Tenang Melahirkan Berkat BPJS Kesehatan

Mendapatkan keturunan bagi pasutri tentu anugerah besar yang sangat didambakan. Perasaan gembira tak bisa digambarkan ketika buah hati akan segera singgah ke dunia. Terbayang tangis dan gelak tawa renyah balita yang akan menghiasi malam-malam di sebuah rumah. Begitulah yang dirasakan bulik atau bibi saya ketika akan melahirkan putri keduanya.

Bibi saya ini memang lebih muda dari saya sebab ia lahir dari istri kedua kakek setelah istri pertamanya meningga. Singkat kata bulik dibawa ke rumah sakit bersalin karena sudah berada pada masa HPL atau Hari Perkiraan Lahir. Dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan pada bayi. Suaminya setuju saja asalkan itu terbaik buat istri dan buah hatinya.

Bayi lahir dengan selamat dan sehat. (Foto: freepik dotcom)

Untung ada BPJS

Yang menjadi persoalan adalah biaya bedah caesar cukup besar tiga tahun lalu, mendekati 10 jutaan di kota kami. Dia bekerja sebagai pemborong pengerjaan rumah warga atau fasilitas umum dari desa ke desa. Sayangnya, setahun terakhir pekerjaan sedang sepi yang berimbas pada minimnya pemasukan. Walhasil, operasi caesar bagi istrinya menjadi solusi tapi sekaligus bikin kecut hati. Bayinya bisa lahir tapi biayanya bikin khawatir.

Alhamdulillah, berkat akun BPJS Kesehatan yang ia rutin bayarkan, layanan itu bisa mereka nikmati. Bayi mungil bernama Mayang akhirnya dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin di Jl. Pahlawan, tak jauh dari Pasar Induk kota kami. Dibantu kepala dusun setempat, proses klaim BPJS berjalan lancar dan memuaskan. Begitulah, memang sudah menjadi kebiasaan bahwa kasun atau kepala dusun diandalkan dalam berbagai masalah warga, termasuk hal-hal yang menyangkut klaim asuransi kesehatan warganya.

Begitu Mayang berusia setahun dan bisa dipegang neneknya, sang ibu atau bulik saya mencoba melamar pekerjaan di sebuah pabrik di kecamatan sebelah. Syukurlah lamarannya diterima dan sampai kini ia aktif bekerja di sana selama 6 hari dalam sepekan. Kini orderan membangun rumah pada suaminya semakin sepi sehingga pekerjaan baru bulik menjadi sandaran keluarga.

Sisi baiknya, sang ayah bisa lebih banyak menemani putri mereka sambil tetap berikhtiar mencari orderan. Pada saat yang sama, dapur terus berkepul dan premi BPJS Kesehatan bisa terus dibayarkan sebagai proteksi kesehatan keluarga yang amat mereka butuhkan di masa mendatang. Dan ternyata betul, awal Januari silam keluarga mereka mendapat ujian yang lagi-lagi tertolong berkat BPJS Kesehatan.

1 Comment

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s