“Bayangkan, Mas, bayi masih merah begitu harus dioperasi karena ada kelainan pada jantungnya?! Untunglah ayahnya sudah ngurus BPJS, jadi biaya ratusan juta sepenuhnya digratiskan!” begitu cerita seorang teman yang pernah bekerja sekantor tentang keponakannya yang mengalami kelainan jantung tak lama setelah dilahirkan. Dia bersyukur sebab telah mengingatkan sang adik untuk memiliki rekening BPJS Kesehatan sebagai proteksi atas keluarga kecilnya.

Saya dan istri tak banyak berkomentar selain ikut bergembira atas solusi untuk keluarga adiknya. Jelas betul bahwa BPJS Kesehatan sebagai Sistem Jaminan Sosial Nasional telah memberikan kenyamanan dan solusi efektif bagi keluarga yang ditimpa musibah tak terduga, dalam hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan. Dengan premi yang terjangkau, proteksi kesehatan yang diberikan sungguh meringankan dan memuaskan.
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2016 waktu kami masih tinggal di Bogor. Saat itu kami santai saja sebab masih punya uang yang cukup sehingga tak memandang perlu mengurus layanan asuransi BPJS Kesehatan. Terbayang ribetnya karena sebelum memutuskan pindah ke Lamongan, status kami mengontrak rumah dengan alasan kepraktisan. Perbedaan alamat di KTP dan alamat domisili rasanya akan menimbulkan kerumitan saat mengajukan keanggotaan, begitu pikir saya.
Andaikan ditanggung BPJS
Pandangan kami sedikit berubah ketika si bungsu mendadak sakit parah. Demam tinggi dan lemas membuat kami menyimpulkan ia terkena hepatitis, apalagi disertai mata keruh dan sekitar wajah yang membiru. Segera kami bawa ke rumah sakit terdekat yang segera diminta untuk dirawat di ruang isolasi. Sayangnya mencari ruang seperti itu tidak mudah, jadilah kami bawa ke sebuah rumah sakit dengan layanan HCU (High Care Unit).

Dirawat di sana beberapa hari ternyata cukup besar biayanya. Memang masih ada di deposito yang terpaksa kami cairkan padahal itu untuk kebutuhan lainnya. Kami bersyukur di bungsu diperbolehkan pulang dengan syarat kontrol di kemudian hari. Hingga pulang, dokter belum mengetahui apa penyebab sakit si bungsu sampai kadar HB dalam darahnya menurun drastis sampai ia collapse.
Kenangan pahit itu jadi pengalaman berharga betapa memiliki asuransi tetaplah penting, setidaknya sebagai cadangan untuk meringankan ketika musibah datang tak terduga. Andaikah sudah punya BPJS Kesehatan, niscaya beban kami tak akan terlalu berat. Namun nasi sudah menjadi bubur, paling tidak kami jadi sadar tentang pentingnya jaminan sosial sebagai proteksi kesehatan keluarga.
1 Comment