Alasan orang menyerah bisa sangat bervariasi, sama banyak dengan alasan kita untuk tidak bersyukur. Sama banyaknya dengan alasan yang sering kita pakai untuk mengutuk keadaan, yang tak ideal atau sesuai harapan kita. Seringkali alasn-alasan itu sengaja kita ciptakan untuk melakukan pembenaran atau justifikasi terhadap keadaan yang tidak nyaman, yang tidak mengenakkan. Alih-alih membaik, kondisi malah semakin terpuruk akibat akumulasi alasan yang kita rekayasa.
Orang menyerah banyak sebabnya, sebagaimana orang yang terus berjuang untuk mengupayakan keberhasilan juga didorong oleh berbagai sebab. Ada penyemangat di balik setiap aksi, ada sekian sebab dalam setiap apologi. Kebetulan beberapa waktu lalu saya menemukan sebuah materi dalam bentuk infografik yang menyinggung sejumlah alasan mengapa orang akhirnya menyerah dalam mengerjar mimpi atau hal yang ia cita-citakan. Rasanya tema seperti ini tak akan lekang dimakan zaman karena selalu relevan sampai kapan pun, apalagi di tengah wabah atau pandemi yang tak kunjung terhenti saat ini.

1 | Mengharap hasil yang cepat
Hidup bukanlah mi instan yang bisa dimasak begitu cepat dan disajikan dalam waktu yang singkat. Bahkan untuk menyantap sepiring mi goreng instan pun dibutuhkan serangkaian langkah sampai mi matang dan siap dimakan. Kecuali kalau Anda beli mi instan di warung atau kedai khusus, itu beda soal. Tak ada faedah jika kita mengharapkan hasil yang cepat dari upaya yang kita kerjakan. Harus bersabar sampai impian terwujud.
2 | Tidak percaya diri
Ini persoalan klasik yang juga saya hadapi. Berat banget menaklukkan perasaan bahwa saya mampu melakukan sesuatu. Tidak percaya pada kapasitas diri yang sebenarnya sanggup menuntaskan suatu pekerjaan atau proyek adalah sikap berbahaya. Kepercayaan diri adalah modal besar sebelum melakukan suatu hal. Bahkan jika kita belum menguasai sesuatu, kita tetap bisa melakukannya asalkan punya kepercayaan diri dan mau belajar.
3 | Berkutat pada masa lalu
Apa guna memikirkan masa lalu jika hal-hal pahit yang berbau kegagalan hanya akan memberatkan langkah kita menuju pencapaian kesuksesan? Berkaca untuk belajar boleh saja, tapi jangan biarkan pikiran berkutat dan terjebak terlalu larut dalam kepedihan masa silam.
4 | Fokus pada kesalahan
Semua orang berbuat salah, to err is human, begitu kata pepatah Inggris. Tak masalah jika kita pernah melakukan kesalahan, tapi jangan merutuk keadaan dan menyalahkan diri sendiri akibat kesalahan yang hanya akan menggerogoti kekuatan jiwa. Harus cepat move on!
5 | Mencemaskan masa depan
Weep not the past, fear not the future, begitu kata penulis kenamaan Bernard Shaw. Jelas mengatakan bahwa masa lalu jangan membuat kita terpukul dan masa depan jangan dikhawatirkan. Lakukan yang terbaik dan berdoalah agar impian tercapai.
6 | Tak mau berubah
Satu-satunya yang pasti dalam hidup ini adalah perubahan. Demikian kita sering dengar atau baca dari berbagai sumber. Kalau tak mau berubah, kita akan sulit maju karena dunia terus berubah. Kita mesti beradaptasi dan berinovasi kalau ingin maju dan berkembang. Jangan harap bisa sukses kalau perubahan kita hindari. Bukankah tercapainya cita-cita juga merupakan perubahan dari kondisi kita saat ini?
7 | Tak menggunakan kekuatan
Coba telisik kekuatan dan kelebihan yang kita miliki. Kekuatan bukan hanya berupa bakat atau kemampuan, tetapi bisa pula mewujud dalam bentuk jaringan atau kemampuan membangun network. Berdayakan kemampuan Anda untuk mendongkrak tercapainya impian.
