Cara Asyik Parenting dengan Buku Catatan Mainan DIY Anak

img_20160914_093345_hdr-01

Judul: Catatan Mainan DIY Anak
Penulis: Virginia Tanumiharjo, Fenny Masudah, Husna Ika Putri Sari, Anies Anggara, Stella Sutjiadi
Penerbit: Bypass
Tahun Terbit: Cetakan Kedua, Mei 2016
Harga: Rp125.000
Tebal: 132 halaman, Ukuran: 21 x 29,7 cm
ISBN: 978-602-1667-477

 “Play is the highest form of research.” –Albert Einstein

HOREEE! BUKU yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Buku dengan sampul cantik dan isi yang bergizi. Bukan tanpa alasan kami menanti buku ini. Selain tidak mudah mencari buku yang cocok untuk konsumsi anak-anak (baik dari pertimbangan budaya maupun harga, hehe), buku ini disajikan dengan gambar-gambar atraktif dan menarik.

Sebanyak 50 ide proyek swakarya (do-it-yourself) yang ada dalam buku ini juga sangat mendukung perkembangan Rumi yang memilih pola model pendidikan homeschooling. Jadi tak alasan bagi kami untuk tidak menjelajahi isi buku ini bersama Rumi (6,5) dan Bumi (4,1). Label harga 125 ribu rasanya sepadan dengan muatan yang ditampilkan.

Senang bukan kepalang

Kali pertama melihat sampul bukunya, duo jagoan kami langsung kegirangan. Tak sabar ingin segera mencoba beberapa proyek yang sesuai dengan minat mereka. Kami pun menyambut antusiasme mereka dengan respons positif. Segera kami buka lembar demi lembar untuk menyeleksi jenis permainan yang paling mungkin dieksekusi dalam waktu dekat.

Semula kamilah yang berniat memilih proyeknya, namun ternyata pilihan tersebut kurang ideal. Akhirnya kami serahkan kepada mereka berdua tentang proyek mana yang akan kami garap untuk kesempatan pertama. Jujur saja, dulu sewaktu kami masih kanak-kanak, belum pernah menjumpai buku dengan aneka permainan edukatif seperti ini. Maklumlah tinggal di kampung di kota kecil paling banter hanya bisa membaca majalah anak-anak bermaskot kelinci itu, hehe. Itu pun tak rutin lantaran harga dan akses membelinya susah.

Bajak Laut Berlayar!

Walhasil, saya dan istri kadang tergoda juga untuk memilih jenis permainan yang kami sukai, hehe. Semacam pelampiasan masa kecil, haha. Namun apa mau dikata, Rumi dan Bumi tetap yang menentukan suara. Dan proyek pertama jatuh pada pembuatan kostum bajak laut. Selepas lebaran beberapa bulan lalu, tantenya menghadiahi mereka buku cerita tentang bajak laut. Kisahnya rupanya masih membekas, hingga nama tokohnya, di benak mereka.

d0.jpeg
Diskusi untuk menentukan siapa yang kebagian apa.

Tadinya saya cenderung ingin membuat board game sederhana (hal. 31), namun terpaksa mengalah pada duo bajak laut. Hari pertama kami pun sepakat mengabulkan permintaan mereka. Toh bahan-bahannya mudah dan murah. Saya sebut mudah karena bahan-bahan tersebut tidak harus dibeli di toko khusus pernak-pernik mainan. Malah banyak bahan yang sama sekali tidak perlu dibeli–makanya saya sebut murah.

Termasuk bahan untuk membuat kostum bajak laut ini. Hanya dibutuhkan beberapa lembar kertas koran bekas. Koran baru juga boleh loh, tapi kan sayang hehe. Dengan bantuan gunting, lem, dan selotip–topi dan pedang bajak laut pun beres. Tinggal mengikuti instruksi setiap langkah, dijamin tuntas. Untuk hook di tangan, kami gunakan gelas bekas cookies. Inilah asyiknya buku ini. Karena bersifat ide, maka bahan bisa kita modifikasi sesuai ketersediaan. Termasuk benang yang kami ganti dengan tali rafia, haha….

