Pandemi sudah berlangsung selama lebih dari 6 bulan tapi belum menunjukkan penurunan kasus apalagi terhentinya wabah. Banyak yang terpengaruh oleh pandemi global yang datang di luar dugaan ini. Pola orang berinteraksi, berkomunikasi, belajar, dan mencari uang pun harus disesuaikan dengan perubahan di era kelaziman baru. Era new normal bukan hanya menuntut orang membatasi perkumpulan fisik, tapi juga sikap kreatif karena mereka lebih banyak bertahan di rumah sesuai anjuran protokol kesehatan.
Pilihan untuk stay at home membawa konsekuensi tersendiri yang mungkin selama ini tak pernah dibayangkan. Salah satu dampak nyata dari tetap tinggal di rumah adalah kecenderungan untuk mager alias malas bergerak. Kalau tak cerdik mengelola waktu dan cerdas mengisinya dengan kegiatan bermanfaat, salah-salah kita malah tergoda untuk asyik menatap layar gawai atau laptop dan lupa waktu. Kalau dimanfaatkan untuk mencari celah rezeki sih tak masalah, tapi jika digunakan untuk bermedsos ria dan main game saja maka akibatnya bisa serius.

Gaya hidup sedentary dapat memicu munculnya banyak penyakit berbahaya seperti sakit jantung, kolesterol, diabetes, tekanan darah tinggi, osteoporosis dan gangguan metabolisme yang lain. Selain itu, kurang gerak akibat menonton gawai terlalu lama bisa membuat malas mandi dan berganti baju. Saat baju basah akibat keringat, maka tubuh akan semakin lembap. Nah, ha itu rentan memicu perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan bau badan. Belum lagi camilan tertentu bisa mendorong keringat tak sedap.
Empat kiat mudah
Tak elok kan jika kelamaan bertahan di rumah malah membuat kita dekil dan tak percaya diri saat berhadapan dengan orang lain? Bayangkan jika kita harus bertemu klien, bau badan bisa menghilangkan potensi mendapatkan rezeki. Lebih parah lagi kalau orang penting yang akan kita temui adalah calon pasangan atau calon mertua. Tak terbayang mereka mau merangkul kita jadi bagian dari keluarga besar jika kesan pertama sudah menyebalkan.
Berikut ini adalah beberapa kiat yang bisa dicoba agar kita tetap percaya diri tanpa gangguan bau badan atau obesitas akibat terlalu banyak duduk dan mengemil. Jangan takut, tips atau jurus-jurus ini terbilang mudah dilakukan, baik cara maupun biayanya. Jadi tak ada alasan untuk memilih gaya hidup tak sehat yang bisa menggerogoti kepercayaan diri.
1 | Tampil segar
Bergaul dengan orang yang bersih dan segar adalah kenikmatan tersendiri. Orang-orang akan bangga berteman dengan kita yang pandai menjaga kesehatan diri, termasuk kesegaran badan sehari-hari. Itu menjadi semacam daya tarik dalam pergaulan. Kepercayaan diri bisa dibangun dari self esteem atau penghargaan atas diri kita.
Self esteem berarti kemampuan mengapresiasi, menghargai, menyukai, dan mempercayai diri kita. Penghargaan itu penting karena akan terlihat dari sikap, penampilan, dan emosi kita di depan orang lain. Penghargaan bisa dimulai dari menjaga kesegaran tubuh dengan mengonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, mandi teratur, memijat wajah, membiasakan tersenyum dan bila perlu menggunakan deodoran yang tepat.
Adapun soal jenis deodoran, entah berbentuk roll on, spray, atau lotion, pastikan kalian memilih deodorant yang bagus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kulit masing-masing. Deodoran roll-on ditawarkan dengan harga terjangkau dan pemakaiannya lebih hemat. Namun kemasan yang bulat cenderung berat untuk dibawa dan butuh waktu untuk kering di ketiak setelah dioleskan.
Jika tak akrab dengan deodoran lotion, silakan pilih deodoran spray yang boleh jadi salah satu deodoran terbaik. Cara pakainya praktis, kemasannya ringan dan travel-friendly, dan kecil risikonya untuk meninggalkan noda pada pakaian. Deodoran spray bisa lebih cepat habis jika tidak waspada menyemprotnya. Selain itu, konon penggunaannya kurang ramah lingkungan maka harus dihemat.
2 | Olahraga
Selama pandemi jangan lupa untuk rutin berolahraga. Berolahraga bukan hanya dapat menjaga kebugaran fisik tetapi juga menjernihkan pikiran. Badan sehat, pikiran tenang. Olahraga secara teratur, sesederhana apa pun gerakannya, akan membentuk badan yang sehat ideal. Penampilan fisik yang baik, dengan badan berat dan tinggi yang proporsional, akan memengaruhi kepercayaan diri saat tampil di depan umum atau bergaul dengan banyak orang.
3 | Belajar hal baru
Selain kesegaran wajah dan kebugaran tubuh, kepercayaan diri bisa dibangun dengan penguasaan keterampilan tertentu. Jangan jadikan pandemi sebagai alasan untuk tidak menimba ilmu atau pengetahuan baru. Setidaknya manfaatkan waktu di rumah untuk mengasah atau memperdalam keterampilan yang pernah dimiliki.
Kita bisa dalami digital marketing karena saat ini momentumnya tepat untuk memasarkan barang atau jasa tanpa batas. Kita juga dapat belajar menulis atau berlatih fotografi menggunakan smartphone yang semakin banyak tersedia. Pengetahuan baru akan membuat kita mantap bergaul dengan penuh percaya diri.
4 | Kegiatan filantropi
Dulu saya sering dirundung perasaan tidak berharga, salah satunya akibat penyakit kronis yang lama saya derita yakni infeksi saluran kemih. Belasan tahun hidup dengan sindrom ini membuat saya enggan melakukan hal-hal besar di luar potensi. Ibaratnya, sakit itu jadi alasan untuk bisa live to the fullest. Saya jadi merasa orang lain selalu lebih baik daripada saya; lebih pintar, lebih hebat, begitu seterusnya. Termasuk dalam dunia blogging.
Ternyata self esteem yang rendah memengaruhi keutuhan kepercayaan diri. Saya sampai merasa malu mendekati wanita untuk dilamar sebagai pasangan hidup. Itu semua akibat pikiran yang terkooptasi oleh kelemahan dan bukan kelebihan diri. Perasaan malu dan cemas kadang menghantui walaupun tak sampai jadi depresi. Visi hidup akhirnya turut kabur sebab takut gagal dalam banyak hal.

