Bertambahnya kemampuan atau kondisi fisik yang lebih baik pada bayi selalu menfjadi hal menarik bagi orangtua, terutama para ibu. Perkembangan dari bulan ke bulan senantiasa dipantau untuk memastifkan bayi menjalani fase normal sesuai harapan. Mulai dari respons indra sampai menanti gigi bayi tumbuh, semua momen dilalui dengan penuh kegembiraan sekaligus rasa penasaran. Para ibu pun tekun belajar dan menambah ilmu untuk dapat memahami bayi secara lebih baik.
Tak bisa dimungkiri, setiap polah dan perubahan fisik pada bayi setelah lahir atau pada balita menawarkan hiburan tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikannya. Gerak kaki, lirikan mata, dan kepolosan senyum bayi hampir selalu mengundang kegemasan orang dewasa. Apalagi jika gigi bayi tumbuh perlahan, kekaguman pun semakin membuncah.
Ketika gigi bayi tumbuh, makin sempurna kebahagiaan ibu.
Bermula dari gigi susu
Kemunculan gigi pada bayi biasanya dimulai dari gigi susu, yang kemudian tanggal, dan akhirnya diganti dengan gigi yang permanen. Orangtua harus bersabar dalam menemani pertumbuhan setiap gigi tanpa mengharapkannya terlalu cepat tumbuh atau sebaliknya. Setiap proses harus dijalani secara alami. Oleh karena itu gigi harus dirawat dengan baik karena dampak positifnya turut berpengaruh pada tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Saya jadi teringat pada masa 8-10 tahun lalu ketika Duo Xi terlahir dengan sehat dan gigi tumbuh dengan sempurna. Ketika gigi susu mereka tumbuh atau yang populer dengan sebutan teething, mereka berdua punya pengalaman yang berbeda. Si sulung mengalami demam saat tumbuh gigi susu sedangkan adiknya tidak. Bisa dibayangkan memang betapa nyerinya gigi yang merobek gusi anak.
Perlu dipahami bahwa selama teething, tubuh bayi mengeluarkan zat kimia tertentu yang berfungsi merangsang pemisahan antara gusi dengan gigi. Setelah melewati proses ini, selanjutnya gigi bayi akan terus tumbuh menembus permukaan gusi. Walau teething pada bayi tertentu disertai demam, itu hal normal dan yang paling penting ibu akan semakin diliputi kegembiraan melihat anaknya semakin lucu.
Bagaimana sebenarnya proses tumbuh 20 buah gigi susu pada bayi? Tentu saja tidak mencuat begitu saja secara bersamaan. Dengan memahami proses bagaimana gigi bayi tumbuh, orangtua dapat merawat gigi si kecil dengan benar.
| 0-3 Bulan: gigi bayi awal
Sebenarnya saat berupa janin dalam kandungan, proses pertumbuhan gigi sudah berlangsung. Lebih tepatnya sejak janin berusia kira-kira 6 minggu, bahkan belum genap satu bulan gigi mulai berproses. Pada beberapa kasus ada pula bayi yang lahir sudah punya gigi, dan itu wajar sehingga tak perlu dikhawatirkan. Bayi akan mengalami pertumbuhan gigi sebagaimana mestinya setelah itu.
| 3-8 bulan: muncul gigi susu yang pertama
Pada saat inilah para ibu biasanya deg-degan karena menanti gigi bayi muncul. Menurut pengalaman kami, si sulung dan adiknya mulai tumbuh gigi sejak usia 6 bulan. Akan tetapi perbedaan fisiologis dan tingkat pertumbuhan menyebabkan bayi yang masih berusia 3 bulan sudah memiliki gigi. Sekali lagi ini bukan keanehan.
| 8-12 bulan: gigi seri atas tumbuh
Gigi seri pada bayi akan terus tumbuh sampai usianya mencapai 12 bulan atau 1 tahun. Gigi seri samping atas mulai bermunculan lalu menginjak usia 12-13 bulan umumnya bayi sudah punya gigi seri atas yang lengkap. Perlu perhatian ibu agar pertumbuhannya optimal.
| 12-16 bulan: gigi seri bawah tumbuh
Adapun gigi seri atas biasanya tumbuh terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan kemunculan gigi seri bawah. Pada usia 12 sampai 16 bulan, gigi seri samping bawah akan mencuat perlahan-lahan guna melengkapi deretan gigi seri lengkap bayi.
| 16-24 bulan: gigi taring dan geraham mulai muncul
Gigi taring bayi mulai tumbuh pada usia 16 hingga 22 bulan. Gigi taring atas muncul terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan pertumbuhan gigi taring bawah pada usia 17-24 bulan. Gigi geraham kemudian tumbuh untuk membantu anak mengunyah makanan agar menjadi lebih halus.
| 2-4 tahun: gigi susu anak berjumlah lengkap
Pada fase inilah jumlah gigi susu bayi lengkap sebanyak 20 buah. Gigi susu ini tumbuh semua dan berfungsi dengan baik. Jangan khawatir jika pertumbuhan 20 gigi susu berlangsung lebih awal atau lambat. Yang penting pastikan anak mendapat asupan gizi yang seimbang agar kesehatan giginya terjaga.
