Dalam bahasa Jawa, frasa ‘awe-awe‘ saya pahami sebagai lambaian tangan kepada orang lain dengan tujuan menarik perhatian. Bila perhatian berhasil didapat, maka pihak pertama bisa melancarkan perintah dari jauh lewat isyarat atau meminta pihak kedua untuk mendekat lalu menerima pesan/perintah secara lebih terperinci.
Namun dalam banyak kasus, awe-awe kadang tidak punya makna otoritatif atau mengimplikasikan perintah. Orang melakukan awe-awe kadang untuk menegaskan kehadirannya semata atau bahwa ia masih mengingat pihak kedua atau sebagai wujud penghormatan terhadap pihak lain.
Uniknya, bahasa Inggris juga memiliki lema Awe. Secara prinsipil, kata ini dipakai untuk menunjukkan penghormatan dan ketakjuban terhadap sesuatu atau seseorang. Intinya, ketika kata awe digunakan, di sana ada sesuatu atau seseorang yang menarik perhatian yang berujung pada rasa hormat atau takjub. Misalnya saat melihat Tembok Cina yang megah itu atau saat menyaksikan Gunung Bromo yang memukau. Bisa pula salut dan terpesona oleh seseorang yang memiliki integritas serta intelektualitas yang tinggi.
Saya jadi menduga, jangan-jangan bahasa Jawa dan bahasa Inggris saling memengaruhi penggunaan kata ini lantaran menyiratkan makna yang serupa. Entah siapa yang meminjam siapa. Sekali lagi ini sebatas asumsi.
Namun dalam konteks bahasa, kasus pinjam-meminjam kata itu lumrah belaka. Yang lebih penting adalah bagaimana komunikasi terbangun lewat kata-kata yang ada, entah asli atau adopsi.
Merenungkan kata awe ini justru membuat saya kesulitan merelasikannya dengan kemajuan zaman modern. Kecanggihan teknologi informasi dan melesatnya perkembangan ilmu pengetahuan memang membuat saya berdecak kagum. Benar-benar awe-some!
Tapi dalam konstelasi peradaban yang konon maju ini, rasanya tidak gampang menemukan originalitas dan kualitas yang sesuai dengan derajat kepantasan–terutama bila dikaitkan dengan sosok pribadi atau figur publik. Orang jujur dihancurkan kepercayaan dirinya, sedangkan orang-orang yang ngawur dikuatkan posisinya.
Kita dengan mudah membagi berita yang tak jelas ujung pangkalnya lantaran tak disaring sebelumnya. Ide-ide berhamburan tak jelas lagi siapa pencetusnya. Kalimat-kalimat hebat berdesakan setiap hari tanpa tahu artinya–pun tak dikenal pemiliknya.
Semua terlihat megah, mengundang tepuk tangan. Semuanya terdengar indah, menghadirkan rasa takjub dan hujan pujian. Bingung rasanya mana yang betul-betul dihargai dan diapresiasi. Sudah kebas hati untuk menentukan siapa yang layak dijunjung dan siapa yang patut dirundung.
Saking banyaknya yg terlihat luar biasa skr ya
LikeLike
Betul, harus dicari yang super luar biasa 😀
LikeLike