8 | Fokus pada kelemahan
Sebagai manusia biasa, kelemahan tak bisa kita hindari. Saya pribadi kerap merasa saya didera sifat medioker yakni keadaan pas-pasan dalam segala hal termasuk kecakapan. Hal ini tidak benar karena sekali kita fokus pada kelemahan maka kelemahan itu akan menguat sehingga energi positif kita malah hilang.
9 | Merasa dunia harus melayaninya
Mirip anak-anak, ada orang dewasa yang masih berpikiran bahwa dunia dan segala isinya harus melayani mereka. Orang dan makhluk lain harus tunduk demi memuluskan cita-citanya tanpa ia harus berusaha dengan keras. Tentu ini padangan yang salah karena dunia bisa kita dapatkan lewat upaya sengaja secara kontinu dan perjuangan.
10 | Lebih takut gagal ketimbang ingin sukses
Mana yang lebih besar dorongannya: mau sukses atau takut gagal? Kalau faktor kedua yang lebih dominan, bersiaplah untuk menyambutkl kegagalan dan didera kebosanan. Bangkitkan semangat untuk maju dan melakuka hal-hal baru.
11 | Tidak memvisualisasikan kemungkinan
Kemungkinan itu nyaris tak terbatas untuk menggambarkan betapa peluang sangat banyak yang bisa kita raih dan wujudkan. Perlunya memvisualisasikan kemungkinan tak bisa disepelekan karena dengan visualisasi maka pencapaian bisa terukur lewat sekian target kecil dan bertahap. Setidaknya kita punya bayangan apa saja yang akan kita hadapi dengan melakukan visualisasi.
12 | Merasa harus kehilangan sesuatu
Merelakan sesuatu hilang bukanlah kesalahan karena hakikatnya hidup berarti siap kehilangan. Namun merasa harus mengorbankan sesuatu tanpa berusaha terlebih dahulu tentulah hal konyol yang harus kita hindari. Kerjakan PR kita sebelum melepaskan sesuatu dari genggaman kita. Jangan jadikan seolah kita korban.
13 | Terlalu ngoyo
Terlalu ngoyo bukan hanya akan membuat badan dan pikiran kita kelelahan, tetapi juga membuat kita kehilangan visi dan energi yang dibutuhkan untuk mengejar cita-cita. Bekerja keras harus tapi jangan memvorsir tenaga sehingga energi utama malah terbuang sia-sia.
14 | Merasa masalahnya begitu istimewa
Janganlah merasa kita ini martir seolah-olah kitalah orang paling menderita di dunia ini. Masalah yang kita hadapi adalah masalah serupa yang dihadapi orang lain juga. Tak ada yang istimewa sehingga kita tak perlu mengharap perlakuan istimewa dari dunia. All we have to do is do our best and submit to God without complaining as if we’re man of misery.
15 | Memandang kegagalan sebagai sinyal untuk mundur
Kegagalan itu biasa, sering terjadi dalam kehidupan kita. Gagal dalam sebuah proyek, gagal menikah, gagal dalam karier, itu banyak dialami orang di seluruh dunia. Namun kegagalan sejati adalah hilangnya semangat untuk terus mencoba dan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan.
16 | Mengasihani diri sendiri
Mengasihani diri sendiri mungkin terdengar romantis tap itu berbahaya karena kita bisa merasa manja dan butuh kasihan dari orang lain seolah kita paling menderita. Mengasihi berbeda dengan mengasihani, maka berhati-hatilah dalam menerapkan keduanya. Mengasihani diri sendiri biasanya malah membuat kita melankolis dan enggan mencoba lagi, atau malah bisa menyalahkan orang lain.
Itulah hal-hal yang biasa membuat orang menyerah, mungkin kita pun pernah mengalaminya.
Aku masih suka terganggu sama masa lalu, jadinya seringkali ngerasa down. Akibat ada beberapa keputusan di masa lalu yang sampe sekarang masih bikin menyesal. Hahaha. Kadang dibawa tidur pas bangun udah hilang sih perasaan itu. Cuma kalo pas nggak bisa tidur atau bukan waktu yang pas/pantas buat tidur, ya uwis uring-uringan deh sampai tiba bisa menyendiri dan atau tidur. Aku tahu nggak bisa begini terus, tapi let’s see.
LikeLike
Iya, Mas. Harus bangkit dan lupakan masa lalu yang pahit. Jadi plajaran aja.
LikeLike