Sarapan pagi sering disebut sebagai makanan paling penting dalam sehari. Maklumlah karena santapan di awal hari memang berfungsi sangat signifikan, salah satunya sebagai modal beraktivitas demi memasok energi selama sehari penuh. Masalahnya menu sarapan sungguh sangat beragam, beda kota beda tradisi. Justru inilah yang menarik.
Sekitar 15 tahun lalu saya menemani seorang konsultan bisnis asal Kanada yang datang ke Jawa Tengah untuk memberikan pelatihan bagi para ibu pengusaha di beberapa tempat. Saat bersantap pagi di sebuah hotel di Kudus, saya mendapatinya hanya mengudap beberapa potong buah sebagai menu sarapan. Sungguh bukan saya banget, hehe. Badan segede itu kok kuat ya makan gitu doang, begitu saya pikir.
Saya pun meraih piring dan menuangkan nasi goreng secukupnya karena jujur saya enggak berani sarapan buah sebab tidak terbiasa. Khawatir pingsan pas jadi juru bahasa hari itu, haha. Sungguh konyol ya! Nah, ngomongin menu sarapan, sejak pindah ke Lamongan saya dan istri sering sekali mengudap makanan tradisional yang kami beli di pasar setempat.

Seperti bisa BBC Mania lihat, kue-kue memang berbahan pangan lokal. Onde-onde, lepet jagung, ketimus, surabi, tiwul, dan sawut adalah beberapa di antaranya. Jangan tanya rasanya, tentu sangat lezat karena lidah saya memang ndeso, hehe. Harganya sangat murah dan awet juga kok kenyangnya karena tak jarang mereka berbahan karbohidrat.
Tapi sesekali kami juga memanggang roti sebagai menu sarapan pagi. Anak-anak suka, kami pun menikmatinya. Pada akhirnya, bukan soal tradisional atau modern, bukan lokal atau internasional, akan tetapi mengenai pilihan paling ideal sesuai kemampuan kantong dan kadang sejarah citarasa yang kita rekam dalam lidah masing-masing.

Kue cucur 🤤
LikeLike
Betul, Kak. Enak banget kan jajanan tradisional? Hehe
LikeLiked by 1 person