serius pada sumber pangan masa depan. Jadi generasi muda harus melirik ke sektor pertanian tanpa melulu menggeluti profesi digital yang juga menjanjikan. 

Bukankah ironis jika ekonomi kreatif berbasis digital sanggup menghasilkan income tinggi tetapi tak bisa dibuat makan lantaran pemuda kian malas bercocok tanam? Sebagai bagian dari perbaikan pola pikir, pendidikan agraris harus masuk dalam kurikulum sekolah dan kuliah dengan praktik nyata di sentra-sentra pertanian sesuai kebutuhan yang relevan di bawah bimbingan pakar dan praktisi.

2 | Kolaborasi aktif warga

Hal berikutnya yang juga penting adalah keterlibatan warga secara aktif dalam rantai pertanian, dari hulu hingga hilir, terutama para anak muda yang masih penuh semangat dan energinya membuncah. Peran pemuda setempat bisa dioptimalkan melalui pembentukan gapoktan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Ulus dapat menjadi sosok yang membangkitkan harapan. Kekompakan adalah kunci yang tak bisa ditawar-tawar. Selama ini, petani tradisional selalu kompak saat memulai bercocok tanam dan apa yang akan ditanam. Pemilihan bibit unggul, pengetahuan mumpuni, dan penggunaan teknologi yang seragam akan mendorong hasil optimal dari sawah atau ladang yang digarap.

Dihimpunnya petani dalam paguyuban atau koperasi akan memudahkan kolaborasi sesuai tujuan yang ingin dicapai bersama. Dari kongsi ini bahkan bisa digagas pemberdayaan hasil tani, misalnya pengolahan buah/sayur berlebih menjadi produk turunan yang nilai ekonominya lebih tinggi. 

Dan yang tak kalah penting adalah manajemen irigasi bisa diatasi lewat perkumpulan ini. Rebutan air saat merawat padi di desa saya sudah sering terjadi. Tanpa paguyuban, kadang hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat dan pemberani, dialah yang dapat mengalirkan air ke sawahnya. Hal ini bisa dihindari jika ada pengelolaan bergilir yang adil, misalnya dengan memanfaatkan embung atau waduk di sekitar desa.

3 | Tata niaga pertanian

Waktu panen semangka dan melon madu tahun 2020 silam, saya teringat keluhan para petani buah di desa, termasuk sepupu yang lama menggelutinya. Karena panen raya terjadi di banyak desa sehingga harga kedua komoditas ini pun anjlok. 

Harga terpuruk tanpa ampun. Tengkulak berdatangan dengan menawarkan harga Rp1.000 per kg dan petani hanya gigit jari. Kalau sama-sama rugi, tak sedikit petani yang membiarkan melon madu teronggok hingga membusuk di sawah. 

Mereka tak memanennya sebab harga jual jatuh dan ongkos panen pun lumayan sementara ongkos produksi tak bisa dikompromi. Ada juga petani yang memanen melonnya untuk konsumsi tetangga, tapi jumlahnya tentu sedikit yang bisa diserap oleh lingkungan sekitar.

Di sinilah perlunya dibenahi tata niaga pertanian sebagai solusi. Pertama, pemerintah atau dinas terkait membantu warga dengan membuka pasar seluas-luasnya sehingga buah atau sayur bisa diserap dengan cepat. Distribusi bisa merata ke daerah lintas provinsi. Dinas bisa menciptakan link antara petani di desa dengan industri yang daya serapnya sangat besar. Maka buah tak akan busuk atau terbuang sia-sia dengan potensi kerugian pada petani.

4 | Pemanfaatan teknologi 

Kehidupan modern menuntut semuanya serbacepat, termasuk permintaan (demand) terhadap produk pertanian yang terus meningkat. Tak heran karena memang manusia butuh makan, tanpa peduli usia atau jenis kelamin. Bonus demografi di masa mendatang tentunya akan menyebabkan tingginya kebutuhan akan pangan.

Maka petani harus mengandalkan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pekerjaan manual mungkin sepintas murah, tapi jika dikalkulasi secara akumulatif berhari-hari, maka pengeluaran akan cukup tinggi.

