Indonesia Maju dengan Aplikasi Berbasis Value

PESATNYA perkembangan Internet tak bisa dipungkiri memang membawa angin segar bagi kehidupan manusia modern. Informasi yang sebelumnya sulit didapatkan kini tersedia secara berlimpah di jagad maya. Dengan kata kunci yang tepat dan beberapa klik, Google akan menuntun kita kepada beragam ilmu dan berita yang kita kehendaki. Semuanya bisa diakses dari smartphone di genggaman–tanpa perlu ke mana-mana atau mengeluarkan banyak biaya. Serbacepat, serbahemat.

Cepatnya arus informasi akhirnya mempengaruhi pola komunikasi kita. Kini meeting bisnis atau jumpa dengan sahabat tak perlu lagi merisaukan jarak. Kita bisa mengobrol dan membahas apa pun dengan bebas meski masing-masing berada di tempat berbeda, bahkan hingga lintasnegara. Berbicara seolah-olah saling bertatap muka, dengan dukungan suara, video, dan multimedia yang mumpuni.

Potensi Aplikasi

Kemajuan seperti ini tentu tak boleh disia-siakan. Menurut data wearesocial.com, jumlah pengguna Internet aktif di Indonesia mencapai 88 juta orang per Januari 2016 sebagaimana tampak pada infografis berikut ini. Tren ini akan terus meningkat sehingga tak heran bila lembaga riset pasar e-Marketer memprediksi bahwa populasi netter di tanah air mencapai angka 112 juta pada tahun 2017.

wearesocial1.jpg

Data dalam infografis di atas juga memuat angka mencengangkan tentang koneksi mobile yang tercatat mencapai 326 juta atau sekitar 126% dari populasi penduduk Indonesia. Dengan 66 juta pengguna yang aktif mengakses Internet pada perangkat mobile, tentulah masa depan aplikasi di ponsel pintar tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap orang–baik di desa maupun di kota–kini mengakses Internet di genggaman kapan pun dan di mana pun. Potensi ini layak dimanfaatkan untuk membangun negeri tercinta. Bagaimana caranya?

t.png

Pemberdayaan perempuan

Banyak sekali langkah yang bisa ditempuh untuk turut berpartisipasi dalam membangun Indonesia. Dari sisi teknologi informasi dan komunikasi, operator terbesar kedua di tanah air, yakni XL, memiliki dua layanan yang menurut saya brilian. Salah satunya adalah Sisternet. Selain tersedia dalam bentuk web, Sisternet juga bisa diunduh dan diakses melalui smartphone sehingga menyediakan opsi yang lebih fleksibel.

Dalam Selular Congress 2016 akhir Mei silam, Arifa Febriyanti head of IoT PT XL Axiata menyatakan bahwa Sisternet bisa menjadi wadah untuk memberdayakan potensi wanita dari segi usaha maupun hal-hal lain. Member bisa membuka website ataupun aplikasi dan bertukar berbagai informasi bahkan melakukan pertemuan atau kopi darat sesama pengguna untuk mendapatkan coaching bisnis yang dibutuhkan dari mentor yang dipilih. Mulai dari tips kesehatan, karier, gaya hidup, kehidupan rumah tangga hingga kecantikan bisa dikulik dalam Sisternet.

sister.png

Kita mungkin akrab dengan ungkapan populer bahwa wanita adalah tiang agama. Nah, Sisternet ini, menurut hemat saya, merupakan suatu upaya positif berbasis social value dengan tujuan membantu dan menginspirasi perempuan Indonesia agar mereka terdorong untuk meraup manfaat secara optimal dari Internet. Muaranya tentu saja adalah mendongkrak nilai ekonomi dan kesejahteraan lahir dan batin masing-masing keluarga yang terlibat.

