Kesibukan Selama Sakit Kemarin

Akibat batuk mendera luar biasa beberapa bulan lalu, badan capai dan pikiran pun kacau. Untunglah tenggat pekerjaan akhirnya bisa saya selesaikan di sela radang tenggorokan. Walau harus minum obat dari dokter, yang selama ini sebisa mungkin kuhindari, saya tetap bersyukur karena bisa mengerjakan beberapa hal selama sakit. Setidaknya perasaan terhibur alih-alih fokus pada rasa sakit.

Sebenarnya tak ada hal istimewa dari kesibukan yang saya maksud–bahkan mungkin tidak layak disebut ‘kesibukan’. Hanya berupa sejumlah aktivitas kecil sebagai pelipur hati lantaran tak bisa pergi ke mana-mana, bahkan mengunjungi ibu. Meski sederhana, hal-hal itu nyatanya membahagiakanku.

‘Menjelajah’ Ciletuh Geopark

Setelah gagal ikut pertemuan bloger dalam acara yang dihelat oleh Kemenkes di Semarang, rasa sedih berikutnya menerpa lantaran tak berhasil berangkat ke Ciletuh, Sukabumi Jawa Barat. Dua-duanya tak daftar sih jadi wajar bila tak jadi ke sana. Kopdar di Semarang urung sebab saya menanti kedatangan ibu dari perjalanan haji. Tak mungkin saya pergi sementara beliau akan tiba.

Ajakan Nia untuk mendaftar untuk promosi wisata di Ciletuh juga terlewat sepertinya juga lantaran sudah tak enak badan ini. Ternyata Nia lolos untuk kedua acara tersebut dan saya lumayan terhibur oleh tulisannya mengenai Ciletuh yang sangat memukau seperti yang ia tampilkan di blognya berjudul Ciletuh Amazing Geopark : Awaken Your Five Senses Journey.

Selama sakit, entah mengapa nafsu makan meluap-luap padahal jelas banyak pantangan. Menu-menu pedas dan panas malah terbayang dan ingin disantap. Reportase Nia semakin bikin baper karena kuliner desa setempat yang ia kunjungi tak ayal menawarkan eksotika tertentu. Terbayanglah kelezatan makanan Sunda yang terkenal yahud.

Karena tak mungkin menatap layar monitor dalam waktu lama, saya memilih menyalin cerita Nia dalam file Ms Word yang kemudian saya bekukan dalam PDF tanpa gambar agar bisa saya nikmati dengan nyaman di layar ponsel. Hmm, nyam nyam, tergelitik rasanya urat-urat kuliner saya!

Bloger lain Mbak Inna Riana yang mengelola Dapur Ngebut semakin memperparah keadaan. Di fanpage-nya dia mengunggah sajian pedas manis yang sangat menggoda. Duh, sungguh ngiler berkali-kali. Mau cari menu yang sama eh kok di daerah kami terbatas pilihannya. Paling cuma bakso pedas yang tersedia. Warung Nasi Padang pun baru satu gerai dan belum menawarkan hidangan yang optimal sesuai ekspektasi.

Meski harus rela menanggung kerinduan rasa, terima kasih Nia buat ceritanya, thanks ya Mbak Inna untuk foto-fotonya!

Ubi dong

Pernah saya tulis di blog ini tentang kegemaran saya terhadap ubi. Menurut saya ubi adalah kudapan sehat dan nikmat. Dan yang paling penting, ia tidak dipantang oleh dokter. Tidak pahit di lidah, pulen dan lezat saat dikunyah. Hampir semua jenis ubi saya suka–apalagi ubi madu khas Cilembu Sumedang. Sayang di sini sulit mendapatkannya. Jadilah ubi lokal pun tetap nikmat.

Saking gandrungnya pada ubi, tak jarang saya mengolah sendiri umbi enak ini. Salah satunya pernah saya buat menjadi bola-bola ubi berisi cokelat meises yang sangat digemari anak-anak dan bapak-bapak, hehe. Silakan membaca resepnya di tulisan berjudul BOBOLUBIU CHOCOBINA, KELEZATAN COKELAT DALAM BALUTAN UBI UNGU.

Hal lain yang mengisi waktu saat sakit adalah membaca buku, baik buku pinjaman dari perpustakaan daerah maupun koleksi pribadi di rumah. Bacaan terbukti bisa menenangkan.

Ya, itulah hal sederhana saya saya lakukan selama didera sakit beberapa waktu lalu. Alhamdulillah sekarang sudah pulih dan beraktivitas lagi. Semoga tahun baru ini semakin sehat dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Bagaimana kabar BBC Mania semua? Kalau sakit biasanya ngapain aja?