Setangkai Rumput Kering dalam Gulungan Surat Cinta yang Mengalir menuju Samudra dalam Siraman Cahaya Rembulan Pucat Dini Hari Itu Akhirnya Menjadi Kidung Misteri dan Eulogi bagi Sang Kapten Sebelum Cinta Biru Menyambutnya Begitu Damai

"Percuma aku jadi kapten," berulang-ulang Kapten Bhirawa mengucapkan kalimat itu. Seolah kata-kata begitu saja terletup dari bibirnya. "Percuma. Percuma, percumaaaa..." tiba-tiba suaranya melengking, meraung-raung membelah kesunyian malam. Continue reading "Setangkai…