Riset menunjukkan bahwa tingkat penggunaan Internet oleh kalangan perempuan di Indonesia ternyata masih lebih rendah 30%-40% dibanding perempuan di negara-negara ASEAN lain. Melalui Sisternet para perempuan diharapkan bisa memajukan dan mengembangkan diri sehingga mereka berdaya untuk turut berkontribusi kepada kemajuan negara. Seiring dengan meningkatnya kompetensi, pengalaman pun bertambah dan kepercayaan diri akan terpupuk sehingga mereka bisa mengambil keputusan-keputusan penting sebagai wujud cinta keluarga dan bangsa melalui peran yang mereka pilih.

sister2.png

Pemberdayaan komunitas

Layanan lain yang sangat menarik adalah mobile Fish yang disingkat mFish. Sejauh yang saya ketahui, aplikasi ini hanya bisa dijalankan di sistem operasi Android. Merujuk namanya, bisa ditebak bahwa mFish diperuntukkan bagi komunitas nelayan atau pencari ikan. Maka aplikasi dirancang agar semudah mungkin bisa dipakai oleh mereka yang berpendidikan rendah sekalipun. Ini komitmen XL untuk ikut menaikkan taraf hidup para nelayan domestik agar semakin sukses dalam mengais rezeki.

Awalnya saya mengira mFish hanyalah aplikasi yang akan mempermudah proses jual-beli ikan hasil tangkapan nelayan. Namun ternyata sejumlah informasi vital yang nelayan butuhkan bisa didapatkan di sini secara real time. Saat itu juga, para nelayan bisa mengetahui prediksi kondisi cuaca, ketinggian pasang surut air, peta permukaan laut secara lebih tepat dan nilai komersial dari ikan yang akan mereka tangkap. Uniknya, aplikasi ini juga menyediakan informasi tentang lokasi di mana ikan harus dicari. Berkat dukungan data dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), maka keberadaan plankton bisa dideteksi–yang menjadi indikasi keberadaan ikan. Menarik dan sangat bermanfaat bukan?

i-ytimg-com
Ikan-ikan bisa diprediksi keberadaanya (gambar dari i.ytimg.com)
ton
Para nelayan gembira berlatih menggunakan mFish (gambar dari http://www.tonehome.com)

Lebih lanjut Arifa menyatakan bahwa XL berusaha men-structure layanan mereka dalam bentuk platform aplikasi maupun e-commerce sehingga bisa memberikan value bagi konsumen. Value, itulah kata kunci untuk memajukan Indonesia. Tidak bisa dipungkiri XL memang mencari untung lewat setiap programnya, namun dua aplikasi yang saya singgung di sini betul-betul digagas untuk memberdayakan kaum perempuan (Sisternet) dan komunitas nelayan (mFish) sehingga mereka punya pengetahuan dan mampu bekerja untuk turut menyokong kesejahteraan bangsa.

Saat masih dinakhodai Hasnul Suhaimi, XL juga pernah menjalankan program pemberdayaan komunitas, yakni untuk lingkungan pendidikan di sekolah. Seiring dengan penetrasi XL ke seluruh penjuru negeri, mereka menggagas program “Komputer untuk Sekolah” di mana sekolah yang terpilih akan menerima donasi berupa unit komputer, pelatihan komputer dan Internet, serta pelatihan bahasa Inggris untuk guru-guru di seluruh Indonesia.

xl-bagikan-komputer-ke-siswi-smp
Gambar dari http://www.solopos.com

Dukungan tersebut adalah komitmen XL untuk menggenjot agar layanan digital semakin merata sehingga anak-anak desa bisa ikut bersaing dan menciptakan prestasi dengan anak-anak di kota atau tempat lain. Dengan semakin tersebarnya layanan Internet, maka pendidikan bisa diakses dengan mudah dan murah. Perlahan-lahan kesenjangan bisa dikikis dan diisi dengan pengembangan kemampuan lewat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Sinergi tiga sisi

Bila demikian, kita perlu berekspektasi bahwa anak-anak Indonesia akan menjadi generasi yang melek Internet dan unggul dalam literasi. Sementara para orangtua, terutama para wanita, bisa tetap sibuk dalam wadah yang mereka pilih untuk berkarya. Semua itu akan terwujud bila tercipta sinergi antara pelaku industri, netizen, dan pemerintah.

Sinergi yang terbangun kira-kira adalah: pelaku industri menyediakan konten-konten yang konstruktif melalui aplikasi yang mudah, lalu para netizen (termasuk para nelayan dan kaum perempuan juga para pelajar sekolah) memanfaatkan layanan-layanan itu untuk berjejaring secara positif agar masing-masing bisa menciptakan produktivitas sesuai bidang yang dipilih, sementara pemerintah mendukung sepenuhnya dengan menyediakan payung hukum atau regulasi yang progresif.

