“Wah keren banget, Yah!” ujar Bumi dengan mata berpijar ketika menyaksikan mobil-mobil mungil bergerak menyusuri sebuah sirkuit. “Ayo Dek kita main mobil-mobilan Shell!” seru Rumi kakaknya tak kalah bersemangat. Setelah menonton beberapa video dari Shell Eco-Marathon, Bumi lantas merebahkan diri di atas kasur, kepala bersandar pada bantal yang ditumpuk, sementara kakaknya memberi instruksi agar mobil dijalankan. “Reeengg…reengg!” deru mesin khas mobil balap segera meraung.
Rumi lalu bertanya mengapa Shell menghelat ajang itu. Saya ceritakan kepada mereka bahwa energi berbasis minyak bumi tersedia dalam jumlah terbatas. Hanya soal waktu saja bahwa suatu hari cadangan alam itu akan habis sehingga kita butuh mencari sumber energi lain yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Lewat Shell Eco-Marathon inilah ide-ide brilian akan dijaring.
Begitu tahu Indonesia juga ikut dan bahkan menang dalam ajang ini, Bumi langsung melesat meraih kertas kosong dan menggambar mobil impian masa depan. Sejak dua tahun lalu ia selalu memenuhi buku gambarnya dengan aneka kendaraan terutama truk-truk besar. Rumi tak mau ketinggalan; mereka akhirnya berkolaborasi merancang mobil sebagai berikut.
Dari Ampas Kopi
Tertarik pada solusi energi hemat, saya pun mengulik situs Shell. Sungguh tak pernah terpikir ternyata kopi yang selama ini saya konsumsi bisa menghasilkan energi. Adalah Arthur Kay yang mengamati bahwa penduduk London setidaknya menghabiskan 20 juta cangkir kopi dalam sehari dengan limbah berupa ampas mencapai 200.000 ton per tahun.

Seperti gerakan Make the Future yang diprakarsai Shell, Kay menyadari adanya potensi energi masa depan dengan cara mengubah limbah menjadi berkah. Maka terciptalah bio-bean yang melahirkan biofuel B20 untuk menggerakkan bus-bus di kota London. Siapa sangka dengan pikiran kreatif ampas kopi bisa diolah menjadi energi yang eco-friendly.
Minyak Goreng Bekas
Sedangkan di Cina Shell mendukung langkah MotionEco untuk mengubah minyak goreng bekas menjadi bahan bakar berkelanjutan. Di sana minyak goreng bekas kadang dijual secara ilegal ke restoran atau rumah makan yang tentu berbahaya bagi kesehatan. MotionEco lalu mendaur ulang minyak goreng bekas menjadi biofuel untuk kendaraan baik darat, laut, maupun udara.