Waspadai masalah pada gigi susu
Orangtua harus mewaspadai gangguan pada gigi susu sehingga potensi itu bisa ditekan atau dikendalikan sejak dini. dengan memahami bentuk-bentuk masalah pada gigi susu bayi, kita bisa menyiapkan perawatan yang dibutuhkan.

Masalah pertama yang terjadi biasanya gigi berubah warna. Ini terjadi bisa akibat anak yang malas menyikat gigi. Bisa pula ia sudah menyikat, tapi belum dilakukan dengan benar. Makanan tertentu yang dimakan dalam jangka waktu lama juga dapat memicu perubahan warna pada gigi susu.
Kedua, gigi sensitif yakni akibat rusaknya enamel yang melindungi bagian terluar gigi. Enamel bisa rusak karena anak malas menggosok gigi. Asam pun tercipta dari bakteri-bakteri di mulut. Kondisi gigi sensitif menyebabkan anak menjadi rewel akibat rasa nyeri pada gigi bersangkutan, terutama ketika anak mengonsumsi makanan terlalu panas atau terlalu dingin.
Masalah ketiga yang mungkin terjadi adalah gigi gerlubang. Ini masalah serius yang harus diwaspadai orangtua. Jangan biarkan anak memakan permen, cokelat, dan kudapan tertentu secara berlebihan tanpa kontrol. Bahkan minum susu dari botol dengan rebahan pun dapat memicu rusaknya enamel gigi.
Jika anak malas menggosok gigi dan terus mengonsumsi makanan seperti itu, maka bakteri akan berkembang biak yang lama-lama menimbulkan plak gigi. Plak inilah yang kemudian membuat gigi berlubang jika tak segera ditangani dengan serius.
Cara merawat gigi susu
Oleh karena itu, orangtua wajib memahami cara-cara efektif untuk menangani masalah tersebut. Pemahaman ini akan menumbuhkan kesadaran pada diri anak untuk selalu menerapkan pola hidup sehat sesuai ajaran orangtuanya.
Pertama, kenalkan anak pada aktivitas menyikat gigi dengan menyediakan sikat gigi yang khusus dirancang untuk anak-anak. Sikat gigi anak haruslah punya kelembutan ekstra, jauh berbeda dengan sikat gigi orangtuanya. Sesuaikan model dan bentuknya agar pas dengan mulut si kecil.
Pada tahap awal cukup gunakan air tanpa pasta gigi. Basahi sikat dengan air, lalu gosokkan ke gigi susu yang baru tumbuh secara lembut. Pada saatnya nanti gunakan pasta gigi yang khusus dibuat untuk anak-anak karena punya karakter yang khas.
Coba pilih Pepsodent Junior karena rasa buah-buahan di dalamnya akan membuat anak bersemangat menyikat gigi. Ada sensasi tersendiri saat pasta menyentuh gigi. Pepsodent Junior telah diformulasikan secara khusus untuk gigi susu anak sehingga dapat membantu melindungi dan menjaga gigi susu mereka dengan cara aman dan nyaman.

Kedua, ajak anak untuk rutin menggosok gigi sebanyak dua kali dalam sehari, yakni sesaat sebelum tidur dan saat bangun pagi. Jika ingin menggosok gigi setelah makan, pastikan gerakannya aman sehingga tidak merusak gusi atau menimbulkan rasa sakit. Yang tak kalah penting, hadirlah selalu saat anak belajar menggosok gigi. Pendampingan orangtua bukan hanya bisa meluruskan gerakan yang salah tapi juga membuat anak merasa dihargai dan percaya diri.
Ketiga, berilah contoh untuk mengonsumsi buah dan sayur yang bagus untuk kesehatan gigi, seperti apel yang secara alami bisa membersihkan gigi dengan baik. Jaga asupan gizi agar selalu seimbang guna mengimbangi kebutuhan harian anak. Lengkapi dengan konsultasi dan perawatan gigi secara teratur di dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Dengan mengetahui kapan gigi bayi tumbuh dan memahami apa saja ancaman masalahnya, kita bisa menyiapkan diri untuk bisa mengatasinya dengan baik tanpa harus menunggu parah. Senyum ibu akan semakin utuh begitu gigi bayi tumbuh dengan sempurna, membiaskan senyuman polos yang selalu dinanti-nanti.