Selamatkan Teluk Jakarta Dari Konspirasi Jahat Demi Kedaulatan Maritim NKRI

“SEJAK SEMULA saya tidak setuju dengan perpanjangan kontrak JICT bagi asing. Untuk apa diperpanjang kalau Bangsa Indonesia sendiri bisa mengelolanya? Saya kemudian mencurigai adanya sesuatu yang tidak beres dari proyek perpanjangan itu. Apalagi, perpanjangan kontrak dilakukan jauh-jauh hari sebelum habis waktunya itu, ternyata melanggar Undang-undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.” Mantan Menko Kemaritiman Dr. Rizal Ramli menulis hal ini dalam pengantar sebuah buku berjudul Melawan Konspirasi Global di Teluk Jakarta.

Buku tersebut menyoroti konspirasi tingkat tinggi oleh Hutchison Port Holdings (HPH) Ltd yang berbasis di Hongkong terhadap JICT atau Jakarta International Container Terminal yang memang punya nilai ekonomi sangat tinggi. Bahkan termasuk lima besar penyumbang penghasilan tertinggi bagi HPH. Lebih lanjut Rizal Ramli menulis, “Saya ingatkan, bahwa selain melanggar UU, perpanjangan kontrak yang tidak dilakukan dengan tender terbuka itu indikasi merugikan negara. Dan benar saja, audit investigatif BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menemukan indikasi kerugian sebesar Rp 4,08 triliun di JICT dan Rp 1,86 triliun di Koja.”

Senada dengan Rizal, pakar komunikasi Ade Armando berpendapat dalam buku ini bahwa SDM Indonesia sudah belajar mengenai pengelolaan pelabuhan peti kemas secara mandiri dan menguasai teknologi yang dibutuhkan tanpa memerlukan keterlibatan pihak asing. Modal asing boleh masuk selama dimanfaatkan demi manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia.

Buku yang ditulis Ahmad Khoirul Fata dan Md Aminudin ini mau tak mau membelalakkan mata kita terhadap rekayasa licik dan perlu menjadi perhatian pemerintah sesegera mungkin. Bertempat di Sanggar Maos Tradisi (SMT) Sleman, Yogyakarta, buku ini dibedah oleh tiga narasumber yakni Dr. Arie Sujito (sosiolog UGM), Dr. Aris Arief Hidayat (dosen Lemhanas), dan Nova Sofyan Hakim (ketua Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia) yang mengangkat tema besar refleksi kemerdekaan atas kedaulatan pelabuhan Indonesia.

“Kami tertarik menulis buku Konspirasi Global Teluk Jakarta karena ini adalah isu global yang penting,” ujar Fata. “Bahkan kaca mobil Mas Nova ditembak, ada yang di-PHK, dan teror lainnya,” imbuhnya sewaktu berbicara dalam forum. “Kita punya sejarah panjang  dalam mengelola laut, kok sekarang kita tidak mengelola sendiri, kenapa harus oleh orang lain?” ujar Fata lagi.

IMG-20180815-WA0021
Ahmad Fata, salah satu penulis buku/Foto: Kiki Handriyani

Dalam proses protes dari Serikat Pekerja memang tak jarang terjadi intimidasi bahkan ada karyawan yang dipenjarakan akibat ulah bulus petinggi yang terlibat. Pelanggaran demi pelanggaran tercatat begitu gamblang namun mengapa belum dilakukan penindakan tegas terhadap para pelaku yang berkomplot. Nova Sofyan Hakim, ketua FPPI (Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia), yang akrab dipanggil Nova, membeberkan sejumlah fakta mencengangkan mengenai konspirasi di JCIT-Koja.

IMG-20180815-WA0020
Nova dari FPPI/Foto: Kiki Handriyani

Beberapa infografik berikut akan menjelaskan bagaimana konspirasi ini bisa terjadi hingga berapa taksiran kerugian yang dialami negara menurut BPK.

Dkn9vbOUwAA8ECrDkn-NgoV4AAoS8_

Dkn4Xb2UwAArmdq

Rieke Diah Pitaloka, Anggota DPR RI sekaligus ketua Pansus Pelindo II mengamini bahwa mulusnya perpanjangan kontrak ini tidak lain adalah akibat ulah para mafia pemburu rente yang memiliki jaringan kuat multinasional. Anehnya, meskipun bukti-bukti pelanggaran dan kerugian negara itu sudah terhampar di depan mata, namun hingga hari ini belum ada sinyal dari pusat kekuasaan untuk membatalkan kontrak tersebut.

IMG-20180815-WA0027
Dr. Arie Sujito menyampaikan dukungannya bagi SP JICT./Foto: Kiki Handriyani

Sosiolog UGM Dr. Arie Sujito mengusulkan agar Serikat Pekerja (SP) JICT melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi guna membahas kasus pelik ini. “Diskusi buku seperti Konspirasi Global Teluk Jakarta ini perlu diangkat ke media sosial agar rakyat lebih banyak yang tahu,” kata Ari. Maka relevan jika sore itu isu konspirasi JICT menjadi trending topic nomor 2 di Twitter Indonesia. Lebih jauh Ari menegaskan bahwa buku yang siang itu dibedah dapat menjadi momentum tepat bagi SP JICT. “Saya mendukung penuh perjuangan SP JICT,” ujarnya menutup ulasannya.

IMG-20180815-WA0028

Sedangkan Dr. Aris Arif Mundayat dari Lemhanas menyatakan Indeks ekonomi market Indonesia turun dari 0,7 menjadi 0,4. Mengenai perjuangan SP JICT ia berujar, “SP tidak bisa berdiri sendiri, dia harus kerja sama dengan stake holder, namun tetap berdiri sendiri tanpa afiliasi dengan apa pun.”

Buku ini sangat strategis di tengah konspirasi berskala global yang tengah berusaha menguasai aset nasional dan tentu saja merugikan bangsa Indonesia. Sudah saatnya mewujudkan kedaulatan maritim NKRI dengan mandiri dalam pengelolaan sumber daya yang memang mampu kita kuasai. Baca buku ini dan temukan semangat nasionalisme untuk tetap berkontribusi pada negeri.

2 Comments

  1. Sangat menarik. Jadi terbesit pertanyaan bodoh: apa kerugian bagi serikat pekerja? Apakah serikat pekerja menjadi terlibat karena merasakan suatu kerugian nyata (mungkin berupa pendapatan yang kurang atau kondisi kerja yang tidak baik), ataukah terutama semangat nasionalistik? Dari tulisan ini kok saya jadi penasaran sama fakta-fakta terkait persoalan ini.
    In any case, bagus lah issue ini diangkat. Asal jangan dipolitisir terkait Pemilu tahun depan. Ngomong-ngomong, menarik ya, ketua Pansus Pelindo II yang kritis terhadap perpanjangan kontrak bermasalah itu anggota parpol pengusung kepala negara saat ini. Haha…

    Like

    1. Serikat Pekerja mewakili pekerja yang rata-rata berstatus alih daya, Mas. Dan tentu status seperti ini merugikan sebab banyak hak yang dikebiri. Sejak perpanjangan kontrak juga iklim kerja jadi tak nyaman sebab para petinggi berbeda kepentingan dengan pekerja. Nasionalisme tentu juga yang mendorong mereka. Insyaallah bukan untuk memberatkan langkah presiden petahana melaju jadi capres lagi karena narasumber juga memuji Jokowi seputar kemajuan infrastruktur maritim nasional secara umum. Terbukti dari kekritisan Rieke sebagai partai pengusung presiden. Semoga ada win-win solusion.

      Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s