Walhasil, sebanyak lima juta ton minyak goreng bekas yang dihasilkan di Cina setiap tahun akhirnya diolah menjadi biofuel dan dapat mengurangi gas rumah kaca akibat transportasi udara, darat, dan laut hingga 85%. Berkat dukungan dari Shell, MotionECO mampu mewujudkan ide energi yang eco-friendly menjadi kenyataan.
Harapan Dari Tebu
“Demi memenuhi kebutuhan mendesak di masa depan, maka kami menciptakan solusi energi yang diambil dari dalam tanah,” ujar Cristiano Borges, perwakilan Shell/Raizen. Ya, tanaman tebu yang kita temukan tumbuh di banyak wilayah rupanya bisa menjadi sumber energi organik yang eco-friendly.
Shell berinvestasi pada Raizen, perusahaan biofuel di Brazil yang memproduksi 500 juta galon etanol tebu per tahun. Etanol dari tebu Brazil dapat mengurangi emisi CO2 hingga 70% dibanding bahan bakar konvensional. Tak heran jika Raízen termasuk salah satu produsen biofuel terbesar di dunia. Hal ini diyakini mampu menjawab kebutuhan mobilitas yang akan semakin tinggi di masa mendatang.
Uniknya Shell Eco-Marathon
Dengan demikian Shell Eco-Marathon yang tahun ini memasuki season ke-34 bukan slogan kosong belaka. Semangat kreatif untuk menemukan sumber energi alternatif terbarukan dan eco-friendly memang telah menjadi narasi besar dan komitmen jangka panjang bagi Shell.
Semua bermula pada tahun 1939 ketika para pegawai Shell Oil Company di Amerika Serikat mengadakan taruhan tentang siapa yang mampu menjangkau jarak paling jauh menggunakan volume bahan bakar yang sama. Sejak saat itulah ajang itu merambah hingga benua lainnya, Asia dan Eropa. Yang paling penting, lewat ajang tersebut akhirnya muncul jenis-jenis energi yang beragam hingga memantik perbincangan mendesak mengenai energi masa depan.
Kompetisi ini unik setidaknya karena empat alasan. PERTAMA, ia mendorong generasi muda (dalam hal ini siswa dan mahasiswa) agar berpikir out of the box dan solution-minded demi memberikan kontribusi positif bagi terciptanya mobil masa depan yang ditenagai energi yang eco-friendly namun tetap irit dan aman untuk berkendara jarak jauh.
KEDUA, memupuk perdamaian. Karena dihelat di Asia, Eropa, dan Amerika maka di tengah suhu politik global yang memanas, ajang ini bisa meredamnya dan para peserta punya kesempatan saling mengenal dan bertukar ilmu melalui kontes yang produktif. Sportivitas akan mendorong mereka saling menghargai karya, kalah atau menang.
KETIGA, kerja sama dan kerja keras. Tak dapat dimungkiri soliditas tim adalah kunci dalam ajang bergengsi ini. Masing-masing divisi punya tugas yang saling memperkuat tim. Kompetisi ini akan melecut sikap pantang menyerah sembari tetap menghargai teamwork.
KEEMPAT, membangun kemandirian. Hadiah ribuan dolar yang disediakan Shell adalah insentif positif untuk mendorong pemenang agar terus mengembangkan kreativitas. Selain dihargai, mereka akan terangsang untuk mengambil keputusan strategis dalam mengelola dana tersebut secara produktif.
Sikat Habis
Tahun 2018 tim Indonesia menyapu bersih penghargaan Shell Eco-Marathon Drivers’ World Championship—yakni penghargaan bagi kendaraan tercepat dan paling hemat energi untuk kawasan Asia yang berlangsung 8-11 Maret di Singapura. Mereka menyisihkan 120 tim dari 18 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Terdapat dua kategori mobil yang dilombakan: Prototype dan UrbanConcept. Untuk kategori Prototype, para pengemudi harus menyesuaikan pada bentuk mobil yang aerodinamis, dengan merebahkan diri ke belakang untuk berkendara sejauh 1,2 km.
Sedangkan kategori UrbanConcept, mobil yang dilombakan mirip dengan kendaraan yang sering kita lihat sehari-hari. Karena dirancang agar cocok dikendarai di jalan besar, konsekuensinya bodinya lebih berat dan kurang irit bahan bakar dibanding mobil versi Prototype. Kendati demikian, mobil UrbanConcept tetap mampu mencetak skor unggul dibanding kendaraan masa kini.
Nah, dari kategori inilah akhirnya diambil juara best-of-the-best yang layak berlaga di ajang Drivers’ World Championship skala regional. Juara pertama adalah UGM, disusul tim ITS Surabaya pada posisi kedua dan tim Universitas Negeri Yogyakarta sebagai juara ketiga–mereka semua akan terbang ke London untuk mengikuti Grand Final melawan tim Eropa dan Amerika tanggal 8 Juli nanti.
Adapun tim NUST Eco-motive dari Pakistan diganjar penghargaan Perseverance and Spirit of the Event sebab telah menyumbangkan spare part mobil mereka kepada 20 tim lainnya setelah mobil mereka gagal lolos dalam inspeksi teknis.

Jadi tak sabar siapakah yang akan keluar sebagai pemenang di Inggris nanti dan bakal diajak tur ke markas Ferrari di Italia seperti tim Indonesia tahun 2016 lalu. Nah, apakah Anda punya ide untuk solusi energi masa depan? Jangan ragu untuk meriset dan mewujudkannya, gaes! Kadang sebuah ide sederhana ternyata punya efek yang berdaya guna. Siapa tahu bakal didukung Shell. Mau?
Wah Bumi pasti anak yang cerdas yah. Gambarnya bagus. Umur brapa sih Buminya mas?
LikeLike
Bumi sekarang menuju 6 tahun, Mbak. Memang hobinya gambar otomotif terutama truk besar sejak dua tahun lalu.
LikeLike
keren ya acaranay dan programnya , mantap
LikeLike
Iya, Mbak. Jadi tahu banyak soal opsi sumber energi lain yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
LikeLike
Keren banget podium bisa didominasi dengan anak Indonesia
LikeLike
Betul, Kak.
LikeLike
Bumi dan Rumi anak2 cerdas yg mungkin bagian dr tim shell eco marathon masa depan mas Rudi.
LikeLike
Iya semoga begitu, Mbak. Bisa kasih kontribusi bermanfaat untuk bumi.
LikeLiked by 1 person
pretasi mahasiswa sekarang keren-keren bisa ikut ambil bagian menjadi solusi make the future energy
LikeLike
Iya Mas. Mereka enggak kalah kreatif.
LikeLike