IMG_20160915_095805_HDR-01.jpeg
Setting panggung berupa kapal.

Setelah semua peranti selesai, ternyata muncul ide untuk membuat kapal tiruan dari kardus yang banyak tersedia di rumah. Imajinasi sih oke, tapi eksekusinya mungkin kurang top. Harap maklum, bukan profesional. Tapi perlu diingat, kegiatan swakarya ini bukan soal pro atau amatir, melainkan bagaimana bekerja sama untuk membangun bonding atau ikatan dengan anak melalui aktivitas interaktif. Saya sendiri berpendapat, tak perlu khawatir melakukan modifikasi atau improvisasi pada setiap permainan.

Yang penting anak belajar dan bersenang-senang. Sama seperti ketika kami gagal membuat teropong kertas yang bagus. Tak perlu risau. Rumi langsung bergerak ke kotak mainan untuk mengambil teropong plastik yang sudah lama tak digunakan. Dan…action! Kapal sudah dihiasi ombak laut dan ikan-ikan yang melompat. Sampai ada seekor gurita (atau ubur-ubur?) yang ikutan nongol, hehe.

Wayang Gigi

Karena sedang giat-giatnya menyikat gigi, mereka kemudian memilih Wayang Gigi (hal. 94) sebagai percobaan berikutnya. Kali ini prosesnya sangat mudah dan lancar karena penulis sudah menyiapkan template berupa gambar-gambar untuk dimainkan. Bila pada proyek pertama saya lebih dominan, maka pilihan kedua ini memberi kesempatan kepada mereka sebesar-besarnya.

Kami serahkan semua pengguntingan kepada mereka berdua guna melatih motorik halus dan hasilnya sudah cukup lumayan. Selain melatih kesabaran, aktivitas ini juga memungkinkan mereka mengenal nama-nama gigi, cara menyikat yang baik, dan berimajinasi lewat kisah gigi yang kotor. Hasilnya memuaskan, bahkan hingga kini si kuman dan tokoh gigi masih dipergunakan untuk cerita imajinasi mereka yang lain. Kids!

d9.jpeg
Pagi-pagi sebelum berangkat mengaji, Bumi tetap semangat menggunting–tak mau kalah dari kakaknya.

Setelah rampung dan Bumi berangkat ke tempat mengaji, Rumi pun bermain sendiri–tentu saya dampingi. Begitu adiknya pulang, rumah segera ramai kembali dengan kisah gigi. Selain menggosok gigi, entah cerita imajinatif apa yang mereka mainkan. Semangat terus….

This slideshow requires JavaScript.

Akhirnya, Board Game!

Senang sekali karena board game jadi juga kami bikin. Alat dan bahannya semua sudah tersedia. Kebetulan di rumah masih tersisa kertas karton dari acara TK Rumi beberapa bulan lalu. Saya hanya membantu menggambar alur board-nya, sementara Rumi kebagian menuliskan angka dan mewarnai. Dan tak ketinggalan, ia juga menghiasi area luar dengan gambar-gambar sesuai imajinasinya. Menurut penjelasannya, Rumi telah menggambar buah pisang, Planet Saturnus, rumput, roket, televisi, rumah, jaket, bintang, Planet Bumi, pohon, hingga api neraka. Bisakah Anda menemukannya? 😀

d4.jpeg

Sore harinya saat Bumi ikut bergabung, Rumi rupanya masih punya ide lain. Jadilah papan karton itu akhirnya ia tambah dengan gambar ular dan tangga seperti permainan ular-tangga yang pernah ia lihat di buku. Saya ikut bermain dengan menggunakan pion berupa ikan mainan dan kepiting. Permainan memang menjadi lebih seru dengan naik turun karena ular dan tangga. Selain belajar berhitung, Rumi juga belajar bersabar untuk menunggu giliran dan bersikap sportif saat kalah atau terpaksa turun. Inilah asyiknya!

d2.jpeg
Gambar terususs….