Berdasarkan pengalaman ibu saya di kampung, membayar buruh tani untuk mencabut rumput atau gulma bisa memakan biaya besar karena tidak bisa sehari selesai. Ini baru untuk sebidang tanah dengan komoditas padi. Belum lagi untuk menyiangi rumput liar di ladang sayur, perkebunan tebu, kapas, pisang, pemeliharaan bunga, dan buah-buahan lain.

tiller pencabut gulma.jpg
Mesin Honda Power pilihan tepat petani sukses Indonesia

Dalam hal inilah, Honda F300 bisa jadi pilihan cocok untuk menangani gulma sehingga biaya bisa ditekan karena praktis dan ekonomis. Dengan berat 38 kg, Tiller-F300 ini hadir dengan mesin 4 Tak dan 1,5 kW  OHV (over head valve) GX 80D berbahan bakar bensin yang menjamin kinerja maksimal.

Bagaimana dengan buruh tani manual? Tenang, mereka bisa diberdayakan untuk pekerjaan lain. Misalnya tandur sebagaimana dialami ibu saya. Tandur membutuhkan skill khusus dan kecekatan terlatih karena menanam padi harus berjalan ke belakang dengan hasil terukur.

Honda Gx 200 andalan petani sukses

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan mesin, terutama pertanian, kita bisa mengakses https://www.hondapowerproducts.co.id/ karena banyak pilihan dan kemampuan. Kebutuhan keseharian, untuk nelayan maupun meningkatkan produktivitas pertanian, tersedia di sana. Sebut saja Mesin Honda GX 200 yang layak dilirik sebagai andalan petani modern yang ingin meraup keuntungan.

Honda GX series, termasuk Honda GX 200, sudah menjadi mesin andal yang terkenal sejak dahulu. Selain mudah dihidupkan, mesin seri ini irit bahan bakar dengan tenaga yang kuat, tetapi tingkat kebisingannya rendah. 

Mesin Honda GX 200 tak perlu diragukan keandalannya karena getaran yang rendah dan emisi yang lebih rendah tanpa mengorbankan daya output atau kinerja. Keandalannya juga sepadan dengan mutu mesin yang tahan lama. 

ketinting.jpg
Berburu ikan makin satset dengan mesin antiribet dari Honda Power.

Mesin Honda GX 200 menjamin kinerja yang superior, tangguh untuk berbagai aplikasi. Boleh dibilang mesin ini sudah melegenda karena kepuasan pelanggan yang memakainya. Mau dipakai sebagai kultivator (pembajak tanah), peralatan pertanian, maupun perahu ketingting untuk berburu ikan pun tiada lawan!

Termasuk untuk mendukung penerapan lain, juga terdapat mesin seperti mesin semprot, mesin potong rumput, mesin bajak tanah, genset, peralatan konstruksi, hingga pompa air. Intinya, jika butuh mesin bertenaga, Honda Power adalah solusinya. Mesin dengan performa tinggi tapi ramah lingkungan.

Honda GX 200 menggunakan mesin khas pabrikan Honda yakni OHV untuk kelas komersial sehingga ketangguhannya layak diadu. Pada Engine – GX200T2 LBH (Putaran Lambat), misalnya, telah dilengkapi kekuatan 5.2 kW (6.9 HP)/4.500rpm dan Isi SIlinder 196 cm³ tak perlu diragukan bahwa mesin ini menjamin efisiensi bahan bakar sehingga keuntungan pengguna. Apalagi garansi 1 tahun akan membuat petani dan nelayan tersenyum semringah memiliki mesin sekokoh Honda GX 200. Mesin ini cocok diaplikasikan untuk Perahu Ketinting.

Selain itu, Honda GX 200 hadir dalam pilihan Engine-GX200 LHB2 (Putaran Lambat) yang punya ketahanan superior. Mesin ini leluasa dipakai untuk kultivator/pembajak tanah yang lebih mudah. Juga bisa diaplikasikan pada peralatan pertanian lain, termasuk mesin Perahu Ketinting bagi nelayan agar lebih produktif.

Bagaimana kalau petani butuh mesin serbaguna yang cocok untuk berbagai fungsi, misalnya semprot bertekanan tinggi, peralatan kebun profesional, kultivator (pembajak tanah), generator, konstruksi/peralatan industri, peralatan pertanian, dan pompa air? Nah, mereka bisa pilih Engine – GX200T2 QD sebagai mesin yang digdaya. 

Dengan mesin Honda OHV kelas komersial, mesin GX 200 ini beroperasi pada 4.8kW (6.5HP)/3600rpm dan isi silinder 196 cm³ yang tetap hemat bahan bakar dan dilengkapi garansi 1 tahun yang bikin petani semringah.

