Jangan Dengarkan Wanita

BELASAN TAHUN LALU saya menangkap sebuah kutipan dari seorang penulis asing yang dicetak di sudut sebuah tabloid. Sayang sekali lupa nama penulis dan redaksi kalimatnya. Intinya kira-kira: berkonsultasilah dengan wanita, lalu ambil langkah sebaliknya.

Ada nada inferioritas yang disematkan pada sosok wanita. Seolah-olah pendapat wanita tidak bermutu sehingga cukup didengar tanpa perlu dilaksanakan. Padahal kenyataan kerap membuktikan sebaliknya. Saat ‘my wave‘ berpesan sesuatu dan saya sengaja mengabaikannya, eh ndilalah kok ternyata peringatannya itu benar dan jadi kenyataan. Saya sering kecele akibat mempertahankan ego pribadi.

image

Superioritas kaum wanita tidak hanya ditunjukkan oleh Ratu Bilqees yang pernah menguasai kerajaan besar sebelum ditaklukkan Sulaiman. Dalam skala yang lebih kecil, hidup saya rasanya diwarnai oleh penaklukkan para wanita. 😂

Sewaktu SD, orangtua menuntut saya untuk selalu juara kelas. Tekanan itu jelas sangat menyiksa, apalagi di urutan kedua selalu ditempati teman cewek. Puncaknya awal kelas 5 saya tergeser oleh dia hingga ke posisi ketiga yang membuat saya tak berani pulang lantaran ada ancaman untuk menggembala sapi bila saya tak juara pertama. Sejak terima rapor hingga petang saya tiduran di pojok masjid kampung karena takut dimarahi.

Memasuki bangku SMP, tiga tahun berturut-turut, saya tak diberi ampun oleh teman cewek yang selalu menjadi bintang kelas. Mentok di posisi kedua atau ketiga, meski kali ini tekanan ortu tak terlalu besar karena skala sekolah makin luas. Sewaktu SMA posisi pertama bisa saya amankan sejak kelas 2 dan 3, itu pun harus bekerja ekstrakeras karena dibayangi teman perempuan tepat di urutan kedua.

Semasa kuliah, meskipun tak ada peringkat, nilai IPK tertinggi selalu direbut teman kami yang perempuan, entah seangkatan atau angkatan atas dan bawah. Bahkan dengan aktivitas organisasi yang padat pun mereka masih gesit meraih nilai yang cemerlang.

Kira-kira lima tahun lalu saya dan seorang teman lolos seleksi untuk posisi editor di sebuah perusahaan alih daya asal Jepang. Wawancara akhir bersama presdir (wanita) telah kami lalui. Esoknya saya mendapat email keputusan bahwa saya belum beruntung untuk diterima di perusahaan itu.

Belakangan saya ketahui lewat sebuah chat email ternyata teman tersebut yang terpilih diterima di sana. Gajinya cukup besar dan bisa dikerjakan di rumah. Kami telah saling mengenal dan berbagi proyek sebelumnya dan saya paham dia memang kompeten dalam bidang yang digeluti. Dan dia seorang wanita. OK, fine! 😅

Memasuki dunia blogging, keunggulan female bloggers tak terbantahkan. Sangat sering lomba-lomba bergengsi dengan hadiah mentereng dimenangkan oleh bloger wanita, bahkan tak jarang disikat habis oleh mereka untuk jajaran pemenang utama.

Yang lebih mengherankan, para bloger jawara itu punya jabatan rangkap: ya ibu rumah tangga, kadang plus karyawan swasta, dosen/guru, plus pebisnis, plus aktivis sosial, plus pegiat komunitas ini-itu, plus pembicara, penulis, dan aneka plus lainnya.

Bahkan di jaringan pertemanan FB saya tidak sedikit ibu-ibu atau warganet perempuan yang punya usaha sukses atau merintis bisnis yang potential, entah daring maupun luring. Diam-diam saya bertepuk tangan sambil berdoa agar sekali-kali bisa menundukkan mereka.

Itu kalau mereka sudi mengalah dan membocorkan rahasia keunggulannya. Biarlah saya menentang pendapat penulis tadi, sebab saya siap mendengarkan dan mengeksekusi hasil konsultasi. Adakah yang berkenan?

18 Comments

  1. Aduh jadi senyum-senyum baca nya, soalnya gue pernah baca juga salah satu artikel serupa, sehingga dijabarkan pula hal apa yang melatarbelakangi “semboyan” tersebut.

    Perempuan hebat itu kan bukan hanya karena “omongan’-nya ya Mas? 🙂
    Karena kaum hawa juga berusaha keras lho, mewujudkan makna “emansipasi” yang digaungkan hari demi hari, generasi demi generasi secara positif.

    Ah, tapi rasanya selalu masih ada saja cih yang meng-inferior-kan perempuan dengan berbagai alasan, entah dari kaum ‘macho’ atau bahkan sesama kami.

    Salam kenal. Nice post!

    Like

  2. Kayaknya bakal menyenangkan berdiskusi soal ini.
    Dan aku selalu kagum dgn orang2 yg punya pemikiran luas dan mendalam ttg bbrp hal yg justru dianggap remeh orang lain. Apalagi sampai meluangkan waktu untuk menuliskannya

    Like

  3. iya katanya mas, hati2 sama ucapan istri. hehe
    pernah denger seseorang cerita, ga boleh pergi sama istrinya, tar kecelekaan di jalan. eh, bener dong kecelakaan. entah doa atau mantra katanya 😀

    btw, tadi searching komen2 di blog sha. ada komennya walank ergea tahun 2012 dan ternyata mas rudi hehe

    Like

    1. Istri kadang cerewet tapi kadang banyak benernya. Wah dari tahun 2012 ya. Masih pakai walank ergea, sekarang pindah ke belalangcerewet.com hehehe. Apa kabar Bandung?

      Like

  4. Wanita itu memang dilahirkan mampu melakukan banyak hal dlm satu waktu, artinya banyak perempuan punya banyak kebisaaan sesuai kemampuan tentunya. Mungkn jg krn emansipasi wanita punya ruang banyak untuk berekspresi dan menggali potensi diri

    Like

  5. Wuih juara kelas trus mas..top. jadi nostalgia bacanya, pas sma malah posisi 1 dikelasku selalu cowo.. aku sempet ngerasain di urutan 2 ato 3 udah hepi. Trus pernah tiba2 mental jauh langsung mewek sesenggukan. Geleng2 sendiri klo inget hehehe. Klo perempuan katanya penuh firasat,makanya ati2 klo ga dengerin, katanya…. 😀

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s