information-technology-header-new
Gambar dari https://senseient.com

Dengan cara seperti itu, kehidupan digital di Indonesia bisa berjalan dengan saling melengkapi dan memandirikan pengguna Internet. Mereka bebas memilih layanan yang jelas memberi kesempatan untuk terus berkembang. Dalam waktu enam atau mungkin sepuluh tahun ke depan kita bisa menyaksikan tumbuhnya pelaku-pelaku industri kreatif yang baru di berbagai bidang yang menggairahkan ekonomi nasional. Semua itu mungkin terwujud bila kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan secara serius berangkat dari value, tidak semata bisnis belaka, dan menciptakan value-value lain yang saling memperkuat demi terwujudnya Indonesia yang maju.[]

22 Comments

  1. Wah saya ingin lihat yang mFish nih… jadi ingin tahu apakah di Jepang ada tidak ya.
    Aplikasi smartphone kalau dipakai benar, bisa membantu pekerjaan menjadi efektif ya.
    Kalau saya sekarang pakai aplikasi CS (CamScanner) yang mengubah tulisan saya di papan tulis menjadi pdf sebagai refleksi saya sudah mengajar apa saja.

    Like

    1. Benar banget, Mbak. Bila dioptimalkan secara positif, maka bisa membantu pekerjaan kita menjadi efisien, efektif, dan produktif. Wah, baru tahu nih ada aplikasi camscanner. Asyik juga jadi enggak usah mencatat lagi ya. Murid-muridnya pakai aplikasi yang sama enggak? Hehehe 😁

      Like

  2. setuju mas, era digital sekarang adalah era yang pas ya buat pemberdayaan baik perempuan maupun komunitas. ada banyak program yang bisa digali dan dikembangkan bila bisa memanfaatkan kemajuan TIK

    Like

    1. Jika setiap komunitas berdaya di tiap daerah, maka tak perlu lagi merepotkan pemerintah pusat mengenai biaya. Asal difasilitasi dengan regulasi dan paket kebijakan yang produktif, komunitas-komunitas akan menjadi kuat dan mandiri sehingga Indonesia bisa maju. Salah satunya bisa disokong dari dunia TI. Terima kasih, Mbak.

      Like

  3. Saya juga berfikir bahwa dalam beberapa tahun kedepan, teknologi terutama yang sifatnya bisa membangun dan membantu pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak bermunculan. Tetapi Semoga, sinergi dari semua pihak akan terus terbangun agar manfaat positif dari teknologi ini benar-benar bisa tercipta.

    Oh iya, saya penasaran dengan aplikasi mFish itu, mas. Keren kayaknya. Bisa mendeteksi keberadaan ikan. 🙂

    Semoga sukses, mas dan salam hangat dari Bondowoso..

    Liked by 1 person

    1. Saya pun berharap begitu. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bisa membawa pengaruh positif terhadap perbaikan kehidupan ekonomi Indonesia, juga kesejahteraan sosial tentunya.

      Iya, Mas. Saya pun penasaran. Bisa coba kunjungi para nelayan di Banyuwangi, Mas. Siapa tahu sudah punya aplikasi ini. Fiturnya sangat memudahkan pekerjaan nelayan.

      Like

  4. Saya setuju banget…bagusnya ke depannya xl bukan hanya fokus ke para nelayan, tapi juga para petani. Terkadang banyak petani yang merugi akibat tengkulak2….

    Like

    1. Sangat sepakat, Mas. Saya juga orang kampung yang dekat dengan dunia pertanian. Memang tengkulak hadirnya dilematis. Bantu petani tapi memcekik, baik petani padi maupun tembakau. Harapannya semoga operator besar seperti XL bisa menggagas konsep untuk melibatkan petani sehingga pendapatan mereka meningkat. Terima kasih sudah mampir.

      Like

  5. Hahaha, aku nggak ngeh kalo Isnaini Komarudin itu Mas Rudi 🙂
    Bener banget ini, Mas. Pengguna mobile itu jumlah yang sangat besar dan akan terus bertambah. Saya sendiri sempat mikir, andai bisa bikin aplikasi mobile kayanya bisa jadi sesuatu nih. Tapi saya mikirnya buat diri sendiri loh, maksudnya buat nyari duit gitu. Hehehe…

    Like

      1. Hehehe, belum tahu apa yang mau dibikin e, Mas. Ada temen di Solo blognya laris banget, jualannya juga. Bikin aplikasi Android ya cuma sebatas launcher aja, lha masih belum ada ide mau buat apa gitu 🙂

        Like

Tinggalkan jejak