Alasan pilih mesin Honda Power

Bicara mesin bermutu, tentulah bicara Honda. Mesin apa pun, Honda andalan kita. Mesin Honda asli memang layak dipilih karena mutunya terjamin dengan biaya operasional yang lebih rendah, kinerja lebih baik, dan akhirnya menghemat waktu.

1. Berpengalaman

Mesin-mesin yang ditawarkan Honda Power lahir dari tangan dingin para engineer cerdas dengan pengalaman memadai yang tahu kebutuhan konsumen. Honda punya pengalaman luas, mulai sirkuit balap dan jalan raya hingga mesin serbaguna yang kita butuhkan sehari-hari, baik di rumah maupun di sawah. 

Reputasi Honda tidak main-main, selalu dijaga dengan kualitas mesin dan kinerja mesin yang prima. Memilih mesin Honda atau produk berlabel powered by Honda berarti pilihan cerdas yang menguntungkan—lebih-lebih untuk usaha. Beli mesin bukanlah beli robot, melainkan memercayakan masa depan sesuai kebutuhan yang kita kelola dan ingin diwujudkan.

2. Kinerja luar biasa

Mesin besutan Honda dikenal efisien dalam bahan bakar. Output daya yang lebih tinggi dengan kinerja lebih sunyi adalah idaman pelanggan, terutama petani yang sawahnya berdekatan dengan permukiman warga. Mesin Honda dirancang dengan standar tinggi agar bisa diandalkan dalam berbagai situasi dan aneka kebutuhan.

3. Jaminan kualitas dan kekuatan 

Nama besar Honda menjadi jaminan bahwa setiap mesin Honda Power hadir dengan specs mumpuni dan dapat dipercaya untuk melakukan pekerjaan berat atau ringan sesuai kebutuhan. Dibuat dari komponen bermutu tinggi, setiap mesin pabrikan Honda didesain untuk memenuhi kinerja optimal di lingkungan kerja paling keras sekalipun.

4 | Terkenal sebagai mesin yang mudah dihidupkan

Bagi petani atau nelayan, kemudahan mengoperasikan mesin adalah segalanya. Mesin Honda dikenal mudah dihidupkan sehingga cocok dipilih sebagai alat andalan saat mengolah lahan maupun berburu ikan. 

Kepraktisan dan kecekatan membuat mesin Honda jadi top of mind di benak pelanggan. Pekerjaan jadi cepat tuntas sehingga waktu dan biaya bisa dialokasikan untuk hal-hal produktif lainnya.

5. Kemudahan layanan purnajual dan suku cadang

Konsumen di mana pun selalu memilih Honda karena mesin yang awet ini mendapat dukungan layanan purnajual (after sales) yang luas. Ini penting karena keberadaan 300+ jaringan dealer untuk CBU dan suku cadang akan membuat pekerjaan kita efektif dan efisien.

thumb_1920_450_cover_spareparts_desktop copy 2.jpg

Dengan layanan pembelian suku cadang dan servis andal, dealer mesin Honda membuat pelanggan tenang di mana pun kita tinggal jika sewaku-waktu butuh solusi atas kendala di lapangan.

Dengan berbagai keunggulan dan pilihan mesin Honda Power, kita optimistis bahwa petani Indonesia bisa sejahtera jika tahu solusinya. Kuncinya ada pada mindset yang benar bahwa pertanian adalah sektor yang secara ekonomi masih menggairahkan.

Pemahaman dan pengetahuan yang baik perlu ditindaklanjuti dengan kerja bersama atau kolaborasi dengan jaringan petani atau praktisi yang menguasai. Dengan pembenahan tata niaga pertanian—termasuk distribusi untuk mengurai/memperluas pasar, para petani akan menikmati kemakmuran di tanah sendiri tanpa harus merantau hingga luar negeri.

P_20201029_070847.jpg
Petani Indonesia sejahtera dengan memanfaatkan mesin Honda Power.

Tentunya jika petani milenial mau memanfaatkan teknologi, yakni mesin-mesin andal dari Honda Power yang menjamin mutu dan kinerja cekatan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, dari yang ringan hingga kondisi yang penuh tantangan. Petani Indonesia bisa sejahtera? Sangat bisa asalkan mengandalkan Honda Power sebagai mitra solutifnya.

Tinggalkan jejak