Dengan tekad membangun mindset yang lebih baik dan self esteem yang sehat, saya pun mendirikan Bright English Institute tahun 2008 bersama seorang kenalan kantor. Les gratis itu berjalan baik selama 3 tahun dan kesehatan saya membaik. Kenalan itu lantas saya sunting dan mendampingi saya hingga kini. Saya jadi sadar bahwa self esteem berperan sangat penting dalam hidup. Dan itu bisa dibentuk salah satunya lewat kegiatan filantropis atau aktivitas sosial.
Kebiasaan berbagi atau terlibat dalam aneka kegiatan nirlaba lambat laun membuat saya semakin termotivasi dan mencintai diri sendiri. Ini bagian penting dari self esteem yang saya rasakan. Teringat teori Abraham Maslow, saya merasakan bahwa self-esteem ternyata mendasari motivasi saya untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan mencapai aktualisasi diri yakni lewat kegiatan amal tersebut.
Agar kepercayaan diri meningkat
Menutup tulisan ini, saya ingin membagikan kiat agar self esteem meningkat yang akan berdampak positif pada terdongkraknya kepercayaan diri. Penghargaan diri sangat signifikan membentuk motivasi hidup dan kesuksesan kita. Yang penting, hindari perasaan minder dan meremehkan diri sendiri. Setelah itu, turunkan standar pencapaian sesuatu yang pefeksionis. Ini saya terapkan dalam lomba blog; beberapa kali kalah tak masalah karena itu proses pembelajaran yang penting.
Kedua, perbanyak self-talk atau senandika yang positif. Berbicara pada diri sendiri secara positif akan membentuk self esteem yang sehat. Jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh pikiran-pikiran negatif. Coba katakan ‘Stop!’ atau ‘Cukup!” untuk mengenyahkan setiap pikiran buruk yang muncul. Lalu fokuslah untuk memotivasi diri.
Ketiga, stop membandingkan diri dengan orang lain. Ini saya alami sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan berbuah kekecewaan. Apa yang kita punya masing-masing jelas berbeda, jadi tak perlu dibandingkan. Hargailah setiap kepemilikan dan pencapaian. Self esteem bukan soal siapa yang lebih unggul atau lebih baik, tapi soal bagaimana kita bisa menerima dan fokus pada kelebihan diri. Alih-alih dengan orang lain, lebih baik bandingkan dengan diri kita yang dahulu.
Keempat, lakukan hobi yang menyenangkan. Tak ada salahnya punya pampering moment atau menyenangkan diri sendiri. Saat melakukan hal yang kita sukai, kita biasanya bersemangat dan banyak berpikir positif. Hobi membaca, memasak, menulis, naik gunung, atau bikin video bisa dilakukan kapan saja. Bahkan jika ditekuni, hobi itu bisa mendatangkan rezeki selama pandemi.

Kelima, hindari lingkungan yang toxic. Wabah yang berlangsung cukup lama telah melahirkan suasana yang tidak kondusif, tak terkecuali di perumahan kami. Warga yang patuh pada protokol kesehatan rupanya dianggap tidak solider seolah tak mau bersosialisasi. Padahal itu semua demi keselamatan bersama. Untuk mengatasi hal ini, kami membatasi interaksi betul-betul demi menghalau pengaruh toxic itu.
Orang-orang toxic hanya menyebabkan munculnya perasaan negatif yang pada akhirnya berpengaruh buruk pada self esteem kita. Jika kita dirundung rasa marah, takut, dan keengganan untuk bergaul dengan orang-orang di suatu lingkungan, wajib diwaspadai itu kondisi toxic. Demi kesehatan fisik dan mental, juga agar bisa mencintai diri sendiri, menghindari dan menarik diri dari lingkungan itu adalah wajib hukumnya.
Uniknya, orang-orang yag suportif seringkali bisa kita temukan dalam acara amal atau kegiatan sosial dengan basis kepedulian sesama. Sekali lagi itulah pentingnya terlibat aktif dalam kegiatan filantropi. Manfaatnya bukan hanya meningkatkan self-esteem yang sehat tetapi juga memupuk kepercayaan diri karena kita merasa berharga telah berhasil membuat orang lain bahagia lewat andil yang kita kerjakan. Silakan coba agar kita tetap percaya diri bahkan selama pandemi.
Follow back kak
LikeLike
Oke, siap!
LikeLike