Saya yakin Sobat pembaca kerap membaca berita di koran, baik koran cetak maupun koran online. Judul berita, agar efektif, tentu ditulis ringkas dan sebisa mungkin membangkitkan keingintahuan pembaca untuk mengulik lebih jauh isi berita. Meskipun judul boleh melesapkan beberapa komponen tertentu, namun “siapa” dan “apa” tetap harus jelas tercermin dalam judul. Bila tidak, maka akan muncul judul berita yang taksa atau ambigu seperti dua contoh berikut ini.
Contoh pertama

Sebagai pencinta dunia teknologi, salah satu situs favorit saya mengenai dunia TI adalah selular.id. Ini situs wajib saya setiap membuka browser Internet. Namun pada awal Januari saya menangkap kejanggalan pada salah satu judul beritanya. Saat itu, dunia sedang panas membicarakan kemunculan ponsel pintar dari pabrikan Kanada, yakni Blackberry Classic.
“Kalah Sama Ambassador, Blackberry Classic Belum Edar di Roxy Mas.”
Judul ini bermaksud membandingkan dua mal di Jakarta, yakni Ambassador dan Roxy Mas. Blackberry Classic telah dijual di Mal Ambassador, tetapi belum beredar di Roxy Mas. Namun kalimat pada judul tidak mempertentangkan kedua mal, melainkan Ambassador dan Blackberry Classic.
Kalimat yang benar haruslah berbunyi:
“Kalah Sama Mal Ambassador, Roxy Mas Belum Disambangi Blackberry Classic.”
Kalimat revisi tersebut jelas menggambarkan siapa yang terlebih dahulu mampu menyediakan Blackberry Classic.
Contoh kedua
Contoh kedua ini menurut saya agak keterlaluan mengingat ditayangkan oleh media besar sekaliber Kompas. Entah karena desakan tenggat yang ketat ataukah editornya sedang mengantuk, kalimat judul berikut selayaknya tidak muncul di Kompas, meskipun edisi online.

Siapakah yang melakukan razia dan siapakah yang dirazia? Bila merujuk judul di atas, tanpa membaca isi berita, maka pelaku razia adalah rumah kos dan petugas satpol PP menjadi pihak yang dirazia. Padahal maksud berita adalah petugas melakukan razia terhadap rumah kos namun hanya mendata penghuninya, bukan sebaliknya.
Kalimat yang benar haruslah:
“Merazia Rumah Kos, Petugas Hanya Mendata Penghuni.”
Saya berharap mata saya masih awas. Mengenai landasan teori, itu mungkin bisa dilengkapi pembaca atau akan dibahas pada postingan lain kapan-kapan. Salam kreatif!
contoh yg kedua awal saya baca malah mikirnya petugas satpol pp yg dirazia 😀
LikeLike
Ya memang itu kekeliruan redaksi dalam menyusun judul. Sudah saya cantumkan koreksinya.
LikeLike
hal kecil tapi mengandung pengertian yang berbeda. Kalau media online gitu apakah ada editornya pak?
LikeLike
Iya, Mbak. Kecil tapi sangat berpengaruh pada maknanya. Walaupun media online, selalu ada editornya kok, Mbak. Kalau di Kompas online, nama editor biasanya ditulis di akhir berita di sebelah kiri bawah.
LikeLike
Nah itu dia mas, sebagai newbie di dunia blogger, saya masih belum begitu paham dengan EYD, hasilnya ya tulisan saya agak amburadul, hehehe 😀
LikeLike
Yang penting kan komunikatif, Mas. pesan tersampaikan kepada pembaca. Blogger pelan-pelan belajar soal eyd, sedangkan sekaliber Kompas harusnya lebih rapi karena sudah punya editor banyak. 😉
LikeLike
bener-bener misleading ya mas…kalau tidak hati-hati membacanya bisa gawaat 🙂
LikeLike
Iya, Mbak. Editornta pas ngantuk kali, hehe.
LikeLike
EYD nya parah kali ya mbak! Pantaslah kualitas berita sekarang memprihatinkan.
LikeLike
Kurang hati-hati mereka, Mas.
LikeLike