Diorama Siang-Malam

Kata diorama jelas menarik minat Rumi. Model tiruan suasana siang dan malam ingin sekali dia praktikkan. Template sudah tersedia di halaman akhir buku. Ia tinggal menggunting sesuai garis dan keliling lingkaran. Gambarnya yang bagus membuat Rumi kian bersemangat untuk memainkannya. Sekali lagi, bahan-bahannya sangat mudah kita jumpai di rumah.

Nah, karena kami tak punya karton, maka kami gunakan kardus bekas agar setiap gambar lebih tebal dan berputar lancar saat dimainkan. Hasilnya oke juga, hehe. Setelah stik eskrim dilekatkan pada gambar A, masalah pun muncul. Kami tak punya paper fastener sesuai petunjuk. Tiba masa, tiba akal. Hehe. Kami masih menyimpan beberapa buah push pin atau alat tusuk kertas di softboard. Karena panjangnya melebihi dua gambar, maka ujung push pin yang tajam kami tutup dengan irisan karet penghapus. Intinya buat keamanan buat anak-anak saat bermain.

Rumi dan Bumi pun gembira memainkannya. Permainan baru yang belum pernah mereka coba. Menggerakkan gambar untuk membentuk diorama yang sesuai. Saat pagi/siang, maka di jendela rumah akan muncul gambar anak tersenyum menyambut matahari. Saat digeser ke malam, rembulan dan bintang akan terlihat di atas sedangkan di jendela terlihat bayangan hitam sebagai penanda malam.

d3.jpeg
Siap dimainkan.

Selain mengenal konsep perubahan waktu secara sederhana, anak juga tengah melatih hand dexterity (keterampilan tangan) yakni kemampuan untuk mengoordinasikan tangan dan gerakan jari-jari untuk memanipulasi obyek. Di sini otot-otot kecil dilatih untuk melakukan gerakan-gerakan yang harmonis. Tampaknya sederhana, tapi besar manfaatnya,

d.jpeg
Kombinasi game: kuman ikut menyerang saat malam hari. 😛

Plus-Minus

Masih banyak kegiatan lain yang akan kami eksplorasi. Masih ada Kelereng Titik Air, Balancing Robot, Kismis Berdansa, Menara Es, dan seabrek proyek menarik lainnya. Empat aktivitas ini sudah cukup menggiurkan pembaca kan? Udah dong, hehe. Sebelum menutup resensi kali ini, perlu saya cantumkan beberapa plus dan minus buku ini.

Beberapa nilai plus buku ini antara lain sebagai berikut.

1. Fisik Buku

Wujud fisik buku dengan ukuran besar sangat memikat karena memungkinkan ditampilkannya gambar-gambar memukau di dalamnya dalam sajian full color. Kertas yang digunakan pun eksklusif; cukup tebal sehingga tidak mudah terlipat atau rusak. Nyaman saat digunting dan dibuka-buka. Dengan cetakan yang berkualitas, setiap ide permainan jadi tampak makin menawan–terutama bagi anak-anak.

