Lima Tahun Bersama WordPress: Sebuah Catatan

UDAH AGAK TERLAMBAT menulis tentang ulang tahun blog. Karena berbagai hal dan kesibukan, tema ini belum tergarap padahal sudah mengendon di bilik Draft. Tanggal 10 bulan ini tim WordPress mengirimkan ucapan selamat sebab saya telah bergabung di WP dan turut meramaikan jagat blogging selama lima tahun. Ibarat manusia, usia ini terbilang belia—seorang anak yang akan beranjak memasuki jenjang TK.

Namun di ranah blog, harus saya akui usia lima tahun bukanlah usia belia lagi. Lima tahun seharusnya usia yang telah memasuki babak kematangan, baik dari pemilihan tema dan gaya menggarap atau penyajiannya kepada pembaca. Okelah, dalam hal ini saya patut belajar banyak dan melecut diri untuk lebih konsisten dan konsekuen dalam ngeblog. Konsisten menulis secara teratur dan menggarap tema yang bermanfaat, lalu kosekuen menjalani sikap yang dipilih berdasarkan spirit blog. Konsekuen menolak job atau absen lomba yang bertentangan dengan semangat BBC.

Header baru, BBC!

Bulan ini pula saya mengubah nama blog ini menjadi Blog Belalang Cerewet yang saya pendekkan menjadi BBC. Oleh karena itulah BBC bukan merupakan singkatan dari British Broadcasting Corporation. Saya pilih kombinasi huruf ini dengan alasan kepraktisan saat disebutkan, yakni bibisi. Entahlah saya merasa penyebutan bibisi masih relatif mudah ketimbang bebece. Jadi BBC kita sepakati sebutannya dengan bibisi!

Hadir dengan logo baru, saya berharap semangat ngeblog pun turut terbangun. Menjadi semakin terpacu untuk menulis secara lebih teratur. Dan tentunya berbobot menurut manfaat yang bisa dipetik pembaca atau pengunjung. Logonya terbilang sederhana, maklum saya kerjakan sendiri, hehe.

BBC Mania

Seiring pergantian logo dan nama blog, saya merasa perlu memikirkan sebutan untuk pembaca setia atau para pengikut blog ini. BBC Mania, nama inilah yang akhirnya saya pilih untuk mewakili sidang pembaca. Bibisi Mania berarti sekumpulan orang yang punya minat terhadap konten dalam blog bertajuk BBC ini. Ini tentu saja sebuah ikhtiar atau lebih tepatnya doa agar pengunjung benar-benar menantikan setiap post di BBC karena ada manfaat atau sesuatu yang mereka dapatkan.

Menginjak usia ke-6 ini, saya berharap bisa menyelenggarakan sebuah kontes atau minimal kuis untuk para pembaca sekalian. Jujur saja masih bingung bagaimana konsep dan hadiahnya. Sebenarnya gagasan kuis atau lomba sih banyak, cuma kadang kebentok pada soal hadiah. Khawatir hadiah atau iming-imingnya kurang wah sehingga pemaca tidak tergugah. Semoga ada kesempatan dan sponsor yang melirik, hihi… #aminkansaja

Migrasi domain

Pada tahun kelima ngeblog, saya memutuskan untuk bermigrasi ke domain TLD .com dengan berbagai pertimbangan. Selain alamat blog yang berubah semakin pendek, TLD juga turut mendongkrak kinerja di Google atau webmaster lain. Bisa dibilang saya serius menggunakan blog untuk berbagi informasi lewat dunia maya, juga mendulang pundi rupiah dari kontennya.

Baca juga: Melejitkan Keunggulan Diri Dengan Top Level Domain .net/.com dari Dotcomforme

Dan betul, setelah berdomain .com, blog BBC perlahan-lahan mulai dilirik pihak lain untuk diajak bekerja sama. Sedikit demi sedikit, imbalan kerja sama tersebut bisa saya pergunakan untuk maintenance blog ini. Singkat kata, blog ini boleh dikatakan bisa berswasembada alias mampu mendanai kebutuhannya sendiri. Semoga saja terus demikian dan yang lebih penting, ada konten bermutu yang bermanfaat bagi netizen.

Migrasi domisili

Ada hal lain yang berbeda pada ngeblog saya pada tahun keenam ini. Sejak awal Februari lalu saya dan keluarga telah hijrah ke kampung halaman saya di Lamongan, setelah sebelumnya menumpang di Kota Hujan selama 11 tahun. Tak mudah memang pindah ke kota baru dengan cuaca yang perbedaannya ekstrem dengan Bogor.

Bahkan Bumi minggu lalu sempat sakit cukup parah hingga harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Kami anggap ini proses adaptasi terhadap hawa yang baru. Panas dan dingin bisa begitu nyata dampaknya. Selain itu, di tempat yang baru jarang dihelat kegiatan offline blogging, entah pelatihan maupun kopdar. Internet juga tidak selalu lancar seperti di kota besar.

Baca juga: Bogor, Buku, dan Belahan Jiwa

Apalagi bioskop, haha, kami harus menempuh 1,5 jam ke Surabaya–berbeda ketika di Bogor dulu yang banyak pilihannya. Sebelum pindah saya sempat mendapat hadiah berupa voucher belanja yang bisa diduga hanya bisa dipakai di kota-kota besar karena merchant berada di sana. Untuk itulah, solusinya adalah dilipat alias ditukar dengan alat tukar resmi Republik Indonesia. Hehe…

Tapi demi orangtua, apalah arti semua keluhan itu. Kami masih punya kesempatan untuk menyenangkan orangtua yang tinggal ibu. Keterbatasan dan kekurangan tentu saja tidak mudah, tapi juga bukan berarti akhir segalanya. Sebab nyatanya banyak orang yang kondisinya jauh lebih kekurangan dibanding kami saat ini.

Dan yang lebih penting, selama masih ada koneksi Internet, saya tetap bisa menulis di blog untuk berkabar kepada dunia. Syukur-syukur ada cipratan dolar eh rupiah, ya alhamdulillah…Terima kasih, WP! Terima kasih, BBC Mania!