2. Tips dan Info 

Tidak melulu berbicara soal mainan edukatif, buku ini dibuka dengan lampiran berisi tips bagaimana memberikan aktivitas bersama anak berkebutuhan khusus. Informasi semacam ini akan membantu orangtua untuk memodifikasi permainan sesuai kondisi dan kemampuan anak. Selain itu, disisipkan pula tahapan tumbuh kembang anak usia dini mulai dari perkembangan fisik, kognitif, bahasa, hingga sisi sosial-emosional. Semua disajikan menurut rentang usia anak. Asyik kan jadi bisa mengenali perkembangan anak masing-masing?

d8.jpeg

3. Penulis Berkompeten 

Salah satu pertimbangan memilih buku tentu dari sisi penulisnya. Bila penulis memiliki kompetensi dalam bidang yang ditulis, kita akan bergerak mempraktikkan isinya dengan penuh percaya diri. Nah, para penulis buku ini memiliki latar belakang beragam tetapi relevan, mulai dari psikolog pendidikan, praktisi pendidikan khusus, guru TK hingga praktisi parentingAbove all, seluruh isi dalam Catatan Mainan DIY Anak ini sudah dipraktikkan sehingga tidak perlu diragukan.

4. Dilengkapi Template 

Pada beberapa jenis permainan, kita tinggal menggunting model template yang disediakan di akhir buku lalu mengikuti perintah tahap demi tahap. Ini sangat memudahkan dan meringankan tugas orangtua. Anak-anak juga bisa terlibat aktif dalam proses menggunting atau menempelnya.

5. Mudah dan Berguna 

Sudah saya singgung di awal, semua ide permainan dalam buku ini mudah dipraktikkan. Bahan-bahan mudah didapatkan, proses pembuatannya pun tidak rumit. Yang paling penting, anak bisa ikut dilibatkan sehingga bisa terjadi interaksi dengan orangtua. Di sinilah terjadi proses parenting karena anak dan ortu membangun komunikasi serta saling memahami kemampuan. Aktivitas yang ditawarkan memiliki manfaat yang penting bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun emosional.

Satu-satunya kekurangan buku ini adalah peletakan template yang beririsan. Beberapa template terletak pada satu lembar (depan-belakang) sehingga kita hanya bisa memilih satu template saja karena harus terjadi pengguntingan. Sebagai contoh, saat kami ingin memainkan Diorama Siang-Malam (hal. 41), kami harus merelakan template untuk DIY Memory Game (hal. 42) karena template keduanya bersisian. Satu digunting, yang lain ikut, sehingga tak bisa lagi dipakai.

Patut diduga mungkin ini untuk menekan cost atau ongkos cetak yang memang cukup tinggi untuk halaman berwarna. Bisa sih diakali dengan memfotokopi halaman itu, tapi harus keluar duit lagi hehe. Atau saran saya, tentukan prioritas, mana permainan yang lebih mendesak atau lebih menarik dieksekusi.

Selebihnya, asyiklah. Pokoknya ini cara asyik parenting yang menghibur. Bagi kita, bermain mungkin kurang kerjaan. Tapi Einstein sendiri bilang, bermain itu bisa jadi titik vital untuk mengungkap sesuatu. Saat bermain, kondisi otak rileks sehingga proses menggali sesuatu menjadi tidak terasa. Main dan belajar, bisa dikerjakan bersamaan. Kalau sobat BBC-Mania tertarik pada mainan bayi yang bisa merangsang kemampuan kognitif motorik mereka, langsung saja kunjungi parentsquads.com, portal lengkap tentang parenting dan rekomendasi kesehatan. Selamat berlibur!

Advertisement

21 Comments

  1. Saya beli buku ini ditawari teman karena anaknya salah seorang penyusunnya. Kena todong. Hehe…Lah belum saya apa2in. Untuk cucu, masih kekecilan. Disimpan deh, ga akan ketinggalan jaman. Trims ya reviewnya keren, langsung praktek bersama Rumi Bumi.

    Like

    1. Iya, Mbak. Banyaik ide permainan seru yang bakal memanjakan anak-anak di rumah. Selain mengasyikkan, mereka juga belajar banyak hal lewat setiap permainan seperti dijelaskan di pembukaan tiap permainan. Cocok banget buat kado atau hadiah buat anak-anak. Sangat membantu orangtua.

      Like

  2. Pingback: LESSON PLAN RAMADHAN – PRESCHOOL – Sabumi

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s